24

108 9 0
                                    

"Kamu berhasil membuka nya?"

"Not yet. Butuh waktu, mungkin dua hari... or maybe more?" Ucap Kevin tidak yakin sambil menatap laptop dipangkuannya itu dengan serius.

Aku hanya menghela napas dengan pelan. Kevin mencoba untuk meretas sistem di the secret lab setelah kami terpaksa membatalkan misi kemarin malam.

"Just do your best." Ucapku pada Kevin dan ia hanya mengangguk pelan.

"Apakah kita harus mencoba menerobos masuk kembali ke gedung itu?" Tanya Harry.

"Bad idea, Harry. It's too risk. Sudah pasti penjagaan di gedung itu di perketat berkali-kali lipat. It's a silent mission, kita tidak bisa membunuh mereka." Ya! Andaikan saja aku mengizinkan untuk melakukan apapun agar kami bisa masuk kembali dalam the secret lab, mungkin semuanya akan terlihat mudah. But i can't just kill all of those innocent man!

"Fine, where's is Lara by the way? Aku tidak melihatnya sejak kemarin malam."

"She want to be alone."

Speaking about Lara!, gadis itu berada di ruangan lainnya dan memilih untuk mengurung diri setelah kejadian kemarin! She's so sad!

It's 12.00 PM right now!

Aku memutuskan untuk mengecek kembali keadaan gadis itu dan membawakannya sekantong makanan. Tadi pagi ia melewatkan sarapan dan semoga makan siang kali ini ia tidak menolaknya.

"Lara?" Panggilku dari balik pintu.

Tidak ada jawaban!

"Lara? Open the door." Kali ini aku mengetuk pintu itu sedikit keras dan masih tidak ada jawaban darinya.

"Lara?"

Ceklek...

Ekspresi khawatirku berubah menjadi lega setelah gadis itu membuka pintu dan menatap wajahku dengan senyum kecil.

"Can i come in?" Tanyaku dan ia mengangguk pelan.

Aku membuka pintu itu sedikit lebar lalu masuk ke dalam dan mengunci pintu tersebut.

Ruangan ini sebenarnya adalah sebuah kamar dengan ranjang kecil di sudut ruangan dan sofa kecil dan ada juga meja kerja. Sepertinya ruangan ini milik salah satu agen senior di sektor 7 dulu.

"Makanlah." Ucapku sambil memperlihatkan papper bag di tanganku. Ia mengambilnya lalu mengucapkan terima kasih tanpa bersuara.

"Kamu tidak makan?" Tanyaku saat ia meletakkan papper bag itu di atas meja.

"I'm not hungry yet. Aku akan makan sebentar... ya sebentar." Ucapnya sambil tersenyum kecil.

Aku berjalan mendekat kearahnya lalu memeluk gadis itu dengan erat, dan menenggelamkan wajahnya di dadaku.

"Are you alright?" Tanyaku sambil mengelus rambutnya. Bukannya menjawab, gadis itu malah membalas pelukanku dengan sangat ertat dan hanya menganggukan kepalanya sekali.

"Kevin sedang mengusahakannya. Bersabarlah, mungkin kita bisa menemukan sesuatu."

"Bagaimana jika tidak ada apapun?" Oh no! Suaranya terdengar begetar dan parau menandakan air matanya akan turun sebentar lagi!

See!

Aku bisa merasakan bahunya beguncang dan kaosku mulai basah karena air matanya!

"We will find something."

Ia tidak lagi bersuara! Melainkan hanya memelukku dengan tangisannya yang tidak berhenti.

Akupun hanya terdiam, hanya mengelus rambutnya dan mencium pucuk kepalanya sesekali agar ia tenang.

MAXIMILLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang