Pada pagi hari.
Telepon bara berbunyi.
Tertera nama detektif itu.
"Halo"
"Bara, aku sudah menemukan tempat dimana renzi menculik kekasihmu"
"Beritahu sekarang"
"..."
Percakapan itu selesai, bara yang sudah mengerti dimana keberadaan kekasihnya berada itu pun langsung membawa anak buahnya untuk mencari.
Lalu sampai lah di sebuah villa yang cukup besar. Villa itu mempunyai cat berwarna merah tua serta hitam menghiasi dinding villa mewah itu. Terlihat sangat mewah, namun tujuan utama bara bukan itu. Ia mendobrak pintu berwarna hitam itu lalu meneriaki nama seseorang yang sangat ia benci.
"RENZI, KELUAR KAU SIALAN"
Renzi yang kini sedang tertidur di sebelah kenzo pun akhirnya menyeringai, ternyata keberadaan nya sudah diketahui oleh bara.
Renzi keluar dengan memakai handuk setengah dada dengan santai menuruni tangga.
Sambil berkata.
"Hah.. Siapa sih berisik sekali, kalau berisik seperti ini.. Kekasihku akan bangun"
"Sialan BUGH-"
bara memukul perut renzi hingga renzi terjatuh kebawah.
Renzi kembali menyeringai lalu bangkit.
"Aduh sakit sekali" ejek nya.
"Sialan. Dimana kenzo?!" bentak bara.
"Kenzo? Oh kekasihku, dia sedang tertidur, maka dari itu kau tidak boleh menganggu dan berisik. Orang asing."
Bara emosi, sungguh emosi. Bara bera ber- ancang-ancang untuk memukul renzi kembali namun tidak jadi. Ia memilih berlari ke arah pintu kamar.
Renzi hanya diam sambil menyeringai.
Ceklek
"SAYANG!" teriak bara yang kini menemukan kenzo terkapar lemas tidak berdaya, badan dipenuhi dengan kissmark dan gigitan renzi.
Sungguh, ingin rasanya bara membunuh renzi sialan si sikopat itu.
"Sayang.. Maafkan aku.. Aku baru menemukanmu" ucap bara sambil terisak memeluk tubuh lemas kenzo.
Renzi melihat dari ambang pintu, dia hanya terdiam. Namun siapa sangka ia membawa sebuah pisau kecil yang sangat tajam. Untuk apa? Kalian tau sendiri lah
"Tahan lah sayang.. Aku akan membawamu pulang dan kita akan hidup bersama lagi" ucapnya.
"Buka lah matamu sayang.. Aku tidak suka kau terus menerus menutup matamu seperti ini"
"Aku minta maaf telah meninggalkan mu di hari itu, harusnya aku lebih mementingkan kamu dibanding pekerjaanku"
"Sayang bangunlah, aku akan menjagamu setiap minggu, hari, menit, maupun detik itu sayang hiks kumohon, aku mohon sayang bukalah matamu hiks"
Srett
Bruk
"Sayang duduklah, jangan berlarian seperti itu, jatuh nanti"
Bruk
"Astaga! Bangun!"
"Hiks"
"Kaka jahat! Tidak mau menolong kio! Hiks"
"Kaka kan sudah bilang sayang, tidak boleh berlari hm? Mengapa tidak menurut"
"Aku sedang mengejar kelinci kaka!"
"Sudah sini makan"
"Ish! Tidak mau!"
"Huft.. Sayang.."
"... "
"Ck, nanti kaka belikan eskrim rasa stroberi mau?"
Kio menoleh langsung menganggukan kepala nya cepat.
"Lucunya, yaudah sini makan dulu"
Lalu kio makan dengan disuapi sang kaka.
"Hm.. Kaka?"
"Kenapa sayang"
"Kenzo.. Bagaimana dengan kenzo?" ucapnya berhenti mengunyah.
"Kaka tidak tahu sayang, bara sedang mencarinya, tidak perlu khawatir hm? Kenzo tidak akan kenapa napa"
Bibir kio tersenyum ke bawah
"Hiks.. Kangen kenzo"
"... "
"Hiks.. Kaka! Aku ingin ikut mencari Kenzo hiks.. Aku kangen dia!"
"Tidak boleh sayang, bahaya, kamu besok harus sekolah, ingat bentar lagi kamu naik kelas hm? Fokuslah ujian"
"Hiks! Huwaaaa!"
Leon langsung menggendong lalu menepuk nepuk paha kio agar sang empu tertidur.
Setelah tidur, Leon menaruh tubuh mungil kio ke atas ranjang.
Pergi ke ruang tamu lalu duduk dengan membaca majalah.
Ia tiba-tiba memikirkan bara, bagaimana nasib dia?
Lalu ia berinisiatif untuk menelepon bara.
Namun telepon itu tidak diangkat, Leon panik menelepon lagi, tetap tidak bisa.
Ia sungguh menduga bahwa bara sedang tidak aman, apalagi sekarang bara sedang berada di kediaman Kenzo dan renzi.
Anak buah bara?
Mereka semua sudah mati tergeletak di ruang tamu villa.
Kalian ingat saat aku mengatakan bahwa renzi membawa sebuah pisau kecil? Ya, itu senjata untuk membunuh semua bawahan bara.
Sungguh kejam.
Nyehh
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers (BXB)
Teen Fiction"NGHH! HUAAAAA AKHH HMPHH!" Kio menangis kencang, dia merasakan sakit yang sangat luar biasa! "Huaaa jangan di buang dot nyaa! Hiks!" "Nakal, ini hukumannya" menceritakan tentang kakak yang mencintai, bukan sekedar mencintai sebagai adik, tetapi le...