" Rose sekarang sudah resmi bergabung dengan kita." Ucapku memberikan welcome pada Rose yang nampak terkejut dengan kedua matanya yang terbelalak lebar.
" Jinjja...??" Tanyanya begitu tidak percaya dengan apa yang baru saja ku katakan.
Aku pun menggangguk.
" Yesss.....!!" Seru Rose sembari melompat-lompat memegang kedua tanganku yang membuatku otomatis juga ikut melompat-lompat dan tertawa bersamanya. Kami layaknya dua orang anak kecil yang sedang bermain bersama di taman.
Rose pun memelukku yang otomatis aku juga ikut memeluknya.
" Ekhem."
Aku berbalik dan melihat Lisa yang baru saja masuk ke dalam kelas. Otomatis aku pun melepaskan pelukannya begitu pun dengan Rose yang juga melepaskan pelukannya dengan wajah terkejut.
" Lisa, kau dari mana saja?" Tanyaku langsung agar tak terjadi kecanggungan.
" Ruang kepala sekolah." Jawab Lisa melewati ku dan langsung duduk di kursi. Untungnya dia tak langsung mencari buku bacaannya yang membuatku berpikir jika dia pasti sedang ingin mendiskusikan sesuatu. Aku sudah hafal semua kebiasaannya.
" Jadi apa yang terjadi? Apa pak kepala sekolah jadi memberikanmu skorsing?" Tanyaku.
" Skorsing?" Tanya Jungkook dengan wajah terkejut lalu juga ikut mendekat.
Hanya kami berlima yang ada di dalam kelas. Btw, jam istirahat kelas selalu setengah jam alias 30 menit.
" Aku, dan Lisa terlambat tadi pagi. Kami di berikan hukuman namun Lisa mengusulkan agar kami tidak melakukan hukuman itu, dan pergi ke kelas. Jadi tadi pagi saat kami di panggil ke ruang BK itu karena kami tidak melakukan hukuman itu. Jadi Pak kepala sekolah ingin memberikan kami berdua skors." Jelasku pada mereka yang kini mengangguk-angguk.
" Tapi bukan hanya itu saja, saat di ruang BK, Lisa tiba-tiba mengusulkan agar Pak kepala sekolah mengambil jalan damai dengan memberikannya sebuah cek 200.000 dollar." Jelasku.
" Apa...??? 200 ribu dollar??"
Mereka semua nampak terkejut, dan langsung mengalihkan pandangannya pada Lisa yang mengangguk polos. Wajah Lisa berubah kaku saat tatapan kami berempat tertuju padanya. Namun dengan cepat Lisa menguasai kembali kesadarannya yang hilang beberapa detik yang lalu.
" Saya.... Aku memang..." Lisa yang nampaknya tak dapat menjelaskan pun berdiri lalu mencakar-cakar saku jasnya yang seolah menyiratkan jika sesuatu telah hilang di sana.
" Apa yang kau cari? Apa kau sedang bercanda dengan kami?" Tanya Jungkook yang sangat bingung karena saat ini dia sedang dalam masa-masa serius, tak main-main.
" Dia tak apa-apa?" Tanya Rose yang berbisik ke telingaku.
Aku pun hanya dapat menggigit bibir melihat eksperesi polos Lisa yang nampak kesal karena tidak ada seorang pun yang dapat menebak apa yang ingin di jelaskannya.
" Lisa... Apa kau kehilangan sesuatu?" Tanya Taehyung mendekat pada Lisa seolah akan membantu.
Lisa menggeleng, lalu menatap padaku yang terpaku. Uhh... Mata itu.
Aku pun menyadari sesuatu saat aku mengingatnya yang tiba-tiba terputar di dalam pikiranku, " Cek?"
" Nahh..." Seru Lisa dengan jari telunjuk, dan jempolnya yang seolah membentuk pistol menunjuk ke arahku yang langsung merasa tak enak badan tiba-tiba.
Uhh... Rasa yang aneh. aku merasa merinding melihat dia melakukan itu secara tiba-tiba.
" Aku memberikan cek itu pada Pak kepala sekolah." Ujar Lisa dengan entengnya membuat kami semua yang mendengarkannya begitu terkejut dengan kata-katanya.
" Kau serius? Kau gila? 200 ribu dollar? Oh ya tuhan..." Jungkook nampak frustasi. Aku pun sama frustasinya dengannya.
Lisa hanya diam. Seolah tak merasa keberatan karena telah memberikan uang sebanyak itu.
" Lisa... Aku tahu kau kaya tapi melakukan hal seperti itu... Sangat tercela bukan?" Tanya Taehyung kesal.
Ingin rasanya aku juga ikut protes tapi mulutku bahkan tak bisa mengeluarkan kata-kata apapun hanya dengan melihat ekspresi polos Lisa yang kini berubah menjadi garang karena di tuduh.
" Apa aku terlihat bercanda?" Tanyanya dengan serius.
" Lisa, uang itu sangat penting. Kau tahu... Dari apa yang Papaku ajarkan jika bisnis itu adalah tentang mengeluarkan sedikit modal, dan menghasilkan lebih banyak uang, bukan malah menghambur-hamburkan lebih banyak uang terutama untuk hal-hal sesepele itu. Papaku mungkin akan menangis atau tidak makan seminggu hanya dengan mendengar cerita kecerobohanmu ini." Protes Jungkook panjang kali lebar layaknya habis melakukan sebuah rap.
" Aku setuju." Ucap Taehyung yang memang paling dewasa di antara kami semua dari segi umur. Ya, Taehyung lebih tua setahun di bandingkan kami bertiga. Taehyung sendiri yang memilih, dulu waktu kecil Taehyung tak menyukai hal-hal yang berbau sekolah yang membuatnya malas untuk melanjutkan sekolah di masa kecilnya. Namun entah karena apa tiba-tiba semangat sekolah itu muncul kembali. Aku dapat merasakannya.
" Lisa, kau benar-benar membayar 200 ribu dollar?" Kini aku juga ikut bertanya namun dengan lebih tenang.
" 200 ribu dollar, Daebak." Rose menutup mulutnya saat mengatakan itu. Hanya untuk sebuah kasus terlambat, itu sangat gila.
" Itu adalah cek palsu. Tak akan bisa di cairkan." Jelas Lisa dengan begitu polosnya yang lagi-lagi membuat kami semua terkejut dengan pengakuan yang di lakukan olehnya barusan. Itu sangat tiba-tiba, dan sangat sulit untuk di prediksi. Sekarang aku mulai yakin jika Lisa adalah gadis dengan keberisikan hidupmu yang kotor.
" Itu cek palsu?" Tanya Jungkook yang merasa terkhianati karena merasa jika dia sudah berhasil di bohongi.
Lisa mengangguk.
Aku masih tercengang dengan kata-katanya. Jadi itu bukanlah..... Uhh.... Aku tak mengerti lagi.
" Aku memberikan cek palsu asal-asalan itu, lalu memberikannya pada salah satu teman gadis yang membully Asahi hari itu. Aku memberikannya dengan mudah." Ucap Jungkook yang merasa sangat emosional saat ini. Begitu pun dengan
" Hanya seperti itu? Wahh... Tapi itu sudah sangat bagus untuk seseorang sesederhana dirimu." Ucapku tanpa merasakan kesadaran yang sedikit pun. kata-kata itu keluar begitu saja.
Tak lama bell iistirahat pun berbunyi membuat kami semua tak bisa melanjutkan diskusi karena murid-murid yang mulai memasuki kelas yang akan kami lanjutkan hari ini. Yang jelas itu janganlah pelajaran matematika, atau pun fisika, atau mungkin kimia. Aku duduk di sebelah Lisa yang nampak diam kini.
Bu Yoohyeon sebagai guru fisika, masuk untuk mengajar.
Lisa sepertinya mempunyai tipe yang seperti wanita berambut pirang itu. Aku tiba-tiba berpikir ke sana.
" Kemarin hanya ada 3 orang yang mempunyai nilai sempurna, sementara banyak lainnya yang tidak lulus di tengah jalan. Saya tak akan menilai siapa pun lagi yang meminta soal dari online akan semenyenangkan ini." Ucap Bu Yoohyeon yang nampaknya sudah kewalahan dengan tingkah mereka.
" Jadi untuk kali ini kita akan melanjutkan pelajaran kemarin. Baiklah untuk kalian semua silakan duduk di kursi masing-masing." Ucap Bu Yoohyeon yang akan mulai menjelaskan memberitahu pelajarannya. Hanya itu.
Hidup tanpa musuh adalah suatu hal yang luar biasa. Pelajaran Bu Yoohyeon pun di mulai.
" Dengarkan ini." Bisik Lisa lalu memberikan sebelah headset-nya padaku, dan aku pun mulai mendengarkan perdebatan yang terjadi di sana.
Aku pun membelakkan mataku lalu melihat Lisa yang mengangguk sekali seolah mengkonfir apa yang sedang ku pikirkan saat ini.
***
Yeaayyy.... Rose jadi Anggota resmi nih... Apa ya yang Jennie dengar dari headset yang diberikan Lisa.. Mencurigakan.. 🤔 Apakah itu tentang kepala sekolah???
KAMU SEDANG MEMBACA
Konglomerat, Jenlisa
HumorGenre: Comedy, Romansa, Misteri. Deskripsi: Jennie Kim, anak dari Konglomerat nomor satu Asia. Menjadi orang kaya tidak membuat Jennie Kim menjadi sombong namun malah berbeda, dia ingin hidup mandiri, belajar seperti mandirinya kedua orang tuanya ya...