31 : Insiden oleh Jungkook yang tak disengaja

175 26 0
                                    

" Nona, ada apa?" Tanya Asisten Dahyun baru saja tiba dengan nada paniknya. Karena saat Taehyung mengatakan jika di sekolah terjadi pembunuhan, dan juga semua penyamaran mereka yang sudah terungkap, di tambah mereka yang kini di jadikan tersangka. Taehyung tak dapat mengatakan lebih lanjut karena memang situasinya serumit itu. Mungkin jauh lebih rumit.

" Aku tak tahu... Tapi bisakah kau meminta agar sekolah di tutup." Pinta Jennie yang sudah cukup pusing.

Asisten Dahyun yang mendengarkan itu pun berjalan ke arah guru, dan melihat salah seorang guru wanita yang fotonya sudah di kirimkan kepadanya, yang Jennie katakan untuk di jadikan sebagai pengganti kepala sekolah, dan meminta saran darinya. Asisten Dahyun pun memilih untuk berjalan menuju ke sana.

" Bu... Bisakah membuat pengumuman dan mengatakan jika sekolah akan libur beberapa hari karena situasi ini." Pinta Asisten Dahyun langsung saja.

" Saya bisa. Tapi..." Tanggung Bu Yoohyeon yang nampaknya canggung.

" Apakah ada yang perlu di tanyakan?" Tanya Asisten Dahyun langsung karena melihat wajah ragu-ragu dari Bu Yoohyeon.

" Apakah benar jika Jennie, dan tiga temannya berasal dari keluarga Konglomerat?" Tanya Bu Yoohyeon yang nampaknya belum mempercayai.

Asisten Dahyun pun berpikir sejenak, sepertinya tak masalah jika dia membongkar semuanya apalagi semuanya memang sudah terbongkar kan, " Jennie Kim, adalah anak dari pebisnis ternama yang bernama Kim Joong Hun, sementara ibunya berasal dari keluarga terhormat yang bernama Kim Suha. Lalisa adalah tunangannya yang berasal dari keluarga terhormat, ayahnya seorang pebisnis terkenal di Asia tenggara, yang bernama Limario Manoban, sementara Ibunya bernama Chupkiyat Prata. Taehyung adalah seorang anak dari Sang Konglomerat fashion, juga skincare ternama, dia adalah anak dari Kim Suho, sementara Ibunya adalah seorang model bernama Kim Rasya. Jungkook yang termuda di antara mereka adalah seorang anak bangsawan, dengan marga Jeon."

Mata Bu Yoohyeon terbelalak lebar saat mendengarnya, begitu pun dengan Bu Seong yang langsung menutup mulutnya mengingat semua hal yang sudah di lakukannya kepada Jennie Kim. Astaga, Bu Seong benar-benar salah, karena tahu jika Lisa adalah seorang anak kaya sementara tak ingat jika Jennie adalah teman-teman dari Lisa, eh bukan teman... Melainkan sudah tunangan.

Bu Yoohyeon jelas mengenal siapa nama-nama orang tua dari keempat muridnya itu, jelas saja karena nama-nama dari orang tua orang tua murid yang di anggapnya sederhana sering kali muncul wajahnya di dalam majalah Forbez juga Vogue, majalah tentang orang-orang sukses.

" Mereka adalah anak-anaknya?" Tanya Bo Yoohyeon yang masih belum dapat bernafas.

Asisten Dahyun mengangguk, " Kepala sekolah dari sekolah ini telah melakukan korupsi yang membuatnya harus di pecat dari jabatannya oleh Nona Jennie. Guru-guru yang ikut dalam tindakan korupsi ini akan di kenakan konsikuensi yang sama tanpa boleh di banding sedikit pun."

Semua guru-guru yang mendengar penjelasan dari Asisten Dahyun masih nampak tercengang, dan juga mulai takut jika namanya akan terseret dan ikut di keluarkan. Terutama Bu Seong nampak masih sangat begitu shock karna dia adalah salah satu orang penting di dalam tindak korupsi itu.

" Baiklah, Bu Yoohyeon... Sebagai guru yang paling kami percayai di sekolah ini, bisakah anda membuat pengumuman tentang liburnya sekolah untuk satu minggu saja selama semua ini di perbaiki." Pinta tegas Asisten Dahyun lagi.

" Saya bisa." Ucap Bu Yoohyeon dengan segera. Rasanya kagum saat mendengar jika dirinya dipercayai oleh mereka, alias anak-anak dari penginspirasinya. Umm... Bukan inspirasi tapi orang kaya memang selalu menginspirasi bukan?

Asisten Dahyun yang akan pergi dari sana pun segera tangannya di tarik oleh Bu Seong yang menahannya.

" Nyonya, bisa kita berbicara sebentar." Ucap Bu Seong yang sepertinya mulai khawatir akan jabatannya yang sepertinya sudah kritis, atau di ambang kehancuran.

" Maaf, tapi tidak bisa. Untuk ke depannya Biarkan kami mengurus semuanya, kalian harusnya tak perlu khawatir jika nama kalian terseret dalam kasus korupsi itu." Sindir Asisten Dahyun sembari melihat satu persatu wajah guru-guru. Hanya wajah Bu Yoohyeon yang cerah di sana, atau pun boleh di bilang tak mengkhawatirkan apapun.

" Tapi, Nyonya--"

" Saya tak punya waktu." Potong Asisten Dahyun tanpa memberikan kesempatan sedikit pun, lalu pergi dari sana setelah menarik paksa tangannya yang di lepas.

Asisten Dahyun berjalan kembali ke arah Namjoon, Jennie, dan juga yang lainnya yang nampak sedang berbincang dengan serius di sana.

Nampak Bu Yoohyeon yang berjalan keluar dari kantor untuk memulai pengumumannya dari ruang BK.

" Apakah kau Asisten Dahyun?" Tanya Detektif Dami langsung saja.

" Iya, saya." Jawab Asisten Dahyun tanpa ragu sedikit pun namun dia cukup terkejut saat jepretan cahaya kamera tertuju padanya.

" Foto ini sangatlah penting, karena bisa saja kalian semua tersangka." Ucap Detektif Dami yang mengambil hasil fotonya yang langsung keluar dari kamera dan menempelkannya pada note kecil miliknya. Buku Note itu memang sangat langka karena mempunyai lembaran lengkap hingga saat sebuah foto diletakkan di sana akan langsung tertempel dengan lembaran kertas note.

" Tapi tak mungkin jika di sekolah sebesar ini hanya ada 4 kamera CCTV. Sepertinya sudah di modifikasi dan direncanakan dengan baik oleh orang yang menjebak mereka." Ucap Namjoon memberikan tanggapannya.

" Itu juga yang saya pikirkan." Timpal Lisa yang memang berpikiran sama. Lisa bukanlah orang yang akan mengatakan sesuatu jika sesuatu itu belum terbukti, misalnya saja Asahi... Dia memang cukup mencurigakan karena berdiri sendirian dan menatap dengan dingin... Namun itu belum tentu dia selama bukti belum ada namun dia patut di curigai. Lisa tak menunjuknya karena belum mempunyai bukti apa-apa.

" Oh begitu, aku tak akan memikirkan hal yang sama." Ucap Detektif Dami sembari melihat mereka yang langsung protes juga bingung menatapnya, " Maaf, aku tak mempercayai siapapun."

" Aku jadi ragu apa kau ini detektif?" Tanya Taehyung.

Sementara Lisa yang diam hanya terus melirik kemana-mana, juga pada Jennie yang nampak terdiam namun juga wajahnya cemas. Lisa pun mengangkat tangannya lalu membawa Jennie ke rangkulannya. Jennie menatap padanya dengan terkejut namun Lisa hanya nampak acuh saja dengan wajah biasa.

" Tentu. Aku detektif." Jawab Detektif Dami dengan senyuman.

" Tapi kau tidak terlihat seperti itu. Kau seperti detektif asal-asalan." Ucap Jungkook kini yang sebelah tangannya tengah memencet perutnya yang sakit. Rasanya gas dalam perutnya akan meledak.

" Ada alasan khusus kenapa aku di sebut sebagai detektif dengan salah satu bayaran mahal. Lagi pula sekarang aku sudah tahu siapa yang melakukan pembunuhan itu. Sepertinya pembunuhnya sedang cemas sekarang." Ucap Detektif Dami dengan senyuman mengejek juga tatapan curiganya yang terjatuh pada satu persatu dari mereka, akhirnya tatapannya hanya tertuju pada Jungkook yang nampak mengeluarkan ekspresi-ekspresi aneh.

" Kenapa kau menatapku seperti itu?" Dengus Jungkook merasa sebal akan tatapan itu.

" Kau cemas?" Tanya Detektif Dami dengan seringai di wajahnya.

" Aku mules!" Seru Jungkook berlari kencang keluar kantor.

' Preeeeeeetttt....!!'

" Iuhh..."

" Haahhh....."

" Nafas buatan... Angin segar... Aku... Aku sekarat...." Seru Taehyung yang tidak kuat dengan aroma itu akhirnya berlari, di ikuti dengan beberapa polisi yang memilih untuk keluar kantor. Sementara yang lainnya yang tertinggal hanya mengipas-ngipas hidung mereka mencoba bertahan selama mungkin sampai aroma itu perlahan menghilang. Nampak Detektif Dami yang memakai maskernya seolah sudah tahu.

" Aku, Detektif Dami." Ucapnya dengan senyuman bangga dari balik maskernya. Tak pernah ada yang salah dengan instingnya karna jelas jika dia sudah tahu sedari awal, tentang Jungkook yang sedang menahan sesuatu dari tubuhnya.

Konglomerat, JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang