14

138 7 2
                                    

Aku memandang langit-langit ruang tamu ini dalam keheningan. Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi tapi aku sama sekali belum tertidur.

Tap...tap...tap...

Saat mendengar suara langkah seseorang, aku memejamkan mataku dan merasakan sosok itu mendekat.

Ia menyingkap selimut yang aku pakai begitu juga kaos tipis yang aku kenakan.

Sensasi dingin aku rasakan saat ia mengoles sesuatu bertekstur cairan kental tepat diluka ku.

Tidak hanya sampai disitu, ia juga mengganti perban yang menutup luka ku dengan perban yang baru.

"I can do it my self."

She's freezing!

I opened my eyes and her eyes meet mine.

"Take a rest." Aku mengelus wajahnya yang terlihat lelah itu. Aku yakin ia juga belum tertidur karena terlihat dari sorot matanya yang terlihat sayu.

"I can't sleep." Ucapnya menyingkirkan tanganku dari wajahnya.

"Can't sleep?"

"Hmm. Dekorasi kamar Eugine sangat aneh, banyak gambar wanita dewasa yang membuatku ketakutan." Jelasnya sambil terkekeh pelan. Sudah sangat jelas bahwa ia mencoba mencairkan suasana yang terbilang awkward ini! Kalian tahu kenapa bukan?

Aku tersenyum kecil lalu menarik tubuhnya hingga ia refleks barbaring bersamaku di sofa ini.

Aku tersenyum kecil lalu menarik tubuhnya hingga ia refleks barbaring bersamaku di sofa ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alex?! No... i can't. Luka kamu...." Ucapnya gelisah sambil menatapku dengan khawatir.

"It's okay." Aku merentangkan lenganku agar menjadi bantalan untuknya lalu memeluk gadis itu dengan erat.

"Aku serius, Lex. Aku takut jahitannya terbuka."

"No need to be worry, aku punya dokter pribadi." Ucapku dan detik itu juga senyuman terbit di bibir sexy nya itu.

"I don't wanna hurt you."

"Sleep." Ucapku yang berarti aku tidak ingin ia mengucapkan apapun lagi.

"Ta-tapi..."

"Sleep, It's almost dawn." Aku mengelus kepalanya dengan lembut, berharap hal tersebut akan menjadi pengantar tidur baginya.

And ya! No more convesation. Hanya beberapa menit ia jatuh tertidur, in my arm. So comfortable! I like it, i couldn't deny!

Dan tak terasa akupun jatuh tertidur. Tertidur dengan sangat nyaman tentu saja.

Entah berapa lama, yang jelas saat aku membuka mata, langit sudah menjadi terang dan aku tersenyum kecil saat posisiku dengan gadis itu masih sama setelah beberapa jam yang lalu.

Aku menatap wajah cantiknya. Rambut panjang berwarna coklat, mata besar cantik seperti boneka, hidung mancung, bibir sexy, kulit sehalus sutera, dan tinggi badannya hanya se dagu ku saja membuat ia terlihat menggemaskan. she's perfect isn't she?

MAXIMILLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang