42 : Aib dihandphone Lisa

767 45 4
                                    

Sesampainya di Swacheon, setelah pemakaman Asahi yang dilakukan di rumah kerabatnya. Jennie, Rose, Taehyung, Jungkook, dan Detektif Dami pun berjalan mendekat dengan perasaan bersalah padanya.

" Bibi, kami ikut berduka atas apa yang terjadi kepada Asahi." Ucap Jennie menundukkan kepalanya.

" Jennie, nak... Bibi hanya ingin mengatakan jika Asahi memiliki perasaan padamu. Sekarang anak Bibi sudah pergi untuk selamanya..." Tangis Ibu Asahi membuat Jennie langsung saja memeluknya.

Tangisan pun terjadi, apalagi Jennie yang tak dapat lagi menahan air matanya apalagi saat merasakan kesedihan yang di rasakan oleh ibu Asahi yang terasa masih tak rela.

Jungkook, Taehyung, dan Rose pun hanya dapat menundukkan kepalanya berduka dan ikut sedih atas apa yang menimpa Asahi meskipun mereka bukanlah orang yang dekat. Namun siapa yang tak akan sedih melihat tangisan seorang ibu untuk anaknya. Sementara Detektif Dami hanya menatap sekitar dengan serius.

Beberapa jam kemudian, saat mereka akan kembali ke Seoul untuk pulang. Mereka semua juga telah melihat bagaimana habisnya rumah Asahi yang terbakar tak menyisakan apapun. Sungguh mengerikan melihat jika ada orang yang benar-benar menjebak mereka hingga mengorbankan dua nyawa orang yang tak bersalah.

" Jennie... Bibi ingin ikut ke Seoul, dan kembali bekerja di sekolah." Ucap Ibu Asahi tiba-tiba saja ingin ikut.

" Apakah Bibi yakin jika Bibi merasa sudah bisa?" Tanya Jennie.

" Bibi yakin." Jawab Ibu Asahi.

Mereka semua pun saling menatap satu sama lain dan Jennie pada akhirnya pun hanya menganggukkan kepalanya setuju, " Bibi bisa kembali ke sekolah setelah sekolah di mulai."

Setelah obrolan-obrolan kecil itu mereka semua pun benar-benar pergi dan pamit dari sana untuk kembali ke Seoul. Setidaknya Ibu Asahi sama sekali tak menyalahkan Lisa atas semua ini. Detektif Dami yang berada di kursi depan hanya diam dengan wajah serius seolah sedang memikirkan sesuatu.

" Detektif, Apa kau mendapatkan sesuatu saat kita ke rumah Asahi tadi?" Tanya Jungkook penasaran karena Detektif Dami yang lebih banyak berdiam diri hari ini.

" Hanya handphone yang ku yakini milik Lisa. Aku mendapatkannya di kebun jagung." Ucap Detektif Dami memberikan handphone itu pada Jennie yang langsung saja menerima.

" Benarkah?" Tanya Rose benar-benar sangat terkejut atas penemuan itu.

" Wahh... Tak sia-sia detektif seperti mu bekerja di kepolisian." Puji Jungkook yang juga tak menyangka.

" Selain itu apakah kau menemukan hal lain?" Tanya Taehyung merasa penasaran karena inginnya dia menyelesaikan kasus ini. Taehyung belum mengobrolkan hal ini kepada kedua orang tuanya karena kedua orang tuanya yang sibuk.

Detektif Dami menggelengkan kepalanya, sepertinya kasus ini jauh lebih rumit dari yang di bayangkannya. Jika dalam waktu 5 hari dia belum juga mendapatkan apapun tentang kasus ini, maka Detektif Dami tak akan dapat melakukan apapun kecuali hanya membiarkannya saja.

Perasaan Detektif Dami tentu merasa tak akan puas jika tak menyelesaikan kasusnya. Hanya penyesalan nanti yang akan menanti dirinya sementara dia tahu jika semua ini sama sekali tak berkaitan dengan Lisa, dan Taehyung yang jelas-jelas tak bersalah.

" Aku tak tahu apa passwordnya." Ucap Detektif Dami melihat ke arah kaca atas pada Jennie yang nampaknya sedang menghidupkan handphone Apple itu.

Rose, dan Jungkook yang duduk bersama Jennie kursi belakang pun hanya menatap Jennie dengan sangat serius sembari menunggu handphone itu aktif, sementara Taehyung hanya sibuk dengan pikirannya sendiri di depan. Dia benar-benar merasa cemas dengan nasibnya saat ini.

Taehyung merasa tak aman apalagi belum ada orang yang terbukti mencurigakan. Taehyung benar-benar harus menangkap siapa pelakunya, dan mencari Haruto karena dia saat ini satu-satunya yang menjadi targetnya. Karna Haruto yang memang paling mencurigakan di antara semuanya.

Sementara di kursi belakang nampak Jennie yang sudah berhasil menghidupkan handphone Lisa, matanya terbelalak saat wajahnya yang sedang tidur menjadi foto wallpaper di sana.

" Jen?" Tanya Rose langsung saja melihat pada wajah Jennie yang memerah.

" Hmmm..." Jungkook bersuara layaknya nyamuk dan terbatuk beberapa kali sembari memalingkan wajahnya keluar jendela.

Taehyung yang penasaran pun langsung berbalik dan melihat handphone itu, " Hahaha..." Tawa Taehyung sembari menepuk kedua tangannya dengan gembira.

Jennie pun langsung saja mematikan handphonenya. Dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan karena tak tahu harus mengatakan apapun. Karena rasanya begitu tiba-tiba dan juga....

" Lisa, dan Jennie kan sudah tunangan. Jadi itu hal yang wajar. Kalian ini kenapa?" Tanya Rose protes  agar Taehyung, dan Jungkook berhenti menggoda Jennie yang nampaknya malu.

" Hahaha... Tapi tetap saja, Lisa melakukan hal itu?" Tanya Taehyung masih merasa geli di dalam perutnya, saat dia bertemu dengan Lisa nanti, Taehyung bersumpah jika dia akan mengejeknya tentang hal ini.

Jungkook pun tetap saja tertawa, sementara Rose hanya diam karena memang apa yang lucu? Bukankah itu hal yang biasa, dia dan Jisoo juga melakukan hal seperti itu? Mungkin karna Jungkook, dan Taehyung yang tak memiliki pasangan jadi mereka seperti itu, pikir Rose.

" Aaaa... Jangan menertawaiku! Berhenti menertawaiku!" Jennie yang merasa kesal pun kini berteriak. Namun Jungkook, dan Taehyung malah mengeraskan tawak mereka, membuat Jennie pada akhirnya pun hanya dapat berdenyit kesal dan kembali membuka handphone itu.

Sepertinya Lisa mengambil foto ini saat mereka berdua tidur bersama di dalam rumah sewa dekat sekolah itu. Lagi-lagi Jennie merasa panas.... Apakah itu artinya saat Jennie tertidur, Lisa ternyata tengah menatapi dirinya.

" Ahhh.. Memalukan..." Gumam kecil Jennie tanpa sadar membuat Jungkook, dan Taehyung yang tadinya mulai merasa tenang kini kembali tertawa.

" Jangan malu, bukankah itu artinya Lisa sangat mencintaimu? Itu hal yang baik bukan?" Tanya Rose dengan polos membuat tawa dalam mobil itu tak akan kunjung berhenti. Detektif Dami yang mengemudi di depan pun hanya dapat tersenyum dan terhibur.

Sepertinya anak-anak ini benar-benar sangat dekat satu sama lain.

Jennie pun diam-diam memasukkan tanggal tunangan mereka sebagai password dari handphone Lisa, dan benar saja jika handphone itu langsung saja terbuka.

Rose yang sadar akan hal itu pun memilih untuk tidak mengganggu privasi Jennie dengan menatap ke depan tanpa bertanya apapun.

Jennie pun pertama kali membuka Siapa saja yang ada di dalam kontak Lisa, tentu hanya nomor Taehyung, Jungkook, kedua orang tuanya, Asisten Momo, selain itu ada nomornya yang di berikan nama Jennie dengan emot love merah berapi.

Itu langsung saja membuat Jennie yang  melihatnya tertawa namun menahan, Jennie pun lanjut lagi mencari tahu tentang apa saja yang ada di dalam handphone Lisa selama sisa perjalanan pulang.

***

" Jika menjadi orang baik adalah sebuah pilihan, maka menjadi orang jahat juga adalah sebuah pilihan, dendam akan di balaskan dengan dendam, nyawa akan di balaskan dengan nyawa. Tak mempercayai hukum untuk sebuah keadilan adalah hal yang sah." Gumam seseorang dengan sebuah pisau di tangannya yang menusuk selembar foto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Konglomerat, JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang