42

47 2 0
                                    

"What took you so long?"

"I'm sorry, well you know we can't go fast without you, Alex. Dan lagipula tempat ini terlalu terpencil, kami sempat tersesat untung saja kami tidak kehilangan signal pada pelacak di kalungmu itu. It's not easy."

Pria itu berjalan mendekati kami dan memberikan Alex dua buah pistol.

"Thank you, Kevin."

Ya! It's Kevin.

"Are you alone?" Tanya Alex.

"C'mon guys. Kita tidak punya banyak waktu. Harry tidak bisa menahan mereka terlalu lama."

It's Mia! Wanita itu muncul begitu saja dari balik pintu dengan banyak bercak darah di wajahnya.

"Are you sure we can go out? Too many people out there." Ucapku dan Alex malah menangkup wajahku dan mencium bibirku... hanya beberapa detik hingga ia melepaskannya.

"This is our chance. Let's go." Alex menautkan jari-jari kami dan menarikku agar berlari bersamanya.

"Here, Lex." Ucap Kevin memberikan alat komunikasi berbentuk microcip pada Alex.

DOR

DOR

DOR

"Damn!" Umpat Kevin karena peluru itu nyaris mengenai kami.

DOR

DOR

DOR

Kami berlari sekuat tenaga mengikuti Kevin yang berada di depan karena aku yakin pria itu pasti sudah meretas cctv dan mengetahui jalan keluar dari mansion yang sangat besar ini.

Left

Right

Left

And

Right

DOR

DOR

DOR

DOR

Saat kami berlari, aku sempat melihat ke arah belakang dan jumlah para bodyguard mafia mengejar kami itu terlalu banyak.

Bahkan aku melihat sosok itu sekilas, sosok yang menculik kami di Stockholm. Josh!

DOR

DOR

DOR

Alex dan Kevin saling membalas tembakan tersebut membuat aku semakin panik.

"We couldn't make it. I'll hold them, RUN! FAST!" Teriak Alex melepaskan tanganku dan Mia mengambil ahli. Wanita itu memeluk lenganku agar ikut lari bersamanya.

"Wait..wait... we can't just leave him." Ucapku panik karena Alex tertinggal jauh di belakang.

"Trust me, Lara. Alex know what to do."

"No... mereka terlalu berbahaya. I can't leave him." Aku berhenti berlari dan menghempaskan pelukan Mia pada lenganku.

Wanita itu menatapku dengan sangat tajam. "What the hell is wrong with you? You are our priority, kami ditugaskan untuk membawa kamu keluar hid-"

"I DON'T CARE! I'm gonna see Alex." Potongku dan baru saja aku berlari beberapa langkah, lenganku kembali di cegat.

Kali ini bukan Mia, tetapi Kevin yang melakukannya.

MAXIMILLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang