DOR
DOR
DOR
DOR
All down!
Begitu mudahnya aku menjatuhkan papan kayu tersebut dengan hanya sekali bidikan.
"Bravo... good shot, Lex." Ucap uncle Aldrich yang sudah berdiri disampingku.
"What are you doing here?"
"Your father wants to meet you."
"I'm busy."
"C'mon Lex." Aku menatap tangan uncle Aldrich yang memegang pundakku.
"Kalau begitu, temui Ibu kamu... she worried about you."
Well, memang aku belum menemui siapapun sejak kejadian kemarin. Aku terbangun di pagi-pagi buta dan langsung pergi menuju tempat latihan menembak dimana tempat ini adalah salah satu tempat yang sering aku kunjungi jika sedang banyak pikiran.
"Fine." Aku memang tidak bisa menolak jika Ibuku yang meminta.
"Temui mereka di mansion. I have to go, son."
Aku hanya mengangguk lalu menatap punggung uncle Aldrich yang mulai menghilang dari pandanganku.
Aku menarik napas dengan dalam lalu mengusap wajahku dengan kasar. Menemui Ibuku adalah sesuatu yang mudah, tetapi ayahku? It's not easy for me!
Aku mengendarai white superfast car milikku yang aku dapatkan saat aku berusia 17 tahun, hadiah dari Ibuku tentu saja.
Jarak mansion dari tempat latihan menembak ini tidak lah jauh, hanya memakan waktu beberapa menit dengan kecepatan di atas rata-rata tentu saja.
"Where are they?" Tanyaku pada salah satu pelayan setelah berhasil menginjakkan kaki di mansion ini.
"Ruang makan, Tuan."
Aku berjalan dengan cepat menuju ruang makan yang terletak di sudut mansion ini.
Berjalan lurus hingga kakiku terhenti begitu saja melihat adegan di hadapanku dan memilih untuk bersembunyi di balik tembok.
"Hmh... Luke... not here baby."
Really?
Apa mereka tidak tahu tempat? Walaupun sudah berumur, mereka masih saja terlihat romantis dan tidak malu memperlihatkan keromantisan mereka di depan umum.
Aku mendengar suara tawa kecil Ibuku yang pastinya sosok pria paruh baya yang sangat ia cintai itu berhasil membuatnya bahagia.
"Stop it... our son is here."
Aku mengernyitkan dahiku mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Ibuku itu. Kata son yang ia maksud sudah jelas tertuju padaku karena tidak ada siapapun selain mereka di ruang makan itu.
"Alexander..."
"Come here, my boy." Ibuku a.k.a Delilah Johnson Maximillan sudah mengulurkan tangannya dan mau tidak mau aku keluar dari persembunyianku dan berjalan ke arah mereka.
"Oh my God... Alex... are you okay?" Ibuku menatapku dengan panik karena goresan memar di pelipisku belum memudar.
"I'm okay mom."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAXIMILLAN
ActionSEQUEL SURREPTITIOUS 21+ *** Alexander Maximillan Putra sulung Delilah dan Luke Maximillan. Keturunan bangsawan. Pewaris utama Max Group. Sangat tampan. Cerdas. Sungguh idaman bukan? Tetapi di balik itu semua, kepribadian Alex sangat berbading terb...