Pengajuan Pernikahan

736 29 0
                                    


Hari ini Cia telah bersiap dengan menggunakan seragam khas Ibu Persit yang telah dikirim kemarin malam. Kini Cia sedang memeriksa kembali berkas- berkas yang memang diperlukan sebagai syarat pengajuan pernikahan khusus tentara. Setelah Cia memeriksanya, Cia segera turun dikarenakan Teddy sudah menunggu di bawah.

"berkas- berkasnya sudah disiap kan??"
"sudah mas"
"kamu udah tau kan apa aja yang bakalan nanti ditanya"
"sudahh semua aman, berkas perceraian kamu dulu udah kamu minta kan ke mbak Wita?"
"sudah semua tenang aja"
"yasudah ayo kita berangkat takut komandan kamu sudah menunggu"
"okee"

Setelah perjalanan yang cukup jauh dan menegangkan Bekasi- Depok kini Cia dan Teddy sudah sampai di Batalyon 328 di Cilodong, Depok.

"mas aku takut"
"gausah takut kan ada saya"

Kini mereka pun memasuki ruangan yang sudah terdapat beberapa Ibu Persit dan Komandan batalyon nya.

"okee dengan Ibu Theodora Putri Chanticia apakah sudah benar?"
"siap sudah benar Bu"
"apakah anda sudah siap untuk menikah dengan Teddy Indra Wijaya dengan statusnya sebagai duda?"
"siap sudah Bu"
"dan apakah anda yakin untuk memilih Teddy Indra Wijaya sebagai suami anda?"
"siap sudah Bu"
"apakah anda juga sudah siap baik secara mental dan fisik jika suatu saat Teddy Indra Wijaya ditugaskan untuk berperang?"
"siap dengan sepenuh kesadaran saya, saya sudah siap akan hal tersebut"
"mengapa anda memilih Teddy Indra Wijaya sebagai pendamping hidup anda?"
"siap, saya memilih Teddy Indra Wjiaya sebagai pendamping hidup saya karena saya merasa nyaman dan sangat mencintai setulus hati saya kepada Teddy Indra Wijaya"
"okee, boleh ke pertanyaan selanjutnya. Apa yang akan anda lakukan jika suatu saat suami anda Teddy Indra Wijaya akan ditugaskan untuk berperang?"
"saya hanya bisa berdoa agar bisa memuluk suami saya lagi ketika beliau sudah pulang menyelesaikan tugas negaranya"
"okee, apakah anda juga sudah siap jika harus selalu ikut Teddy Indra Wijaya kemana pun itu?"
"siap saya sudah sangat siap Bu"
"berkas- berkas yang sudah harus dipersiapkan sebelumnya apa sudah lengkap?"
"sudah , Bu. ini Bu berkas- berkas yang Ibu minta kemarin"
"okee ditanggal berapa kalian akan melangsungkan pernikahan?"
"di tanggal 22 Seprember Bu, sekitar kurang lebih 2 bulan lagi"
"okee kamu bisa menunggu diluar agar saya bisa mendiskusikannta terlebih dahulu dengan para panitia disini"
"okee Bu"

Saat berada diluar Teddy selalu menenangi Cia yang sedang gugup.

"it's okay sayang, jawaban kamu tadi udah bagus kok"
"tapi aku tetap aja takut mas"
"udahh gausah terlalu dipikirin"

Tak selang berapa lama....

"untuk Ibu Theodora dan Pak Teddy silahkan masuk kembali"

"okay dengan hasil rapat yang sudah kami laksanakan, kami akan.... menyetujui pengajuan pernikahan kalian"
"haa??"
"selamat yaa Bu Cia Pak Teddy"
"siap trima kasih komandan" ~Danyon

Saat sudah sampai di mobil Cia pun sudah tidak gugup lagi.

"mas aku seneng banget hari ini"
"hahaha iyaa sayang mas juga seneng banget, akhirnya waktu yang di tunggu- tunggu sudah tiba"
"hahaha aku ga sabar pas nanti kita udah nikah si dedek tiba- tiba pengen ikut tidur dirumah kita"
"dedek?? dedek siapa"
"dedek tuhh anak cewenya Kak Siska cuman sering panggil aku Mamih"
"kok manggil kamu Mamih?"
"iyaa karna kata Kak Siska biar nanti kalo aku udah punya anak biar ga canggung aja, jadi harus dibiasain dari dulu"
"ohh gitu yaudah ini sekarang aku mau ajak kamu ke rumah ku, ajak aja dedek"
"sriusan boleh?"
"boleh dong"
"thank you so much mas"
"u're welcome"

Kini mereka pun sampai di rumah Kak Siska.

"dek.. dedek dimana Mamih in here"
"dedek di kamar Mamih!!!"

"dedek ngapain dikamar sendiri?"
"Mamih dedek kesepian, dedek gak suka disini. Dedek mau ikut Mamih aja hiksss"
"heyy dedek, kenapa dedek kok pengen banget sih tinggal sama Mamih padahal Mamih kan juga sibuk"
"sesibuknya Mamih tapi dedek tetap gak akan ngerasa bosan"
"okayy now dedek hapus dulu air matanya yaa. Mamih mau kenalin seseorang sama dedek"
"who's that Mamih"
"that's your Papih"
"Papih??"
"yess, he's my husband"
"huaaaaa Mamih kok dah nikah??? Mamih kenapa ga tunggu dedek besar aja"

Saat sudah sampai di ruang tamu tempat Teddy menunggu Dedek pun masih tetap berada di gendongan Cia.

"heyy dedek look at Mamih"
"gak mau"
"yasudah kalo tidak mau berarti kita ga jadi liat ikan kan Papih?""

"papih??" kata Teddy sambil memasang muka bertanya- tanya.
"udah harus terbiasa"

"kita mau liat ikan kan Papih?" ~cia
"yess we want to see fish"
"where you want to see fish, Mamih?"
"in Papih's house"
"got some fish??"
"yess dedek can see it"
"ayokk Mamih kita ke rumah Papih"
"coba telp Mama dulu diizinin gak?"

Cia pun mengeliarkan handphone nya dan menelepon Kak Siska.

"hallo Kak, ini aku lagi ada dirumah lagi mau ngajak Dedek jalan- jalan bisa kan??"
"yaudah dekk ajak aja, daripada dia bosan dirumah"
"ohh emang lu lagi dimana Kak?"
"lagi diluar makan sama kawan SMA"
"ohhh yaudah kak byee"

Cia pun menenangkan Dedek yang sedang menangis lagi karena tidak diajak oleh Sang Mama keluar.

"Papih, dedek boleh ga tinggalnya sama Papih Mamih aja dedek gamau disini. Dedek kesepian!!" ~tangis dedek yang semakin kencang
"heyy udahh dong nangisnya nanti sakit loh tenggorokannya"
"dedek mau tinggal sama Mamih Papih??"

Dedek pun menganggukan kepala

"boleh kok sayang nanti Papih sama Mama yang bicara yaa"
"heyy what u doing?"
"it's okay"
"okayy now dedek udah nangis nya?? udah gak ada yang mau di tangisin lagi??"
"udahh Mami"
"okayy let's go to the Papi's house"

Cia pun segera mengambil baju Dedek dikamarnya.

"Dedek kok ambil koper sayang??"
"Dedek mau tidur di tempat Mami aja"
"nanti kita izin Mama dulu okayy"
"tapi koper Dedek udah harus dimobil Mami gak mau tau"
"okayy kita susun bajunya yaa"

Sesampai di mobil Cia segera menuju ke bagasi mobil untuk meletakkan kopernya Dedek

"lohh kok Dedek bawa koper??"
"katanya mau tinggal dirumah ku aja"
"kamu udah izin Kak Siska belum??"
"belum, makanya ini mau izin"

Saat Cia sudah duduk di kursi pengemudi dan sambil memangku Dedek. Cia pun menelepon Kak Siska.

"hallo kak gua mau minta izin bawa Dedek tidur dirumah gua bisa kan kak?"
"bisa dek bawa aja lagian si abang udah di pesantren, makanya dedek asal pulang sekolah gak ada yang nemenin dia main lagi"
"oalah gitu yaa kak, yasudah lah"

Ternyata selama Cia menelepon Kak Siska, Dedek sudah tertidur di pangkuannya.

"masyaallah Si Dedek belum berapa menit udah tidur aja"
"hahaha biarin aja cape nangis mungkin tadi"
"iyaa kasian Si Dedek, aku udah pernah bilangin ke Kak Siska tapi tetap aja Kak Siska gak sadar, ntah kapan sadarnya"
"suatu saat pasti juga merasakan kehilangan kok"

Kini mereka pun sudah sampai di rumah Teddy.

"yokk turun"
"ini si dedek gimana kasian banget kalo dibangunin baru juga tidur"
"okay wait"

Teddy pun menuju ke pintu Cia untuk menggendong dedek yang baru saja terlelap. Sampai dirumah dedek pun segera di tidurkan kembali ke kamar tamu.

Kini sudah jam 15.45 WIB. Cia dan Teddy pun yang berada di teras belakang pun sontak kaget karena mendengar suara dedek yang menangis kencang.

~next~

my major the love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang