Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelas hari ini sudah berakhir. Zefani berjalan berdampingan dengan Winter. Seperti biasa mereka berceloteh riang sepanjang perjalanan. Rencananya sehabis pulang kuliah mereka akan jalan-jalan street food sampai malam. Mata kuliah yang membuat pusing sejenak memang harus dilupakan. Sejenak, hanya sejenak.
"Zef." Winter menyenggol lengan Zefani saat mereka hampir berpapasan dengan sekelompok pria yang terlihat berjalan dari seberang sana. Tentunya Winter menyuruh Zefani melihat mantan terindahnya itu.
Zefani melengos, ia tidak peduli tentang apa yang Winter maksud. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Gak seru lo Zef!" seru Winter kesal.
"Apa sih Win, gue udah gak peduli."
Mereka berada di antara keramaian restoran yang cukup terkenal di Seoul. Bukannya mencari pembahasan lain yang menaikkan mood. Winter justru memancing Zefani lagi untuk membahas mantan terindahnya itu.
"Lo serius udah move on?" tanya Winter. Seakan ia tidak percaya, semudah itukah move on? Masalahnya Winter juga belum pernah pacaran. Ia terjebak friendzone dengan seseorang.
Baru saja Zefani hendak angkat bicara, seseorang berjalan ke arah mereka.
"Whats up, Sistah!" heboh Lucas. Ia duduk di sebelah Winter dan langsung merangkul gadis itu. Reaksi Winter kaget luar biasa. Ia menggeplak pundak Lucas.
"Lo anjir! Ngagetin!" pekik Winter.
Gelak tawa Lucas mengundang pandangan orang-orang. Seperti biasa, pemuda itu seperti Jelangkung. Datang tak diundang, pulang tak diantar.
"Pesen sana, gue traktir." Winter menyuruh Lucas memesan sesuatu. Pemuda itu melebarkan mata. "Serius?" tanyanya. Biasanya Winter yang malak, kenapa mendadak gadis itu jadi dermawan.
Winter mendengus kesal. "Mau nggak? Kalau gak mau ya gak papa sih."
"Mau dong!" seru Lucas. Ia langsung angkat tangan, membuat pelayan yang mondar mandir berhenti di meja mereka.
"Silahkan tuan, mau pesan apa?" tanya pelayan wanita ramah.
Seperti biasa Lucas tersenyum, menebar pesonanya. Hal itu membuat Winter mencibir kecil. Pemandangan kedua manusia itu tak lepas dari Zefani. Ia jelas peka dengan keadaan, hanya saja ia pura-pura tidak tahu. Sepertinya sudah bertahun-tahun sejak mereka SMA. Gadis Kim itu menyimpan perasaannya untuk Lucas.
Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 malam. Zefani memesan taksi online untuk kedua temannya yang sedang mabuk berat. Terutama Winter yang sampai menggigau.
