Freezing!
I'm so cold!
"Here, the hot water."
Who's that? Terdengar seperti suara seorang wanita.
"Thank you."
It's Alex! I'm pretty sure! Sexy voice miliknya itu sudah aku hapal dengan sangat baik.
I can't move!
Aku mencoba membuka mata dengan perlahan, sedikit demi sedikit hingga cahaya temaram sedikit terlihat olehku. Aku bisa melihat wajah Alex dengan samar-samar. Aku juga melihat dan merasakan pria itu menempelkan kain basah di pucuk kepalaku.
"Hei, Can you hear me?"
Inginku mengatakan ya atau bahkan sekedar mengangguk, tetapi aku sama sekali tidak memiliki tenaga untuk itu.
And ya...
It's all black! Again and again!
Entah berapa lama aku tertidur, atau pingsan lebih tepatnya, tetapi yang jelas aku tidak mengingat apapun setelah kejadian aku tidak sadarkan diri di cave itu.
"Oh God...." Aku memegang kepalaku yang masih terasa sakit but my body feels comfortable!
Apakah aku berhalusinasi? Aku seperti merasakan berbaring di kasur yang empuk dengan selimut tebal menyelimutiku.
"Where am i?" Gumamku. Cahaya matahari yang masuk ke sela-sela jendela menyinari wajahku hingga aku bisa membuka mataku dengan sempurna.
Aku berada di sebuah kamar yang tidak besar dengan tembok yang terbuat dari kayu.
Aku duduk dan menyikap selimut yang aku pakai lalu dengan pelan aku menurunkan kakiku hingga menyentuh lantai.
"Kamu sudah sadar rupanya, gadis cantik."
I'm shocked!
Aku membulatkan mataku sempurna karena kedatangan seorang wanita yang bisa di bilang sudah cukup tua itu sedang berdiri menatapku di pintu kamar ini.
"Who are you? Where am i?" Tanyaku beruntun.
Wanita itu perlahan mendekat ke arahku lalu tersenyum ramah. "Aku Paula, dan kamu sedang berada di rumahku."
She's nice actually.
"Bagaimana bisa aku berada disini? I couldn't remember."
"Your boyfriend came here last night, ia menggendongmu dan meminta pertolongan padaku."
"My boyfriend?"
"Ya..., your boyfriend. Poseidon, weird name."
Aku tersenyum kecil mendengarnya, semoga saja semburat merah dipipiku itu tidak menarik perhatian wanita tua itu.
A boyfriend? Really?
"Where is he?"
"Your boyfriend?"
Inginku menggelengkan kepala lalu mengakui bahwa pria yang ia kenal bernama Poseidon itu bukanlah pacarku! Tetapi entah mengapa kepalaku refleks mengangguk mengiyakan wanita tua itu.
"Ia sedang pergi bersama suamiku ke atas bukit. Hm... untuk berusaha menghubungi temannya.. seperti yang kamu tahu, tidak ada sinyal di hutan ini."
Aku hanya mengangguk pelan lalu tersenyum padanya. "Thank you for helping me."
Wanita tua itu hanya mengangguk lalu tertawa kecil. "Berterima kasihlah pada Poseidon. Ia yang terjaga merawat kamu sepanjang malam. Bahkan ia mungkin tidak tertidur sama sekali karena mengkhawatirkan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAXIMILLAN
ActionSEQUEL SURREPTITIOUS 21+ *** Alexander Maximillan Putra sulung Delilah dan Luke Maximillan. Keturunan bangsawan. Pewaris utama Max Group. Sangat tampan. Cerdas. Sungguh idaman bukan? Tetapi di balik itu semua, kepribadian Alex sangat berbading terb...