Suasana siang amat sangat terik. Di sebuah koridor kampus yang sangat panjang seperti lorong rumah valak, terdengar suara celotehan berisik.
"Bangsat! Lo bisa gak sih kalau ngomong gak bikin gue stress!" Haechan menutup kedua lubang kupingnya. Sedari tadi ia adu bacot dengan teman sekelasnya. Huang Renjun.
"Bodo amat! Lo pokoknya kalah dari gue. Habis ini jajanin es teler!" teriak Renjun membalas.
"Ogah! Lo main curang Huang Renjun!" kesal Haechan.
Renjun beringsut. "Gue gak curang ya! Tanya aja sama Jisung. Heh, Cung gue gak curang kan?" Renjun meminta sebuah pembelaan.
Jisung garuk-garuk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Aduh, Hyung tiba-tiba Jisung kebelet deh. Ke kamar mandi dulu ya!"
"Dasar curut!" teriak Renjun emosi.
"Udah deh Chan, dari pada ribut. Mending lo jajanin kita semua." Jeno memberi usul.
Haechan semakin stress oleh teman-temannya itu.
"Jisung juga mau dijajanin es teler, Hyung!" Pemuda 180 km itu tiba-tiba tidak jadi ke kamar mandi.
"Taik lo semua!" kesal Haechan. Tapi ia tetap menraktir teman-temannya itu.
Drama yang meledak-ledak seketika hening saat barudak heboh tadi sudah berlalu dari koridor. Tanpa disadari seorang gadis menumpangkan dagunya di atas kedua tangan. Ia betah mengamati seseorang yang sangat ia kagumi. Padahal mulutnya penuh hujatan dan bacotan.
"Dor! Mikirin apa lo?" tegur temannya yang tiba-tiba datang.
Bae Nara, gadis yang sekarang tengah menempuh kuliah di semester 2 itu tertawa pelan. Ia menatap sahabatnya dengan binar mata.
"Serius deh, lo tu suka Haechan dari mananya coba?" tanya Minji.
Nara tidak terlalu ambil pusing soal pertanyaan Kim Minji. Ia tetap pada pendiriannya. "Gue suka semuanya dari Haechan Oppa. Dia cakep, gemes, cool, pandai bersosialisasi, pokoknya paket lengkap."
"Bae Nara, serius deh! Lo kayaknya kena pelet tetangga lo yang satu itu. Bisa-bisanya cowok tengil kayak gitu, lo naksirin sampe mimisan."
Nara tersadar, hidungnya berdarah. Ia benar-benar mimisan karena membayangkan ketampanan Lee Haechan.
Minji menggelengkan kepala. Ia menarik tisu dan menyumpalkannya ke dalam lubang hidung Nara.
