17 : Definisi Mr. krab dan Pearl

387 33 0
                                    

Setelah semuanya selesai. Ruangan yang awalnya tadi kosong mulai terpenuhi oleh barang-barang rumahan, Lisa yang membayar semuanya cukup banyak yang kami lakukan saat di Mall tadi. Seperti halnya makan, main arena, dan belanja seperti rencana kami di awal. Sepertinya tak akan cukup menceritakan semuanya dalam waktu 24 jam karna memang tidak sesingkat itu. Aku merasa sangat bahagia.

Saat ini kami berempat tengah berbaring di atas ranjang setelah selesai merapikan semuanya. Rasanya sangat lelah, dan juga kantuk. Ada dua kamar di sini, satu kamar untuk Lisa, dan satu lagi untuk di gunakan Jungkook, Taehyung. Aku ingat saat dahulu aku menginap di rumah Lisa, dia tak keluar dari kamarnya sedikit pun, dan menghabiskan waktunya dengan belajar di dalam kamarnya.

Belajar saja tentu membuatku bosan, dan tentu tak mau sekamar lagi dengannya. Tapi untuk sekarang sepertinya aku akan merubah pikiranku apalagi yang kami lalui hari ini mungkin aku akan menulisnya di dalam buku harianku untuk sekedar mengenang, juga mencucikan foto-foto yang banyak ku candid hari ini. Sangat banyak sekali, bahkan senyum lebar Lisa ada di dalamnya. Walau harus memfotonya diam-diam. Jika Lisa tahu dia pasti akan meminjam hpku, lalu diam-diam menghapus fotonya. Aku sudah tahu akan rencana busuk itu.

" Huffthh.... Apa sekarang?" Tanya Jungkook. Btw kami berbaring posisi silang hingga kepala kami berempat terasa hampir menyentuh.

" Sebentar." Ucap Taehyung yang tiba-tiba merasa bersemangat lalu mengambil laptop yang ada di atas sebuah meja dekat tas sekolahnya.

Kami bertiga pun duduk menunggu apa yang akan di lakukannya, Taehyung pun beranjak naik ke atas tempat tidur lalu meletakkan laptopnya di tengah-tengah kami berempat dan mulai menyalakannya. Kami hanya memperhatikan.

" Kak Namjoon baru saja mengirimkan data tentang aplikasi pribadi yang baru saja di luncurkan dan di gunakan untuk korupsi itu." Ucap Taehyung mulai mengotak-atik keyboard laptopnya. Membuka salah satu file aplikasi, dan nampaklah di sana dengan isi menu yang berwarna kan kuning dan merah, juga nama-nama murid yang menggunakan aplikasi khusus itu. Nampak di sana jika semua kelas unggulan menggunakannya. Aku tahu karena aku melihat nama-nama grupnya. Dan, di sana juga ada nama Bu Seong... Yaitu wali kelas alias guru pertama yang kutemui di sekolah ini.

" Umm.. Bu Seong adalah wali kelas di kelas kita. Jadi tak heran kalau dia diam saja dan tak mempedulikan murid-murid yang tak mendengarkan pelajarannya." Ucapku.

" Benarkah?" Tanya Taehyung yang masih melihat serius isi aplikasi.

Aku mengangguk lalu tiba-tiba tersentak akan suatu fakta, sepertinya aku mulai mengerti akan satu hal, jika hanya murid-murid kelas unggulan yang dapat menggunakan aplikasi ini. Karena hanya ada tiga grup beda kelas yang terpampang di sana. Itu artinya, murid kelas unggulan adalah murid dengan rata-rata orang kaya di dalamnya sementara hanya terhitung jari orang-orang yang berprestasi di dalam kelas itu. Dari yang ku tahu.

" Murid-murid yang ada di dalam grup itu adalah murid kelas unggulan, jadi aku yakin jika murid-murid yang berada di kelas lain adalah murid dengan ekonomi biasa." Ucapku memberikan pandangan.

" Jadi maksudmu sekolah ini hanya bagus dari sosial media yang mengatakan jika sekolah ini adalah sekolah orang-orang kaya, dan juga dari rank yang mengatakan jika sekolah ini adalah sekolah nomor dua terbaik di Korea Selatan?" Tanya Lisa.

Aku pun mengangguk lalu mengingat satu hal, " Hari kemarin saat pulang sekolah sebelum kau mengajakku masuk ke dalam mobilmu, di parkiran aku melihat beberapa motor terparkir di ujung, sementara di sosial media aku melihat jika sekolah ini di parkirannya bahkan hanya terpenuhi oleh mobil mewah tak ada yang menjelaskan jika akan ada motor."

" Sepertinya aku melihat apa maksudmu." Ucap Taehyung yang nampak sedang melamun memikirkan sesuatu.

Jungkook hanya diam. Sepertinya karena rasa kantuk yang menyerangnya namun dia menahan. Itu terlihat jelas dari ekspresi kusut di wajahnya.

Konglomerat, JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang