16 : Terciduk Nonton K-drama

465 39 0
                                    

" Kenapa masih kosong?" Tanya Lisa sembari menatap sekitar.

Aku pun sadar. Ruangannya masih kosong begitu bersih bahkan tanpa satu pun barang-barang seukuran semut kecil yang ada di sini.

" Aku, dan Jungkook tugas nyari rumah kosongnya. Kau, dan Jennie yang mengisi rumah kosongnya, bagaimana?" Usul Taehyung.

" Eh, kalian enggak lupakan kalau aku habis beli sekolah 40 M?" Tanyaku langsung, oh tuhan...

" Astaga, Jen... Kau tak akan miskin hanya dengan mengisi barang-barang murah di rumah ini. Memangnya kau mau tidur di lantai?" Tanya Jungkook dengan nada meledek.

Aku pun reflek menggeleng, " Tidak. Aku akan tidur di rumah orang tuaku."

" Hahahaha...." Taehyung tertawa ngakak sembari menepuk kedua tangannya. Aku pun melihat Lisa, dan dia juga nampak tersenyum namun karna menunduk aku tak melihat lebih jelas senyuman manisnya.

" Mentang-mentang orang tuamu tinggal di Seoul sementara orang tua kami ada di New York." Ucap Jungkook mulai kesal.

" Lalu kenapa? Bilang saja pada Tante, dan Paman Jeon untuk tinggal di rumahnya di Korea. Lagian pekerjaan Paman Jeon kan lebih banyak di Korea, jadi kenapa harus ke Amerika?" Balasku ketus.

" Bukan begitu ya cara berbisnis. Kata Ayahanda, sebagai pengusaha kita harus mencari peluang ke luar negeri. Papa ku sudah memiliki banyak aset di sini itu kenapa Papa ku memilih tinggal di Amerika." Jawab Jungkook yang bahkan tak mau mengalah padaku.

" Oh ya? Jadi maksudmu Papa ku tak mencari peluang bisnis?" Tanyaku mulai merasa panas.

" Hahaha... Heii... Sudah.... Sudah... Lagian Jennie benar." Lisa tiba-tiba tertawa sembari memeluk perutnya. Lisa bahkan sampai berjongkok.

Aku tercengang, tak pernah aku melihatnya tertawa sekeras ini.

Taehyung juga tertawa.

" Heii.. Lisa... Dia Tunanganmu bukan berarti kau mendukungnya bukan. Kita sudah bersahabat sedari dalam kandungan, kau tak ingat?" Tanya Jungkook yang merasa tak adil.

" Hah?" Kejutku, " Kalau begitu aku, dan Lisa sudah bertunangan sedari dalam kandungan." Balasku tajam.

" Apa katamu? Mana ada janin bertunangan! Saling tukar cincin." Balas Jungkook serius.

" Kalau begitu tak ada janin yang bersahabat! Saling ngaitin jari kelingking." Aku tak mengalah.

" Wahh..." Jungkook meregangkan urat-urat lehernya yang kaku.

Sementara tawa Lisa, dan Taehyung terus menerus berkumandang, tak henti. Tapi itu tak menghentikan kepanasan yang ada di ruangan ini, sepertinya karna tak ada AC.

" Hari ini banyak yang bikin gerah body, gerah hati ya." Jungkook berkata sembari mendongak ke atas, juga kedua tangannya yang berkacak pinggang.

" Heii.. Kookie sudah, lagian Jennie benar. Kenapa tak mengalah pada wanita?" Tanya Taehyung masih tertawa ngakak.

" Taehyung? Kau juga mendukungnya?" Protes Jungkook yang merasa terkhianati karna tak ada yang membelanya, " Sungguh dunia ini memang kadang tak adil."

" Hahaha... Kalau begitu aku juga akan tidur di Thailand, dan kembali ke sini untuk sekolah setiap hari." Lisa tertawa sembari berkata yang membuatnya terdengar sangat lucu.

Aku yang mendengarnya pun ikut tertawa, begitu pun Jungkook yang mulai tertawa, dan juga Taehyung yang masih saja bertepuk tangan.

" Kookie, kau seperti wanita yang tak mau mengalah, sementara Lisa seperti lelaki yang setiap saat mau mengalah." Ujar Taehyung.

Konglomerat, JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang