Letnan Kolonel Teddy Indra Wijaya

480 20 0
                                    


Hari ini teddy, cia dan baby twins sedang bersiap menuju The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place karena hari ini ada acara kenaikan pangkat Mayor Teddy Indra Wijaya menjadi Letkol Teddy Indra Wijaya. 

"yangg udah siap belum?!"
"sabar ini digendong dulu abangnya, aku mau siapin baju ganti mereka dulu"
"siniin abangnya.. abang sama papa dulu yaa mama lagi gendong adek, mau siapin baju ganti kalian dulu"
"yangg makanan twins udah dimobil kan??"
"iyaa udah kok, udahh kamu buru dehh.. keburu mulai acaranya"
"iyaa ini udah siap kok.. ayokk"
"itu si kakak tidur yaa?"
"iyaa udahlah biarin aja"

Teddy dan ci sepakat untuk memanggil abang dan kakak kepada anak- anak mereka. Kakak kini berada di dalam kain jarik gendongan cia sedangkan abang berada di pangkuan cia karena teddy sedang nyetir.

Kini mereka sudah sampai di hotel tempat perayaan kenaikan pangkat teddy.

"ini dia yang sudah kita tunggu"
"untuk para tamu undangan dipersilahkan berdiri di tempatnya"
"selamat datang Ibu Theodora Wijaya dan Bapak Letkol Teddy Indra Wijaya"

Acara pun dimulai dari doa pembukaan hingga kini memasuki potongan kue.

"dipersilahkan Pak teddy untuk memotong kuenya"

Kini acara formal sudah selesai, sekarang sudah waktunya untuk makan bersama para tamu undangan sudah memulai pada makan. Abang dan kakak juga ikut makan dan disuapi oleh cia yang sudah dibawa dari rumah.

"kamu juga makan yangg"
"iyaa habis suapin abang sama kakak aja"
"aku ambilin sekalian yaa"
"boleh dehh tapi aku dikit aja yaa soalnya tadi masih kenyang juga makan snack tadi"
"okee"

Acara pun sudah selesai, sudah sore juga waktunya untuk cia, teddy dan twins pulang kerumah mereka. Sesampainya dirumah cia segera memandikan twins. Teddy berada di teras belakang sedang memberi makan ikan dan burung macaw kesayangannya itu. Setelah memandikan twins cia pun ikut ke teras belakang membawa twins.

"lihatlah nak papa kalian lebih sayang sama peliharaannya dibanding kita"
"hehh mulutnya jangan bicara kayak gitu di depan anakku"
"mereka anakku juga"
"yaudah anak kita"

blushhh

"ciee salting hahaha"
"apasihh.. kamu amsih mau makan juga ga?? soalnya aku mau masak buat twins biar sekalian"
"kita makan malam diluar aja nanti sekalian ada yang mau aku bicarakan"
"okee"

Setelah memberi makan twins cia pun lanjutkan menyusui anaknya itu. Twins hingga sekarang belum dikasi susu formula karena asi cia sangat deras bahkan setiap pagi asi cia sering tumpah.

Cia pun sudah berada di depan rumah mereka menunggu teddy mengeluarkan motor dari garasi.

"udahh ayok pergi"
"kamu pake jaket dulu sayangkuu" ~cia
"aku mah aman udah kebal"
"pake jaketnya nanti masuk angin ga aku pijitin loh yaa"
"iyaa bawel ini dipake"

Kini mereka sudah berada di tempat langganan mereka tempat nasi goreng pinggir jalan.

"mas nasi goreng pedesnya 1, biasanya 1"
"okee kak ditunggu"

"emang kamu mau bilang apasih"
"jadi minggu depan kita sudah harus pindah ke batalyon"
"maksudnya??"
"rumah kita sudah jadi yang di batalyon"
"berarti kamu ga pulang ke rumah gitu??"
"bukan gitu maksud aku, aku kamu sama teins ikut pindah ke batalyon"
"haa??"
"apasih yangg aku sudah disuruh komandan aku buat tinggal disana, kamu sama twins juga bakalan tinggal disana"
"berarti mbak ga ikut sama kita?"
"yaa enggak dong"
"ishh nanti yang jaga twins kalo aku harus kerja siapa?"
"titipin aja ke mama, nanti aku yang antar ke mama"
"ga enak lohh sama mama"
"mama juga udha kangen sama cucunya kali yang"
"yaudah dehh"

"btw yang kemarin juga aku di telp sama bapak katanya lusa kita disuruh ke hambalang lagi. Bapak udah kangen sama cucunya"
"wahh fiks sih yang kalo anak kita gede nanti bakalan disuruh pilih mau tanah yang mana hahahha"
"jangan gitu ahh pikirannya lohh"
"yaa siapa tau yekan"
"udahh ahh kita makan dulu aja biar langsung pulang"

Setelah selesai makan mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah.

"yangg kita berhenti di alfamart depan yaa soalnya mau beli barang sebentar aja"
"okee"

Sesampai di alfamart cia pun turun untuk membelikan minum untuk dirinya dan teddy.

"nihh minum dulu"
"makasih yangg"
"kita duduk disitu dulu yukk sebentar ada yang mau aku bilang juga ke kamu"
"mau bilang apasih"

"dulu tuhh ya aku ingat banget waktu kecil aku harus bolak balek bekasi medan karena mama sama papa di medan tugas sedangkan aku tinggal di bekasi. Ga jarang juga dulu papa kalo ke bekasi pasti selalu ajak aku ke Manado jengukin eyang sama kakung aku. Dulu tuhh juga aku pernah bilang dalam hati kalo suatu saat aku harus dapat suami orang manado, kalo bukan orang manado aku ga mau"

"kenapa harus orang manado"

"karena orang manado itu baik baik, contohnya kakung aku dia setia banget sama eyang aku. Nenek buyut aku juga orang manado setia banget sama kakek buyut aku padahal dulu tuhh yaa kakek buyut aku pernah ketahuan selingkuh tapi masih aja dimaafin, padahal nihh yaa yang mau sama nenek buyut aku tuhh dulu banyak banget. Tapi nenek tetap setia sama kakek. Dulu juga aku pernah bilang sama keluarga besar aku kalo aku mau nikah sama orang manado tapi bukan abdi negara, ehh ternyata Tuhan berkata lain"

"lohh emang ada yang salah sama abdi negara??"

"ga salah sihh cuman aku masih ada trauma masa lalu yang sampai detik ini juga buat aku masih kaget, kok bisa yaa aku nikah sama abdi negara. Kalo suatu saat dia ninggalin aku saat perang gimana yaa. Itu yang ada dipikiran ku, tapi itu semua aku singkirkan karena kata abang sepupu aku yang juga tentara seperti kamu. Katanya tuhh jangan terlalu berharap sama tentara dek walaupun kamu sudah menjadi istrinya, karena tentara itu waktu dan jiwanya bukan milik istrinya lagi ketika dia sudah keluar dari pintu depan rumah. Bahkan aku tuh pernah mikir, jika suatu saat aku mengantar kamu untuk berperang apakah orang yang aku antarkan ini masih memakai seragam lorengnya lagi atau apakah masih bisa ku peluk lagi ketika dia sudah kembali ke rumah. Atau justru sebaliknya saat disampai dirumah yang datang hanya raganya namun jiwanya sudah kembali kepada sang pencipta, orang orang pada mengantarkannya pulang ke rumah dengan peti mati yang diatasnya sudah ada bendera merah putih. Dari awal kita berpacaran hingga sampai di detik ini, doa aku masih sama. Aku berdoa kepada Allah untuk selalu menjaga kamu, selain aku yang masih membutuhkan kamu anak anak, mama patris juga masih membutuhkan kamu dan takkan pernah tidak butuh. Bahkan bukan hanya sekedar butuh kini jiwa ku juga ikut bersamamu, jika jiwa ku juga kau bawa pergi lantas anak anak gimana. Mungkin raga mamanya masih ada sama merek, tapi jiwa mamanya ikut dibawa sama papa mereka"

"heii dengerin aku yaa, aku ga bakalan ninggalin kamu apapun keadaannya. Karena dari kamu aku juga belajar bahwa tak semua wanita itu sama. Dulu sebelum mengenal kamu aku trauma kalo jumpa wanita, takut seperti masa lalu ku. Tapi semenjak jumpa kamu, aku gak tau kenapa hatiku merasa nyaman dan jiwa ku merasa dimiliki olehmu. Dan aku berjanji akan selalu pulang dengan keadaan selamat, aku juga masih mau kok melihat pertumbuhan twins bareng sama kamu. Bahkan aku juga sangat ingin ketika calon suaminya kakak datang ke rumah untuk meminta izin kepadaku untuk menikahi kakak, aku juga masih ingin membantu abang untuk datang ke rumah calon istrinya untuk meminta izin kepada ayahanya untuk menikahi putrinya. Aku tidak mau melewatkan hal seperti itu. Jadi jangan takut yaa, mungkin kalo kamu masih overthinking itu masih biasa karena tidak mungkin kita tidak memikirkan hal untuk kedepannya. But you can trust me you're not alon, you have me.

"i don't need your promises"
"okeyy tapi kamu bisa pegang kata kataku"

"udahh ahh ayok pulang, kasian twins takutnya kebangun"
"ayokk"

~next~

my major the love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang