" Ini handphonemu, Bagaimana kalau aku mengantarkanmu pulang. Mama bisa marah jika tahu kau belum juga pulang ke rumah." Ucap Lisa yang membuat Jennie langsung menggelengkan kepalanya cepat.
" Aku ingin tidur di sini, titik." Ucap Jennie sembari melipat kedua tangannya di dada. Jelas saja jika dia masih cemburu karna awalnya Jennie mengira jika tak akan ada kontak siapapun di handphone Lisa kecuali kontak keluarga, dan juga kontaknya.
" Jangan bermanja-manja di sini, kalian bisa langsung saja ke kamar." Ucap Jungkook menggoda yang membuat Lisa, dan Jennie langsung menatap tajam dirinya.
" Oke, kalo gitu." Ucap Jennie akan menarik tangan Lisa yang tak melangkahkan kakinya membuat Jennie langsung menatap ke arahnya. Tatapan mereka beradu, yang membuat Jennie tiba-tiba merasa malu karna tingkah agresifnya.
Lisa pun ingin tersenyum namun dia mencoba menahannya. Lagi-lagi hatinya terasa tak baik-baik saja saat melihat wajah memerah Jennie yang menundukkan kepalanya malu. Andai saja tak ada siapapun, ingin sekali dia mencium pipi gembulnya.
" Oke, kalo gitu aku, dan Rose akan pulang ke rumah." Ucap Jisoo berpamitan, yang langsung di angguki oleh mereka semua. Setelah kepergian Rose, dan juga Jisoo yang sudah menutup pintu rumah.
" Aku sudah memutuskan untuk mengajak Haruto bicara berdua besok." Ucap Lisa tiba-tiba yang membuat mereka bertiga langsung mengalihkan pandangannya terkejut.
" APA..?!"
***
POV Jennie:
________
Keesokan paginya, sesampainya di depan gerbang besar sekolah, aku keluar dari dalam taksi, setelah membayarnya aku pun masuk ke dalam sekolah yang nampak mulai ramai pada parkirannya yang kini di kerubungi oleh banyaknya mobil.
Aku pun dengan sengaja memperhatikan jauh di ujung parkiran nampak di sana beberapa motor yang memang pernah ku lihat beberapa hari kemarin. Benar saja, Mungkin memang benar jika semua bagian parkiran ini lebih banyak didominasi oleh mobil-mobil mewah dan bermerk. Namun tetap saja, jika fakta adanya kendaraan bermotor di parkiran... Sudah jelas jika sekolah ini memberikan kebohongan untuk citra yang sudah di bangun oleh mereka para guru di sekolah terutama mantan pak kepala sekolah dahulu.
Aku pun terus berjalan menuju koridor sekolah dengan tatapan beberapa murid-murid pria dan juga wanita yang tertuju padaku, yang jelas jika tatapan itu adalah tatapan untuk merendahkanku. Aku tak peduli sama sekali dengan semua itu.
Tiba-tiba semua orang berlari di koridor yang akan ku lewati, dengan serempak mereka melewati ku dan menyenggol ku tanpa mau meminta maaf atau berpikir sedikit pun.
Mereka semua berjalan bersama-sama, dan tiba-tiba saja koridor terasa sepi. Aku yang merasa penasaran pun mengikuti langkah para murid-murid yang sepertinya akan pergi ke kantin sekolah.
Dan benar saja, sesampainya di kantin sekolah memang semuanya sudah sangat ramai berkumpul. Aku berjalan mencoba mendekat mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Mataku terbelalak lebar saat melihat tubuh seseorang yang sudah tidak bernyawa dengan beberapa kotak kardus yang menutupi kepala hingga beberapa anggota tubuh lainnya.
Bau bangkai tercium. Membuatku sedikit menutup lubang hidungku. Aku masih merasa sangat shock atas apa yang ku lihat di depanku.
Aku pun mendengar semacam obrolan dari orang-orang yang tengah berkeliling yang menonton, dan aku dapat mendengar jelas jika mereka sedang mengatakan kalau mayat yang di depan itu baru saja di temukan oleh seorang murid yang langsung melaporkannya pada Ibu Asahi, alias penjaga kantin yang juga merasa sangat heboh atas temuan mayat itu.
Mayat itu adalah mayat seorang murid wanita, bernama Junho. Terdengar mereka mengatakan jika seseorang sudah membunuhnya. Namun siapa yang sudah membunuhnya? Aku bertanya-tanya, terus terang, entah apa yang terjadi saat ini. Aku yang merasa jika saat ini tengah ditata oleh seseorang pun langsung menatap sekitar, namun tak ada siapapun yang tengah menatapku.
Dengan serius, aku harus pergi ke kelas saat ini juga karena mungkin saja jika Jungkook, Taehyung, Lisa, dan juga Rose sedang berada di dalam kelas tengah menunggunya. Mereka bukanlah orang-orang yang suka ke kantin dan membawa bekalnya sendiri untuk makan sendiri di dalam kelas. Itu sudah menjadi kebiasaan.
Sesampainya di dalam kelas, kebetulan memang sedang ada di dalam kelas saat ini namun dengan kesibukannya masing-masing. Sepertinya mereka memang masih belum tahu apa yang terjadi saat ini, mungkin ketemuan mayat itu baru saja terjadi beberapa detik yang lalu hingga membuat semua orang masih belum menyadarinya atau beberapa.
" Ada temuan mayat wanita di kantin bernama Junho. Dari yang aku dengar dari beberapa orang.... Junho katanya sengaja di bunuh oleh seseorang." Ucapku sembari berjalan ke meja membuat tatapan mereka teralih kini kepadaku. Tatapan terkejut.
" Yang benar. Mayat?" Tanya Jungkook benar-benar merasa sangat terkejut.
" Iya, benar. Aku baru saja datang sekolah dan semua murid-murid sekolah sedang berkumpul di dalam kantin untuk melihat mayat itu." Ucapku menceritakan.
" Hah?" Rose berdiri, dan mereka semua berjalan mendekat ke mejaku.
" Tapi yang benar saja? Mayat darimana? Siapa juga yang akan membunuh terutama itu di dalam sekolah." Taehyung masih tak percaya dari apa yang di dengarnya.
" Aku juga tidak tahu. Tapi memang itu faktanya." Balasku yang memang tak tahu apa-apa, dan juga sama terkejut seperti mereka.
Tak lama terdengar suara sirine mobil polisi, kami berlima pun berjalan ke arah jendela, yang memang kelas kami berada di tingkat dua. Dapat kami lihat beberapa mobil polisi terparkir di halaman sekolah, nampak beberapa polisi keluar dari mobil dan mulai berjalan masuk ke dalam sekolah. Ah, aku merasa sangat entah apa yang harus ku lakukan sekarang. Apalagi Pak kepala Sekolah yang sudah ku pecat, pasti para polisi akan langsung mencari pemilik dari sekolah ini yang itu artinya aku.
Dan bisa saja penyamaranku sejauh ini akan terbongkar. Oh tuhan, Apa yang harus ku lakukan sekarang.
" Jennie... Bagaimana ini? Bukankah kau sudah memecat kepala sekolah?" Tanya Rose yang sepertinya tahu apa yang sedang ku pikirkan saat ini.
Aku tak dapat mengatakan apapun. Lisa nampak sedang memikirkan sesuatu namun dia belum juga mengatakan apapun. Biasanya di dalam situasi genting ini dia akan dapat membantuku namun... Ahh.. Aku benar-benar tak dapat berpikir saat ini. Apa yang harus ku lakukan.
" Kim Jennie, Polisi mencarimu."
Tiba-tiba seorang murid datang ke dalam kelas dan mengatakan itu. Aku membelalakkan mataku terkejut, belum juga aku berpikir untuk mencari seseorang, dan sekarang polisi sudah terlebih dahulu memanggilku. Aku menggigit bibirku cemas, Lisa menjamah tanganku yang dingin mencoba memberi kekuatan.
" Aku akan menemanimu." Ucapnya dengan sangat lembut membuat hatiku merasa lega walau beberapa detik yang lalu sangat cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konglomerat, Jenlisa
HumorGenre: Comedy, Romansa, Misteri. Deskripsi: Jennie Kim, anak dari Konglomerat nomor satu Asia. Menjadi orang kaya tidak membuat Jennie Kim menjadi sombong namun malah berbeda, dia ingin hidup mandiri, belajar seperti mandirinya kedua orang tuanya ya...