Sesampainya di depan sekolah....
" Pagarnya tidak di kunci, apakah memang begitu?" Tanya Taehyung sembari menatap pagar besi yang besar, dan cukup lebar.
Lisa tak menjawab.
" Setelah 3 hari sekolah di sini, aku baru ingat jika aku tak pernah melihat satpam. Sepertinya Mantan Pak Kepala Sekolah memang sangat sulit untuk mengeluarkan dananya hanya untuk keamanan." Ucap Taehyung yang tertawa begitu pun dengan Lisa yang langsung terkekeh mendengarnya. Padahal tadinya dia sedang serius, namun saat mendengar Taehyung yang mengatakan tentang mantan kepala sekolah yang pelit, tentu saja itu langsung menimbulkan kegelian sendiri dalam perutnya.
Mereka berdua pun memasuki gerbang sekolah itu, sekolah nampak gelap dan tak ada cahaya lampu apapun di sana. Taehyung menghidupkan senternya, dan memberikan satu senter kepada Lisa yang langsung menerima dan juga menghidupkannya. Tak peduli dengan suara burung hantu yang terus bersuara, dan juga kelelawar-kelelawar yang terbang, kegelapan juga aura mencekam sekolah. Mereka berdua memasuki sekolah, di mulai dari loby.
Taehyung dengan tenang menyenter ke sana kemari. Sementara Lisa terus berjalan lurus, tak menyenter ke arah mana pun karena tujuannya saat ini adalah kantin yang berada di ujung belakang sekolah untuk mengambil handphone milik tunangannya itu.
Bruk..!
Prang...!
Sebuah pot tiba-tiba terjatuh dari lantai atas, membuat mereka berdua reflek menyontel ke arah pot itu dengan jantung yang hampir meledak. Mereka berdua sama-sama terkejut dengan pot itu. Jujur saja jika ketakutan saat ini mulai muncul, namun Lisa masih bisa tenang dan hanya menganggap jika angin yang menjatuhkan pot itu meski terdengar tidak masuk akal dengan pikirannya yang mencoba membohongi.
" Woii...!" Teriak Taehyung sembari menyentuh ke atas dan mencari-cari namun tak ada siapapun. Jujur saja jika Taehyung saat ini mulai merasa merinding. Namun karna kepanikan yang tidak di timbulkan sedikit pun oleh Lisa yang membuatnya juga mencoba merasa tenang.
" Apakah kita coba untuk menelpon mereka saja sekarang?" Tanya Taehyung. Karna pot yang tiba-tiba terjatuh itu sepertinya sudah menjadi alasan yang cukup tepat agar mereka segera menelpon ke rumah.
" Tidak usah. Mungkin angin yang melakukannya." Ucap Lisa dengan asal seperti menyetujui pikirannya.
" Angin? Pot di terbangkan angin?" Tanya Taehyung dengan wajah tak percayanya, dan Lisa tentu hanya menganggukkan kepala.
" Anggap saja begitu. Memangnya kau melihat manusia? Jika bukan manusia pasti hantu, dan jika itu hantu pasti itu angin karena tidak terlihat." Ucap Lisa memberikan teorinya yang membuat Taehyung pun reflek bengong, namun pada akhirnya setuju karena memang cukup masuk akal juga apa yang Lisa katakan tadi. Bisa jadi, lagipula memang tak ada orang.
Mereka berdua pun kembali melangkah namun dengan Lisa yang kini memimpin jalan karena Taehyung yang mulai merasa takut apalagi semakin dalam mereka memasuki sekolah ini semakin salam juga penampakan-penampakan kelas. Seolah ada hantu di dalam sana.
" Lisa, kita pulang saja." Pinta Taehyung menahan tangan Lisa yang langsung menatap dirinya.
" Kita ambil handphonenya lalu pulang." Ucap Lisa menjelaskan kembali tujuan awal mereka ke sini. Mereka berdua harus mengambil handphone itu sebelum kembali ke rumah karena memang itu tugas mereka saat ini. Apalagi jika handphone itu adalah milik Jennie yang membuat Lisa merasa memiliki tanggung jawab di sana.
Sesampainya di kantin yang memang sangat sepi, Lisa, dan Taehyung sama-sama menutup lubang hidungnya saat mencium aroma bangkai yang tercium entah berasal darimana. Namun mereka berdua tak terlalu mempedulikan aroma bangkai itu. Taehyung mengambil handphonenya, dan melihat lebih tepat lokasi handphone Jennie saat ini. Lisa pun juga melihat layar handphone itu, dan memang benar jika handphonenya berada di kantin namun tak tahu pastinya dimana.
" Coba telpon." Lisa memberikan saran mana tahu dengan begitu mereka berdua akan lebih mudah menemukan handphonenya.
Taehyung pun merasa setuju, dan langsung mencek apk kontaknya mencari kontak Jennie yang bernama JenJen. Setelah mendapatkannya dia pun langsung menelepon.
' Trililit....!! Trililit...!!'
Nampak sebuah cahaya yang berasal dari sebuah meja di kantin. Menandakan jika handphone Jennie berada di sana, namun langkah kaki mereka berdua tiba-tiba berhenti saat mendengarkan....
' Im like Hello... Hello... Hello... Where you'been all my life..'
Terdengar suara nyanyian dari handphone, alias notifikasi panggilan telepon dari seseorang yang langsung berlari kencang meninggalkan mereka berdua di kantin. Lisa, dan Taehyung pun membelalakkan kedua matanya dan dengan cepat mengejar seseorang itu. Larinya sangat kencang, cukup jauh dari Lisa, dan Taehyung yang terus mengejar.
" HEIII... BERHENTI...!!" Teriak Taehyung memperingatkan, kacamata Taehyung terjatuh namun tetap saja Taehyung tak peduli dan terus mengejar orang misterius yang sudah ketahuan basah oleh mereka.
" BERHENTI...!" Teriak Lisa juga lalu melemparkan senternya namun pada akhirnya tetap saja orang misterius itu lepas karena larinya yang memang cukup cepat, mereka tak dapat mengejarnya saat orang misterius itu membelok ke arah koridor lain.
Lisa, dan Taehyung sama-sama menarik nafas dengan memburu. Akibat aksi kejar-kejaran itu, walau pada akhirnya orang yang mengambil handphone Jennie berhasil kabur dan tidak kedapatan oleh mereka.
Taehyung reflek mengambil handphonenya, dan akan menelepon ke rumah namun rabun jarak dekatnya menghalanginya melakukan itu, apalagi karena kacamata minusnya yang sudah terjatuh. Entah di mana kacamata itu sekarang.
Taehyung terus-menerus mengucek matanya yang tak dapat melihat jelas pada layar handphone yang membuatnya merasa pusing.
Lisa yang mencoba menyenter sekitar untuk melihat apabila seseorang itu tidak jauh dari mereka namun tak ada apa-apa yang membuat Lisa berjalan kembali ke arah Taehyung yang menyipitkan matanya pada layar handphone. Lisa pun sadar jika kacamata Taehyung terjatuh.
" Taehyung, apakah kau bisa melihatku?" Tanya Lisa membuat Taehyung menyebutkan mata mencoba menatapnya. Lisa pun mendesahkan nafasnya, apalagi senternya yang sudah pecah berkeping-keping di sana.
" Aku rabun jarak dekat, kalau jauh aku masih bisa melihat." Tanggap Taehyung yang kini menatap sekitar. Memang jelas, namun karna gelap.
" Apakah kita harus menelepon mereka?" Tanya Taehyung membuat Lisa menggelengkan kepalanya.
" Kita jangan membuat mereka khawatir, kita ceritakan semuanya saat sampai di rumah. Lebih baik sekarang kita ke kantin, dan mengambil handphone Jennie lalu pulang ke rumah." Ucap Lisa memberikan sarannya.
" Kita pulang sambil lari, aku takut jika orang tadi berbahaya. Akan bahaya jika orang tadi memiliki teman, dan mencoba untuk memancing kita agar masuk ke jebakannya." Ujar Taehyung berbisik pelan, dia benar-benar sudah mulai mati rasa sekarang. Apalagi ketakutan yang mulai mendominasi dirinya.
Lisa yang mendengarnya pun mau tak mau mengganggukkan kepala, lalu mengambil alih senter Taehyung, dan menggenggam tangannya agar mereka berdua ke kantin untuk mengambil handphone Jennie agar segera pergi dari sekolah ini.
Lisa juga sebenarnya sudah mulai takut, namun dia berusaha sebaik mungkin. Setidaknya orang misterius itu tidak mengancam atau pun melukai mereka namun berlari.
Saat ini yang paling utama adalah handphone itu, dan mereka berdua akan kembali ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konglomerat, Jenlisa
HumorGenre: Comedy, Romansa, Misteri. Deskripsi: Jennie Kim, anak dari Konglomerat nomor satu Asia. Menjadi orang kaya tidak membuat Jennie Kim menjadi sombong namun malah berbeda, dia ingin hidup mandiri, belajar seperti mandirinya kedua orang tuanya ya...