22 : Amarah Pak Kepala Sekolah

347 39 4
                                    

" Apa yang terjadi di sini?" Pak Kepala Sekolah berjalan masuk ke dalam ruangan BK dengan wajah galaknya saat ini, terlihat dia begitu kacau. Sepertinya ada sesuatu hal yang buruk terjadi padanya.

" Pak Kepala apa ada sesuatu yang baru saja terjadi?" Tanya Lisa terdengar sangat formal.

Pak Kepala sekolah langsung menunjuk jari telunjuknya pada Lisa yang berdiri tidak jauh di depannya dengan marah, " Cek yang kau berikan itu palsu! Opss... Shit!!" Umpat Pak Kepala yang baru saja sadar dengan kata-kata yang baru di keluarkannya.

" Hah? Cek?" Bu Yoohyeon mengernyitkan keningnya mendengarkan itu. Apa dia tidak salah dengar?

" Bu, saya terlambat tadi pagi dengan Jennie. Kami berdua datang bersama. Dan untuk mengambil jalan damai, aku memberikan cek palsu 200 ribu dollar untuk Pak Kepala Sekolah yang langsung menerimanya tanpa melihatnya lebih detail terlebih dahulu. Apa itu salah saya?" Tanya Lisa dengan nada polos namun terdengar begitu menyebalkan bagi Pak Kepala Sekolah, begitu pun dengan Bu Seong yang baru saja akan membuat Lisa menjadi murid favoritnya. Harapannya hancur seketika. Harapannya untuk kaya.

" Pak..??? Oh tuhan... Apa yang sudah terjadi sekarang?" Bu Yoohyeon menjamah kepalanya yang berat.

" Yang jelas Pak Kepala Sekolah sudah melakukan tindak korupsi di sekolah ini." Ucap Rose menegakkan.

" Korupsi? Pak... Apa yang kau--"

" JANGAN IKUT CAMPUR! KALIAN SEMUA JANGAN IKUT CAMPUR! KALIAN SEMUA... AKU BERSUMPAH....--" Pak Kepala Sekolah dengan wajah memerah juga mata iblisnya yang menghitam.

" Bu...! Bukan hanya Pak Kepala Sekolah, Bu Seong juga melakukan korupsi, mereka membuat satu aplikasi khusus kelas unggulan untuk melakukan pembayaran di sana. Membayar untuk ranking, nilai ujian, dan juga perlakuan khusus dari guru-guru juga sekolah." Ucap Taehyung membeberkan.

" Apa...??" Bu Yoohyeon nampak begitu sangat terkejut, dengan wajah meminta penjelasannya untuk Pak Kepala Sekolah yang nampak mulai cemas, dan merasa terancam.

" INI SEMUA GARA-GARA KAU...! HARUSNYA KAU TAK BERSEKOLAH DI SINI..! BERUNTUNGNYA KARNA AKU TETAP MEMPERBOLEHKANMU UNTUK SEKOLAH DI SINI MESKIPUN KAU TIDAK MEMBAYAR! AKU MEMBERIKANMU KELAS UNGGULAN KARNA NILAI RAPORTMU YANG BAGUS, AKU MASIH DAPAT MENTOLERIR MURID-MURID BERPRESTASI DENGAN MEMASTIKAN MASA DEPAN MEREKA DENGAN MEMBAWA IJAZAH DARI SEKOLAH INI..!! KORUPSI...? SEMUA ITU HANYA UNTUK MEMBERI MAKAN KELUARGAKU.. KAU BENAR-BENAR... APA KAU TAK AKAN BERHENTI UNTUK MENEKANKU SETIAP HARI, SETIAP MALAM..!!" Bentak Pak Kepala Sekolah dengan sangat keras ke arahku yang mulai merasa takut.

" Pak, tak seharusnya anda berteriak seperti itu, jaga batasan anda." Lisa dengan marah berkata.

" Cek palsu... Huh..." Pak Kepala Sekolah mendengus juga dengan tawa meledeknya, aku dapat merasakan jika dia merasa terkhianati sekarang.

Pak Kepala Sekolah pun menatap tajam diriku, " Apa dia pelayanmu? Supirmu? Pembantumu? Kau membiarkan dia mempermainkanku dengan menggunakan cek palsu itu? Kau benar-benar mengira jika aku hanya mainan, dan mentestku begitu saja?" Pak kepala Sekolah menggeram marah, masih dengan emosinya.

Jungkook tiba-tiba muncul dan melayangkan tisu di depan wajah Pak Kepala sekolah yang tadinya memelototiku, " Pak, pakai tisu ini... Jangan menangis di sini. Aku tahu kau merasa terbohongi."

Setelah mengatakan hal singkat itu, Jungkook pun merasa tersentak karna tatapan melotot Pak Kepala Sekolah yang tertuju padanya, dengan tenang penuh takut Jungkook pun meletakkan tisu itu di kening Pak Kepala Sekolah untuk menutupi wajahnya, lalu berlari kencang, dan bersembunyi di belakang punggung Taehyung yang mulai panik namun masih saja terus diam.

" Mianhae.." Cicit kecil Jungkook mengintip sedikit-sedikit dari balik punggung Taehyung.

Tisu itu pun jatuh begitu saja ke lantai. Kami semua dapat merasakan atmosfer ruangan yang mulai berubah. Rasanya sangat merinding.

" Appa...?" Haruto tiba-tiba masuk ke dalam ruangan BK, dan tak lama Asisten Dahyun pun juga ikut masuk, dan tak lupa Kak Namjoon. Sungguh mencengangkan melihat Kak Namjoon yang menyempatkan dirinya untuk datang ke sekolah ini, ah ya... Karna dia orang yang cukup sibuk dengan tugas kuliah, dan juga urusan satu perusahaan miliknya.

" Semua bukti sudah ada di dalam laptop ini, aku juga sudah menyalinnya jika saja perbuatan kalian terulang kembali dengan menghancurkan laptop baru ini seperti hari itu, saat kalian menghapus data bully dari handphone Jennie." Ucap Kak Namjoon dengan tenang sembari meletakkan laptop itu di atas meja. Tak ada yang berani mengotak-atiknya.

" Lalu apa mau mu sekarang?" Tanya Pak Kepala Sekolah sambal menoleh padaku yang juga menatapnya.

Aku pun mengalihkan pandanganku pada Asisten Dahyun dan mengangguk sekali, untuk mengkode.

Asisten Dahyun pun mulai mengutak-atik handphonenya dan menelepon seseorang. Tak lama telepon itu di angkat dan langsung di berikan pada Pak Kepala Sekolah yang langsung menerimanya begitu saja.

" Anneyong..."

Setelah membalas sapaan, eksperesi wajah Pak Kepala Sekolah nampak getir mendengarkan apa yang baru saja di dengarkan dari handphonenya.

" Appa... Ada apa? Ada apa, Appa?" Tanya Haruto mulai cemas melihat wajah shock Pak Kepala Sekolah yang langsung menjatuhkan handphone milik Asisten Dahyun ke lantai.

" Dunia kita sudah berakhir, Dunia yang Appa impikan semuanya begitu semu, dan. Sepertinya tak akan pernah ada sebegitu keras pun kita memperjuangkan." Ucap Pak Kepala Sekolah pantatnya pada sofa yang ada di ruangan latihan.

" Appa... Appa..." Haruto dengan cemas memanggil Pak Kepala Sekolah saat melihat mata kosong Pak Kepala Sekolah yang tak mengeluarkan sedikit ekspresi dari wajahnya.

" Dengan begitu, Aku harap kita bisa saling mengerti. Sekolah ini akan terjaga dengan baik Aku bersumpah." Ucapku tanpa rasa sedih sama sekali, aku bahkan belum pernah mengeluarkan kata-kata ini sebelumnya.

Pak Kepala Sekolah nampak terlihat masih begitu shock.

" Jennie.. Jennie Kim, aku mohon... Aku mohon berikan aku satu kesempatan lagi. Saya mohon..." Tiba-tiba Pak Kepala Sekolah langsung berlari, dan berlutut di depan kakiku membuatku langsung bergerak mundur cepat. Rasanya jantungku akan copot begitu saja, apalagi itu sangat tiba-tiba.

Aku tak bisa mengatakan apapun kecuali hanya bergerak mundur saat Pak Kepala Sekolah yang tadinya agresif berjalan maju, dan tiba-tiba saja dia menjadi seperti itu.

" Apa yang terjadi sekarang? Apa kalian semua mencoba menjebak saya? Tapi tidak mungkin. Ini bukanlah hari ulang tahunku." Ucap Bu Yoohyeon yang tiba-tiba saja bergerak mundur. Sepertinya Bu Yoohyeon masih tidak percaya.

" Pak, maafkan saya. Tapi hal ini harus terjadi sekarang. Saya juga tak bisa melakukan apapun kecuali melakukan ini." Ucapku dengan nada menyesal, aku sama sekali tak suka mengingkari janjiku apalagi jika itu sudah di ingkar. Yang mengingkar harus mau menerima konsekuensinya, terutama kekecewaan yang harus di tanggung jawabi olehnya sendiri. Jadikan saja semua itu menjadi pelajaran.

Setelah mendengarkan itu, tiba-tiba saja tubuh Pak Kepala Sekolah terjatuh pingsan di atas lantai namun tak ada seorang pun yang membantunya kecuali aku yang memang memiliki cukup tinggi empati, terutama tentang rasa sakit yang di lalui oleh seseorang.

Haruto dengan panik memanggil-manggil ayahnya. Nampak di sini, jika Haruto adalah anak yang baik meski dia pembully akut.

Aku juga ikut berjongkok, juga Bu Yoohyeon. Namun tidak dengan Bu Seong, Lisa, dan Taehyung yang berdiri terus menatapinya. Sepertinya mereka tidak mau ikut campur.

Jungkook tiba-tiba berjongkok, dan mengarahkan kaos kaki yang hari ini di pakainya ke lubang hidung Pak Kepala Sekolah yang mulai mengeluarkan ekspresi-ekspresi aneh tak tertahankan di wajahnya.

***

Jungkook kadang rada gesrek memang ya... 😁

#Tolak_Korupsi

Jangan lupa vote, dan komen.. 😆

Konglomerat, JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang