26. ciuman paksa

4.1K 143 4
                                    

Di suatu tempat.

Terlihat renzi yang sedang melihat handphone nya dengan tertawa.

Tertera 99 panggilan tak terjawab oleh bara.

Lalu renzi menolehkan kepalanya melihat seseorang yang kini sedang bara cari.

Dia terikat, di bius, tidak bisa berbicara karena mulut kecil itu di bungkam dengan kain, serta mata yang ditutup.

Renzi mendekat, membisikkan sesuatu di telinga sang empu.

Namun sang empu tidak bergeming.

Bara hanya ber smrk melihat rencana nya selama ini tak sia sia. Ia sudah bersama orang yang ia cintai sekarang.

Tentu saja tanpa adanya pengganggu.

*flashback.

Kenzo sedang membuatkan teh hangat untuk bara, ia menantikan bara pulang.

Lalu dari belakang terlihat renzi yang berjalan.

"Ah, oh renzi" panggil kenzo.

Renzi menoleh.

"Kau mau kemana? Mari duduk dulu, kita berbincang sebentar" ujar kenzo dengan senyuman.

Renzi mengangguk lalu duduk.

"Dimana bara?" tanya nya.

"Bara sedang bekerja, tumben sekali kamu mencarinya" ujar kenzo.

"Tidak apa apa"

Hening seketika

"Aku punya sesuatu untukmu"

Kenzo menoleh, lalu tersenyum.

"Apa itu?"

Renzi mengeluarkan sesuatu lalu memberikan nya pada kenzo.

Itu cake.

Tapi kenzo mengingat perkataan bara. "Aku ingin kamu tidak menerima apapun dari renzi"

Tapi kenzo tetap menerima nya.

"Bagaimana kue yang ku berikan? Apakah enak?"

Kenzo gugup, tidak bisa menjawab karena kue yang diberikan renzi kan sudah dibuang bara.

"E-eh e-enak kok enak"

Renzi hanya menatapnya bingung.

"makanlah, aku sudah mengantri beberapa jam untuk mendapatkan cake itu"

Kenzo mengangguk lalu memakan cake nya.

Renzi ber smrk.

Beberapa menit setelahnya

Kenzo merasakan pusing dan badannya sangat lemas.

"A-ah! R-renzi kepala ku s-sangat sakit"

Renzi diam.

"Renzi! Tolong aku... Aku-"

BRUK

smrk.

Renzi membopong tubuh kenzo ke dalam kendaraan yang memang sudah disiapkan.

Lalu pergi.

Di sisi lain terlihat bara yang sudah sampai, melihat tak ada yang menyambut nya, ia pun memanggil kenzo.

"Sayang! Kenzo! Sayang! Kau dimana?! "

"Hei, kau melihat kenzo?" tanya nya pada pelayan.

"T-tidak tuan, t-tapi nyonya kenzo sempat berada di dapur.."

Bara langsung berlari ke arah dapur.

Tidak ada, kenzo tidak ada.

Lalu ia berlari lagi mengambil handphone nya, dan menelepon Leon. Berharap kenzo berada di rumah leon.

*Flashback off.

Plak
Plak
Plak

"Sudah beberapa kali aku menampar mu hah! Kau tidak bangun juga?!"

"Hei!"

Plak

"Emhh"

"Kau bangun? Bangunlah, bagaimana? Apa kau menyukai tempat tinggal baru kita? Sayang? HAHAHA"

"EMHHH"

"Kau tidak menjawab ku?! Kau tega tidak menjawab ku hm? Aku sangat sedih"

"HMHHPh hhmm!"

"Apa? Kau tidak ingin menjawab ku? Akh! Sakit sekali rasanya"

"Hmhh!"

"Hah? Oh HAHA ternyata aku bodoh, aku lupa membuka bungkaman kainnya, haha, maaf ya sayang."

Renzi membuka kain itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN! SIAPA KAU!" teriak kenzo.

"Eh! St st st, siapa yang menyuruh mu berteriak hm? Diamlah sayang, kita akan ketahuan"

"Siapa kau!"

"Kau tidak mengenaliku? Huhu sedih sekali, mungkin aku akan menghukum mu"

Kenzo terdiam tidak mengerti.

"Sini kau"

Rambut kenzo ditarik yang membuat nya mendongak.

"Apa kau tidak mengenaliku? Seperti itu hem?"

"Ah! S-sakit!"

"Sakit? Apakah aku menyakitimu? Haha, sepertinya tidak, kau menyukainya kan?"

"Tidak.. Tidak.. Kumohon.. A-apa salahk-"

"SALAH MU?! KAU BERTANYA?! HAHA! HAHA! HAHAHAHAHA"

Emnhh? Cppmh

Mereka berciuman.

Tentunya ciuman paksa.

My Brothers (BXB) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang