" Adakah CCTV di sekolah ini? Kita harus melihat buktinya." Ucap Detektif Dami lalu melihat pada kepolisian yang mulai berbincang setelah di kode olehnya.
" Apakah ada CCTV di sekolah ini?" Jennie bertanya pada Haruto yang tentu saja dia enggan menjawab.
Jennie pun hanya mendengungkan nafasnya karena merasa kesal apalagi penyamarannya yang sudah terbongkar begitu saja.
" Bisakah kita menghubungi Asisten Dahyun? Aku tak bisa jika sudah seperti ini." Ucap Jennie menatap pada Lisa, dan Taehyung tentu saja langsung mengambil handphonenya.
" Biar aku yang menghubunginya di luar." Ucap Taehyung sembari berjalan keluar dan benar saja para murid-murid langsung memberikan jalan padanya karena sudah tahu identitas yang sebenarnya.
" Siapa Asisten Dahyun?" Tanya sengit Detektif Dami karena pendengarannya yang memang sangat tajam sehingga tak ada satu info pun yang terlewat begitu saja.
" Asisten Dahyun adalah Asisten pribadi Jennie. Jangan curigai semua orang, aku jadi kesal padamu." Ujar Jungkook dengan nada dan juga wajahnya yang kesal.
" Tak bolehkah? Aku akan mencatat namanya di note." Ucap Detektif Dami yang sepertinya telah mencatat nama semua orang yang terlibat.
" Jennie, Lisa, Jungkook, Taehyung, Rose, Haruto, Asisten Dahyun... Kalian masih di curigai dalam kasus ini." Ucap Detektif Dami menyimpan buku catatan berukuran mini miliknya.
" Hah? Kenapa aku juga di masukkan? Bukankah harusnya mereka saja?" Tanya Haruto yang langsung saja melayangkan protes.
" Tingkah mu terlalu mencurigakan. Tak mungkin aku melepaskanmu begitu saja." Ucap Detektif Dami dengan nada tegas namun ringan.
" Tuh rasakan." Ketus Jungkook yang tadinya benar-benar merasa sangat marah kepada Haruto yang terus saja mengeluarkan omong kosong.
" Ini tak adil... Ada sejuta alasan yang membuatmu harus menangkap mereka sekarang juga." Ucap Haruto menunjuk ke arah Jennie.
" Aku bisa mengeluarkanmu secara tidak terhormat dari sekolah ini." Ucap Jennie yang mulai merasa kesal dengan Haruto yang menurutnya sudah terlalu ikut campur.
Haruto yang mendengarkan itu pun tak dapat mengatakan apapun karna takut jika dia benar-benar akan di keluarkan dari sekolah ini. Di keluarkan biasa saja mungkin masih dapat di terima namun jika di keluarkan secara tidak terhormat Sekolah mana lagi yang akan mau menerimanya sebagai murid.
Lisa yang sedang tadi diam terus menganalisis sekitar mencari suatu hal yang mencurigakan. Nampak jika polisi mulai membopong mayat di atas ranjang angkat untuk di bawa ke ambulans yang baru saja datang.
" Mayat akan di kuburkan?" Tanya Lisa langsung saja pada Detektif Dami yang langsung menaruh perhatian kepadanya.
" Akan di lakukan otopsi untuk melihat penyebabnya meninggal. Dengan begitu juga akan lebih mudah untuk mencari tahu siapa yang telah membunuhnya." Jelas Detektif Dami, Lisa langsung saja menaruh perhatian pada wajah Haruto yang nampaknya biasa saja dan tak pucat. Tentu saja itu membuat Lisa menjadi ragu, apakah pelakunya adalah Haruto atau bukan? Rasanya sangat mencurigakan. Tapi jika itu bukan Haruto, bisa saja siapapun yang tengah menatap mereka saat ini.
Lisa pun melihat pada kerumunan murid-murid namun tak ada yang mencurigakan sedikit pun, hingga tatapannya tertuju pada Asahi yang berada di sudut kantin sendirian dengan tatapannya yang dingin. Lisa mengenyitkan keningnya, namun saat tatapan Asahi tertuju padanya itu bahkan tak mengeluarkan respon apapun dan langsung pergi dari sana.
" Lisa, kau sedang menatap siapa? Di sana tak ada siapa-siapa." Bisik Jennie pada Lisa yang langsung saja menggelengkan kepalanya.
" Tak ada. Aku tak melihat siapa-siapa." Balas Lisa datar.
" Ada beberapa kamera CCTV di sekolah ini, hanya 4... 1 di gerbang di sekolah, 1 di loby, 2 di lantai atas." Ucap Pak Polisi pada Detektif Dami dengan memberikan laptopnya yang sudah menyala dan memberikannya pada kedua tangan Detektif Dami yang langsung saja menerima dan mengotak-atik lalu memutar waktunya.
" Hanya ada 4 kamera CCTV? Di sekolah sebesar ini? Bukankah itu mencurigakan." Ucap Detektif Dami dengan senyumannya seolah sudah mengetahui banyak hal namun tak mengatakan apapun tentang itu.
" Kenapa mencurigakan?" Tanya Haruto yang merasa penasaran tiba-tiba dengan hal itu.
" Orang yang mempunyai otak udang pun akan tahu kenapa itu di sebut mencurigakan." Sindir Detektif Dami yang merasa jika Haruto terlalu lelet.
" Udang tak mempunyai otak. Bayi pun akan tahu hal itu." Ucap Jungkook yang tiba-tiba menimpali membuat tatapan tajam Detektif Dami langsung tertuju padanya, dan langsung saja Jungkook berdiri dengan wajah salah tingkahnya.
" Kau benar." Ucap Detektif Dami pada akhirnya ikut tertawa akan lelucon ringan itu. Sangat bagus untuk memulai suatu pekerjaan.
" Aku sudah menelepon Asisten Dahyun, dia akan datang bersama Kak Namjoon ke sekolah ini." Ucap Taehyung yang baru saja tiba kembali.
" Kak Namjoon? Pria tinggi, besar itu?" Tanya Haruto reflek yang langsung saja teringat pada sosok tinggi, besar, berkacamata yang terus menggertaknya beberapa hari lalu saat di kantor sekolah. Tepatnya seseorang mengembalikan semua data dalam handphone Jennie.
" Iya, itu. Biar mulutmu diam, Aku sangat benci orang yang banyak ngomong sepertimu saat di situasi genting. Bukannya ngasih kejelasan malah terus menuduh orang yang jelas-jelas tak salah." Omel Jungkook layaknya ibu-ibu yang menjadi korban gosip para tetangga.
" Apa maksudmu? Omong kosong?" Haruto tentu saja mulai emosi.
" Kookie... Hentikan. Lagipula untuk apa kau melawan seorang pembunuh. Takutnya kita mati nanti." Ejek Taehyung membuat wajah Haruto langsung saja memerah. Lisa memperhatikan jauh lebih jelas semua perbedaan emosi itu. Semuanya nampak begitu sangat intens. Tapi lagi-lagi pikiran Lisa tertuju pada Haruto.
" Siapa temannya?" Tanya Lisa langsung saja.
" Junho. Dia berteman baik dengan Woonyoung." Jawab seorang murid dari salah satu kerumunan yang langsung saja menjawab.
Lisa yang mendengarnya pun teringat sesuatu, jika Junho adalah teman Woonyoung, dan Woonyoung adalah salah seorang yang membully Asahi. Apakah Asahi ada di balik semua ini? Lisa terus bertanya-tanya.
" Kami sudah mendapatkannya, sudah jelas terlihat jika hanya kalianlah yang mendatangi sekolah ini malam-malam. Kamera CCTV di gerbang depan adalah penjelasan untuk semuanya." Ucap Detektif Dami sembari menatap pada Taehyung, dan juga Lisa yang langsung membalas tatapan menuduhnya.
" Aku sudah menceritakannya dengan panjang lebar tadi, tolong percayailah ceritaku." Ucap Rose yang kini mulai frustasi karena pikiran Detektif Dami lagu sepertinya mulai menuduh ke arah dua sahabatnya.
" Aku tak dapat mempercayainya karena kalian semua adalah tersangka saat ini. Aku akan mencurigai setiap orang, dan melihat wajah kalian terus menerus, Aku akan terus mewaspadai setiap orang karena bisa saja, kau, kau, dan kau..." Tunjuk Detektif Dami yang pada akhirnya menunjuk ke arah Dami langsung tertawa padanya.
" Bisa saja kalian semua, adalah salah satu dari pembunuhan ini. Kalian semua adalah tersangka, dan saat ini tersangka utamanya adalah Lisa, dan juga Taehyung..." Curiga Detektif Dami tanpa perlu memikirkannya dengan panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konglomerat, Jenlisa
فكاهةGenre: Comedy, Romansa, Misteri. Deskripsi: Jennie Kim, anak dari Konglomerat nomor satu Asia. Menjadi orang kaya tidak membuat Jennie Kim menjadi sombong namun malah berbeda, dia ingin hidup mandiri, belajar seperti mandirinya kedua orang tuanya ya...