Happy Reading
Sejak tragedi Nara nekat menantang Haechan untuk balapan motor. Diantara keduanya tidak lagi saling bertemu. Nara yang terlihat sangat menghindari Haechan. Ia sering menginap dirumah Minji. Entahlah, rasanya ingin menghilang sejenak dari pemuda itu. Karena malu luar biasa. Bisa-bisanya ia memiliki ide gila, apalagi semua teman Haechan tau.
"Ra, besok mama lo pulang kan?" tanya Minji. Keduanya sedang menikmati sarapan pagi di rumah Minji yang sepi. Iya, Minji itu anak bontot. Ayah dan Ibunya sibuk bekerja di Australia, sedangkan Kakaknya sedang KOAS di Jepang. Jadilah Minji sendirian dirumah. Hanya ada pembantu yang datang pagi, pulang sore dan satpam yang menjaga gerbang rumah mewahnya.
"Iya, ntar gue pulang kerumah ya." Nara meneguk susu hangatnya.
"Oke, yok berangkat kuliah!" ajak Minji setelah ia selesai sarapan.
Koridor kampus masih terlihat sangat sunyi. Minji dan Nara berjalan berdampingan. Sesekali mengeluarkan celotehan random ala sahabat. Mereka sangat menikmati kebersamaan meski sekedar berjalan dan mengomentari apapun yang mereka lihat, sesekali mengeluarkan gelak tawa receh.
"Ra," bisik Minji. Dari jarak 30 meter bisa dilihat dua orang pemuda berjalan papasan dengan mereka. Nara segera menarik Minji untuk menghindari pertemuan dadakan.
Minji terkekeh. "Sampai kapan Ra? Dia juga suka loh sama lo. Yakin gak mau pacaran?"
Sumpah wajah Nara merona begitu saja. Ia menggeleng. "Bukan gitu Ji, gue mau. Tapi malu, aaa gatau kenapa. Gue emang sebocil ini sih."
"Hahaha, udahlah bocil. Gak mau dikatain bocil. Dasar Nara!"
"Jangan sebut gue bocil!" seru Nara tidak terima.
🧸
Malam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Sedari tadi Nara mondar-mandir di kamar, menanti kedatangan Mamanya. Ini tepat di hari ke tujuh, harusnya Mama sudah datang. Tapi tak kunjung jua. Nara terduduk di ranjangnya. Gadis dengan balutan dress tidur berlengan tapi spagetti itu terlihat seperti anak usia belasan tahun yang menunggu Mama pulang kerja. Padahal nyatanya umur Nara sudah 20 tahun sebentar lagi 21 tahun dan itu usia legal sebagai gadis yang dikategorikan dewasa.
"Mama lama banget," dengus Nara.
Tanpa pikir panjang gadis itu berjalan menuju balkon kamarnya. Sekedar menghirup udara segar. Matanya takjub menatap ratusan bintang yang bertaburan di langit hitam kebiru tuaan.
"Bintangnya cantik kan?"
Nara melebarkan mata, jantungnya terasa hampir copot mendengar suara mendadak.
"Iya," balas Nara.
"Tapi lebih cantikan lo."
Haechan terkekeh, ia langsung melompat ke balkon kamar Nara. Kini dirinya sudah berhadapan dengan gadis itu.
"Sampe kapan lo mau ngambek sama gue?" tanya Haechan. Tangannya mengangkat dagu Nara yang di rasa lembut saat ia sentuh.
"Aku gak ngambek sama Oppa." Nara menatap mata Haechan. Jantung gadis itu semakin berdetak.
"Kenapa jauhin gue? Lo tega apa lihat gue betah ngejomblo mulu. Nungguin lo."
Nara terkekeh kecil. "Sejak kapan Oppa nungguin aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT 127 HIGH WAY TO HEAVEN 🔞
FanfictionWarning 21+ Cast All NCT 127 ©zdr_1000le