38 : Rumah Asahi di Swacheon

242 28 3
                                    

" Hey... Hey.. Nak... Bangun. Kereta sebentar lagi akan sampai di stasiun Swacheon." Ucap salah satu penumpang yaitu Seorang Ibu yang menjadi teman duduk Lisa yang tengah tertidur di sana.

Lisa terbangun dari tidurnya, lalu mengucek matanya melihat keluar jendela yang menampakan pemandangan-pemandangan gunung yang cukup dekat, dan juga hutan-hutan hijau yang segar.

Apakah benar jika mereka sebentar lagi akan sampai di Swacheon, karena Lisa belum melihat pertanda adanya perkampungan di luar jendela.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian... Kereta mulai memasuki daerah pasar, banyak manusia yang berlalu lalang di sana, lalu tak lama kereta pun berhenti.

" Stasiun Swacheon turun... Stasiun Swacheon turunn..." Ucap seorang pria berteriak dari depan. Sembari mengambil tiket-tiket dari para penumpang kereta yang turun di stasiun. Lisa juga mencari di dalam tasnya tiket kereta yang di belinya.

Setelah mendapatkannya, Lisa pun memberikan tiket kereta itu pada pria dan mulai turun. Meski wajahnya masih menampakan jika dia masih mengantuk, namun dengan cepat Lisa menutupi setengah wajahnya dengan masker hitam, dan juga sebuah topi.

" Payah... Kau tidak bisa turun jika tidak mempunyai tiket? Jangan mau enaknya saja! Aku sudah muak dengan orang-orang seperti kalian!" Ucap pria yang memang menjadi pengambil tiket-tiket itu, nampak dia tengah marah-marah pada seorang Ibu dengan seorang anak kecil wanita, yang jelas itu adalah teman duduk Lisa yang membangunkannya tadi.

" M-maaf... Tapi aku punya uang..." Ucap Ibu itu yang mulai takut dan mengeluarkan uangnya yang memang hanya tidak seberapa lalu memeluk anaknya yang nampak ketakutan.

" 10 ribu won mana cukup! Kau, dan anakmu itu harusnya 60 ribu won... Kalau begitu berikan 50 ribu won saja karna anakmu itu masih kecil!" Ucap Pria itu dengan marahnya.

" Aku tidak punya cukup uang lagi..." Ibu itu mulai menangis takut.

" Ekhem.." Lisa berdehem agar pria itu tak terlebih dahulu mengeluarkan kata-kata kasarnya, " Saya membeli tiket 20 ribu Won, tak seharusnya menaikkan hargakan?"

Lisa ikut protes rupanya.

" Yang tak punya tiket aku bilang 30 ribu won per-orang... Jadi kalau kau mau sok ngebayar, bayar 50 ribu won lagi untuk mereka berdua." Ucap pria itu dengan kasarnya juga tatapan melototnya. Lisa yang mendengarkan itu pun menganga sedikit dari balik maskernya karna merasa aneh...

" Lebih baik mereka tidak membayar, saya juga tidak akan mau membayar, saya yang akan melindungi mereka, ayo Bu.." Ajak Lisa mengambil alih anak dari wanita itu untuk di gendong olehnya. Rasanya Dia mulai kesal sekarang, Lisa merasa cukup benci dengan orang-orang seperti itu.

Saat Ibu itu juga akan berdiri dengan takut-takut...

" Hey... Jika kau seperti ini, aku tak akan segan memukulmu meski kau seorang gadis. Payah!" Ucap Pria itu terdengar sangat keras. Membuat Lisa menghentikan langkahnya lalu berbalik dan menatap tajam pria itu.

" Ada apa? Kereta sebentar lagi akan berangkat?" Tanya teman pria itu.

" Itu ada yang tidak membeli tiket, tapi tidak mau membayar kan payah... Malah gadis bertopi itu juga tak mau membayar, dan memaksa agar ibu anak itu keluar dari kereta." Pria itu mengadu pada temannya.

" Tak bisa seperti itu--"

" Saya membeli tiket 20 ribu Won dari stasiun, dan dia meminta 60 ribu won dari ibu, dan anak ini? Anaknya saja tidak duduk dikursi tapi duduk dipangkuan ibunya. Saya bisa membawa hal ini ke hukum, Jun Seong Ah. Hukum di negara ini dapat di pergunakan untuk menghukum orang-orang seperti kalian." Balas Lisa tak kalah marahnya, semua orang yang masih ada di dalam kereta kini sibuk menonton mereka.

Konglomerat, JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang