37 : Ikut panik!

275 33 4
                                    

Di sebuah meja yang panjang dengan beberapa isi makanan-makanan yang terlihat lezat di atasnya. Nampak Jennie yang sedang duduk sendirian di salah satu kursi, dia hanya makan sendirian dengan di kelilingi oleh beberapa pelayan yang ada di belakang maupun di depannya.

Wajah Jennie terlihat murung pagi ini, tetap saja hanya dia yang akan makan sendirian tanpa kedua orang tua yang menemaninya. Ini adalah rumah keluarga inti mereka, namun Mamanya akan lebih memilih untuk tinggal bersama neneknya di rumah besar keluarga Mamanya, sementara Ayahnya akan lebih memilih untuk tinggal bersama istri keduanya. Jennie hanya tinggal sendirian di dalam istana besar ini. Kadang Mamanya akan datang untuk melihatnya, jarang sekali Papanya akan ke sini.

Suara sendok yang mengisi keheningan, Jennie memakan kembali daging sup ayam ada di dalam sebuah mangkok yang terukir khusus. Tanpa minat di wajahnya karena hanya ini yang dapat dia lakukan. Meski banyak makanan lain di atas meja namun Jennie lebih memilih hanya untuk memakan sup ayam ini saja.

" Semuanya, tinggalkan." Terdengar suara berat seseorang memberikan perintah membuat semua para pelayan langsung meninggalkan ruang makan karna perintahnya.

" Papa?"

" Papa ingin berbicara denganmu." Ucap Kim Joong Hun.

Jennie yang mendengarkan itu pun langsung berdiri dan menutup kursi makannya. Dengan hormat juga dengan kedua tangannya yang saling berpegang di depan, Jennie berjalan beberapa langkah dan menatap wajah Papanya yang sangat keras.

" Papa, lihat ada penarikan uang 5 juta won dari ATM pribadimu? Kau menarik uang sebesar itu tanpa sepengetahuan dari Papa?" Tanya Kim Joong Hun pada putrinya yang langsung saja terkejut.

" Jennie tidak melakukannya, Pa." Ucap Jennie cepat dengan tak menghilangkan rasa hormatnya.

" Papa sudah memberikanmu kepercayaan untuk membeli sebuah sekolah, tapi untuk ini Papa tidak dapat mentolerir apalagi untuk tujuan yang tidak jelas." Ucap Kim Joong Hun masih menatap pada putrinya Jennie yang masih tak mengakui kesalahannya.

" Tapi, benar Pa... Itu bukan Jennie. Jennie tak akan mau menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk bersenang-senang." Jennie meyakinkan.

" Lalu, siapa yang sudah melakukan itu? Siapa yang tahu password rekeningmu?" Tanya Kim Joong Hun.

Jennie pun terdiam mendengarkan pertanyaan itu. Sekilas dia mengingat jika dia, dan Lisalah yang sama-sama membuat Password rekening itu, yaitu passowrdnya adalah tanggal tunangan mereka, 3 tahun yang lalu. Selain itu sepertinya tak ada yang mengetahuinya lagi.

" Jennie... Kau pasti tahu. Jawab saja, Papa tak akan marah." Ucap Kim Joong Hun tak memberikan tekanan apapun agar putrinya mau jujur.

" Selain Jennie, ada Lisa Pa..." Jawab Jennie dengan gugup pada akhirnya.

" Lisa? Putri dari Limario? Tunanganmu?" Kim Joong Hun bertanya dengan tak percaya, apalagi Lisa adalah anak dari sahabat dekatnya.

Jennie menganggukkan kepalanya sekali, " Tapi Lisa tak mungkin melakukan hal seperti itu, Pa. Jennie percaya padanya."

" Jennie... Kau masih remaja dan masih terlalu di buatkan oleh cinta. Biarkan Papa memarahi Lisa karena dia adalah tunanganmu. Papa tidak bisa menikahkanmu pada seseorang yang seperti itu." Ucap Kim Joong Hun membuat Jennie yang mendengarnya langsung menggeleng cepat.

" Pa... Lisa tidak mungkin. Jennie percaya padanya, lagipula hanya Lisa yang Jennie cinta. Jennie mohon jangan lakukan itu Pa.." Mohon Jennie agar Papanya segera berhenti.

" Papa tahu jika kau mencintainya tapi kalian masih terlalu muda... Masih harus ada banyak hal yang kalian lalui agar lebih dewasa, kau lihat Papa, dan Mama menikah karena perjodohan dan pada akhirnya... Papa mencoba mencintai Mamamu tapi itu sangatlah sulit hingga Papa pada akhirnya menemukan seseorang yang Papa cintai, dan menikahinya. Jika bukan karna Limario adalah sahabat Papa, Papa dengan jelas akan menolak perjodohan karna tak ingin hal yang sama terjadi pada putri kesayangan Papa." Ucap Kim Joong Hun layaknya seorang ayah pada putrinya.

" Papa, Lisa tak mungkin melakukan itu, Jennie sudah mengenal Lisa sedari kecil, jadi Jennie yakin jika bukan Lisalah yang melakukan hal semurahan itu." Jennie masih meyakinkan karna jauh di dalam hatinya dia memang sangat percaya kepada Lisa meski Lisa sering mengecewakannya karna sikap dingin yang kadang di terima olehnya, meski begitu Lisa masih memberikan sikap hangat yang lebih sering di berikannya. Terutama saat mereka sedang berdua.

" Biarkan Papa berbicara dengan Lisa, dan menanyakan langsung padanya... Papa tak akan marah, namun hanya akan menasehati jika memang dia yang mengambilnya. Tapi Papa tak akan yakin dengan pernikahan kalian selanjutnya, Papa tak akan bisa membiarkanmu hidup bersamanya jika memang Lisa yang melakukannya. Papa akan mengatakan yang sejujurnya pada Limario meskipun itu harus meretakkan hubungan persahabatan kami, tapi itu lebih baik daripada Papa harus menghancurkan kehidupan putri Papa." Ucap Kim Joong Hun pada Jennie langsung saja menunduk sendu mendengarnya.

Jennie sudah merasa jika Papanya mungkin tak akan mau mendengarkannya. Apapun yang Jennie katakan untuk membela Lisa tetap saja Papanya nampak tak mendengarkan dirinya.

" Untuk kasus pembunuhan yang terjadi di sekolah milikmu biarkan Papa yang mengurusnya agar semuanya selesai." Ucap Kim Joong Hun yang memang tahu.

" Tidak, Pa... Jennie akan menyelidiki kasus pembunuhan itu dengan teman-teman Jennie. Lagipula nyawa seseorang harus di bayar dengan penjara seumur hidup, Jennie tak bisa membiarkan semua itu." Ucap Jennie yang lagi-lagi menolak bantuan dari kedua orang tuanya. Jennie juga menolak bantuan dari Kak Namjoon karna merasa lebih percaya kepada Detektif Dami yang nampak setia, dan bertanggung jawab pada tugasnya.

" Banyak hal terjadi di hidupmu beberapa hari ini, Papa harap kau baik-baik saja. Ini adalah jalan dewasa karena akan lebih banyak drama yang kamu lalui setelah kamu dewasa, putriku." Ucap Kim Joong Hun mengelus rambut Jennie yang menundukkan kepalanya.

" Jennie belajar dari Papa, dan Mama.... Jennie belajar mandiri dari kalian. Jadi Jennie yakin jika Jennie bisa melalui semua itu." Jawab Jennie yang memang terdengar segan kepada Papanya.

" Baiklah, Papa akan percayakan hal itu padamu. Sekarang Papa hanya tinggal menemui Lisa untuk membicarakan hal ini kepadanya. Papa akan mengadakan sebuah pertemuan dengannya." Ucap Kim Joong Hun, dan Jennie yang mendengarkan itu pun hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Karna Jennie tahu jika Papanya melakukan hal ini untuk kebaikannya, jadi jika bukan Lisa yang mengambilnya harusnya dia tidak perlu mengkhawatirkan apapun.

Beberapa menit kemudian, Kim Joong Hun yang sudah pergi karena pekerjaan yang sudah menanti. Jennie kembali duduk di atas meja dan sudah tak berniat memakan makanannya.

" Nona muda... Ada telepon dari Tuan muda Jeon." Ucap seorang pelayan.

" Aku akan datang." Ucap Jennie berdiri, dan berjalan ringan menuju ruang tengah untuk mengangkat telepon kabel dari sana.

" Anneyong~" Sapa Jennie.

" ..... "

" Apa? Lisa tak ada di rumah?" Jennie bertanya cepat, jantungnya terasa memburu mendengarkan itu.

" ..... "

" Kita akan bertemu di sekolah. Aku akan berangkat sekarang." Ucap Jennie lalu mematikan teleponnya. Dan segera buru-buru untuk menuju kamarnya yang ada di lantai atas untuk bersiap-siap.

Konglomerat, JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang