5

208 10 0
                                    

"Are you in position?"

"Yes. I'm ready"

"Good."

"They're still inside. No movement yet." Ucap Harry yang pastinya sedang mengamati kabin itu menggunakan pembidik snipernya.

Aku memencet microchip ditelingaku untuk menonaktifkan komunikasi dengan Harry.

"Le's go, Kevin."

Aku memberikan tanda untuk Kevin agar kami berpencar. Aku akan masuk lewat jendela belakang, dan ia akan memancing para mafia itu lewat depan.

Thank God! Hanya satu pria yang menjaga di bagian pintu depan kabin. Aku yakin Kevin akan mengatasinya dengan mudah.

Aku mengintip dan berusaha memeriksa keadaan di dalam kabin tersebut. Mataku langsung tertuju pada seorang gadis yang duduk di kursi dengan tangan dan kaki yang terikat. Walau aku tidak bisa melihat wajah gadis itu sepenuhnya, aku bisa merasakan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.

"Now, Kevin." Ucapku lewat microchip itu dan

DOR

One down!

Twelve left!

"Sialan!!!"

Kegaduhan terjadi di dalam sana akibat tembakan dari Kevin yang menumbangkan mafia yang berjaga di depan itu.

"Periksa cepat, bodoh!!" Ucap salah satu pria dengan tatto di seluruh lengannya itu. I could say, he's the alpha!

"Run, Kevin." Ucapku.

Sekitar tujuh orang pria langsung bergegas keluar mencari keberadaan asal tembakan itu.

Aku yakin saat ini mereka sedang mengejar Kevin.

DOR

DOR

DOR

DOR

DOR

Suara tembakan saling sahut menyaut dan aku bisa mendengar dari antara tembakan tersebut, suara khas tembakan sniper juga terdengar yang berarti Harry sedang beraksi mengatasi para pria yang mengejar Kevin itu.

Okay! Itu berarti aku harus mengatasi ke lima pria yang masih ada dalam kabin tersebut.

DOR

Aku tanpa ragu memecahkan kaca jendela tersebut dan kemudian dengan sangat cepat...

DOR

DOR

DOR

DOR

DOR

Peluruku berhasil mengenai tepat di kepala mereka.

All down!

Aku bergegas melompati kaca jendela tersebut dan masuk ke dalam kabin.

"Lara Candice Morgan?" Tanyaku sambil berusaha membuka ikatan tali di tangan dan kakinya.

Ia hanya mengangguk dan menatapku dengan shock. Oh my God! Her eyes... it's so beautiful blue eyes! Aku sedikit tertengun melihat gadis itu...

she's so damn beautiful!

Okay! Sadarlah Alexander!

"Let's go." Aku mengulurkan tanganku berusaha meraihnya tetapi dengan tiba-tiba,

BUG

Arghhhhh

"Really?!" Teriakku tidak percaya. Gadis itu menghantam kepalaku dengan kayu yang tajam yang ia ambil di atas lantai hingga aku bisa merasakan pelipisku mengeluarkan darah.

MAXIMILLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang