Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komennya gaiss..
"Gimana Chan, Nara udah ketemu belum?" Seohyun bertanya, raut mukanya amat khawatir. Terlebih Haechan datang tanpa membawa gadis yang sedari tadi merasuk ke pikirannya.
Haechan menghela napas pelan. "Udah Ma, Nara gak mau bobok disini. Dia pulang kerumahnya." Ia sudah berkali-kali membujuk, namun Nara ngeyel sekali. Jadilah Haechan pasrah dan membiarkan gadis itu masuk ke gerbang rumahnya sendiri.
"Ya udah lah, mungkin dia lagi ada masalah. Mama khawatir banget Chan. Kenapa sih kamu jarang deketin dia?" Seohyun malah menegur Haechan.
"Bukannya gitu Ma, tapi Haechan ngerasa kurang bisa deket aja sama dia. Karena dia juga tertutup banget orangnya."
Seohyun menepuk jidatnya pelan. "Mama gak mau tau, pokoknya mulai besok kamu harus sering-sering deketin anak itu. Mama gak nerima penolakan Lee Haechan. Kamu tau kan? Dia udah gak punya ayah. Dia pasti butuh sosok itu dari seorang lelaki. Mama mohon sama kamu, Haechan."
"Iya Ma."
Setelah pembicaraan itu selesai, Haechan segera menuju kamarnya. Dalam pikirannya ia terus berperang. Apa kesalahannya pada gadis itu? Mengapa Nara enggan berbicara seperti dulu lagi? Dimana sosok Nara yang ceria. Apa dia terlalu cuek sehingga gadis itu lelah? Apa karena ciuman malam itu, Nara jadi sebenci itu padanya.
"Bae Nara, maafin gue."
Haechan mencoba memejamkan matanya untuk tertidur.
🧸
"Karena kita tetangga?"
Nara sudah menghabiskan puluhan lembar tisu. Gadis itu sudah memakai piyama nyaman untuk tidur. Tapi air matanya sedari tadi tidak bisa diajak kompromi. Hatinya juga sakit mendengar pengakuan Haechan tadi saat pemuda itu mencarinya.
"Perasaan sepihak ini benar-benar buruk. Nyakitin perasaanku sendiri. Dan gak akan ada ujungnya."
Nara berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ia menarik selimut sebatas dada dan berusaha memejamkan mata. Tubuhnya sangat lelah karena seharian beraktivitas. Belum lagi tadi di jalan berdebat dengan Haechan.
"Susah banget move on dari dia," gumam Nara di dalam gelapnya kamar.
Perlahan matanya terpejam. Mulai masuk menelisik alam mimpi yang mungkin lebih baik dari dunia nyatanya saat ini.