" Dasar kekanak-kanakan, jika memang begitu maka uangmu sendiri saja kau pakai. Jangan uang orang tuamu, dasar penyiksa tulang orang tua!" Jungkook yang benar-benar marah, dan kesal saat ini, terlihat dari wajah, juga daun telinganya yang memerah.
" Kau masih murid baru di sekolah ini, jadi tahu apa? Mentang-mentang ganteng." Balas Junyeong tak kalah kesalnya karna di bentak seperti itu.
" Apa kau bilang...??" Gusar Jungkook lalu membuka jasnya, dan melemparkan tasnya ke langit.
Puk!
" Aaa..."
Langkah gentle Jungkook berhenti, dan matanya langsung terbelalak.
" APPA... APPA..." Panggil-panggil Junyeong karna wajah Appanya yang masuk ke dalam tas.
Aku, Lisa, dan Taehyung pun sama-sama menahan tawa.
" Appa..." Ucap Junyeong dengan senyuman kharismatik layaknya pahlawan super Hero yang baru saja menyelamatkan orang tuanya.
Perlahan tas terangkat, dan terlihatlah wajah Appa ( Kang Taksi ) yang nampak begitu memerah, menatap tajam anak lelakinya saat ini. Wajah Junyeong pun perlahan berubah, seolah baru saja menyadari sesuatu yang sebentar lagi akan terjadi.
PLAK...!!
" Aaaaaaaaa.... APPA...!!" Pekik Junyeong saat Appanya menampar keras pantatnya yang kini panas dingin, layaknya baru saja terlibas rotan yang sangat panas.
" Kalian semua yang ada di dalam mobil juga mau di tampar pantatnya?! Hah... Kalian rupanya yang mengajariku anakku agar durhaka seperti ini?!" Gusar Kang Taksi ramah yang kini sudah berubah menjadi Appa yang ternyata galak.
Mereka semua yang ada di dalam mobil pun buru-buru menggeleng juga kedua tangan mereka yang melambai cepat saat di tuduh.
" Kalian juga, Yoosik, Miso...!!" Tunjuk Kang Taksi ke arah mobil, yang langsung membuat dua orang yang di panggil dengan nama keras itu, hanya dapat menunjukkan ekspresi wajah polos yang merasa bersalah.
" M-maaf, Appa. Tak lagi kami seperti itu. Lagian bukan kami yang mengajari Junyeong, tapi ini dari ide gilanya sendiri. Kami semua juga mengeluarkan uang untuk menyewa sedan ini." Jelas pria yang duduk di bangku belakang dengan takut-takut juga bersalah. Sepertinya mereka semua memang mengenali Appa dari Junyeong. Atau mungkin mereka dalam satu daerah yang sama.
Aku pun hanya sadar akan satu hal, jika mereka menyewa sebuah mobil mewah agar tidak terbully jika pun ternyata tak berpengaruh sebanyak itu. Yang jelas, kata-kata buruk dari orang-orang itu yang membuat mereka memakai topeng seperti ini.
" Appa... Tapi aku butuh uang, kami akan ke Club. Orang tua Minho memberikannya uang meskipun uang bulanannya sudah habis." Keluh Junyeong yang merasa tak adil.
" Tak ada minum-minum, Appa rela mentraktir kalian semua minum saat ada salah seorang dari kalian ulang tahun, bukan seperti ini! APPA benar- benar kecewa." Tegas Appa yang bahkan tak menangani anaknya sedikit pun meski sudah sangat keterlaluan seperti ini. Sungguh Kang Taksi ( Appa ) yang benar-benar luar biasa, dan juga sangat bijaksana.
" Maaf, Appa... Maaf..." Mereka semua pun dengan serempak keluar dari mobil, dan meminta maaf pada Appa Junyeong satu persatu.
" Pak...." Sapaku dengan ramah. Kang Taksi pun mulai menatap, juga mereka semua para lelaki itu yang menatap padaku kini.
" Kalau begitu kami akan memilih TAXI yang lain." Lanjutkan.
" Lebih baik begitu." Lisa berbisik ke telingaku, sepertinya dia sudah tidak sanggup menunggu lebih lama lagi di bawah sinar matahari yang memang sangat terik siang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konglomerat, Jenlisa
HumorGenre: Comedy, Romansa, Misteri. Deskripsi: Jennie Kim, anak dari Konglomerat nomor satu Asia. Menjadi orang kaya tidak membuat Jennie Kim menjadi sombong namun malah berbeda, dia ingin hidup mandiri, belajar seperti mandirinya kedua orang tuanya ya...