41

63 3 0
                                    

Is this the end?

I couldn't think

We are running out of time

I close my eyes and trying to breathe.

Berusaha mengingat semua memori memori indah yang pernah terjadi dalam hidupku, setidaknya hal itu dapat membuatku tenang walau hanya sedikit.

I missed my mom and dad... apakah aku akan segera menemui mereka?

Oh Gosh...

Elusan dipipiku itu membuat hatiku semakin bergetar. I can't look at him now... i just can't.

"Don't give up."

Breathe in breathe out.

Aku berusaha untuk tegar tetapi air mataku tidak bisa aku kontrol lagi dan terjatuh begitu saja.

I open my eyes and his eyes meet mine.

"Lex... i'm gonna die."

"No... you're not."

"How? We're still stuck, no way out."

Ya... kami belum menemukan atau lebih tepatnya aku belum berhasil mengingat keberadaan chip itu.

Dan waktu hanya tertinggal dua jam saja.

I'm hopeless

Really hopeless.

Alex melepaskan tangannya dari pipiku lalu berjalan mundur hingga punggung tegapnya menyandar di tembok.

"JUST FUCKING THINK, ALEX!" Teriaknya membuat air mataku mengalir deras.

"Oh God.... Please..." gumamnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Stop it, Alex... we can't do anything."

"Just think... please... use your mind, Alexander." Ucapnya pada dirinya sendiri membuat aku terisak pelan.

Setelah beberapa saat, pria itu menegapkan badannya dan berjalan menuju pintu dan menggedornya.

"Hei... i wanna talk to you boss." Teriaknya berkali kali hingga jendela kecil di pintu itu terbuka sedikit dan memperlihatkan separuh dari wajah pria yang aku yakini bodyguard yang menjaga kami.

"Do you find the chip?" Tanya pria itu dan Alex menggelengkan kepalanya.

"Just let me talk to h-"

"Find the chip first if you want to talk with my boss." Potong pria itu lalu kembali menutup jendela kecil itu.

"DAMN IT!" Teriak Alex frustasi. Ia menendang pintu itu berkali kali dengan keras membuat hatiku sakit melihatnya!

"Stop... you hurt yourself."

Aku memeluk pria itu dari belakang dengan erat berharap ia menghentikan dirinya.

And it works!

"We still have a time..." ucapnya lirih.

"Ya... dan bagaimana jika kita memanfaatkan waktu itu hm? I don't wanna die before i know everything about you." Ucapku. Aku yakin kaos dibagian punggungnya sudah basah dengan air mataku.

It's so hurt!

Ia melepaskan pelukannya lalu menatapku dengan tatapan kosong.

"Aku tid-"

"Please, Lex..." potongku lalu ia menangkup wajahku dengan kedua tangannya dan menghapus air mataku dengan jempolnya.

"What do you want to know?"

MAXIMILLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang