Happy Reading
Story By : zdr_1000le
Idea By : cyclopsieaPlak!
Dasar anak gak berguna kamu!" seru seorang wanita berambut pirang. Ia benar-benar emosi karena sang anak tidak mau menuruti permintaannya. Yaitu bekerja menjadi pelacur di sebuah diskotik yang ternama di kota.
Gadis berusia SMA itu menekuk lututnya sembari menahan tangis. Sang ibu membawakannya sebuah sabuk besar kemudian dipukulkan ke badannya tanpa ampun.
Ia hanya bisa mengangkat tangannya tanpa berkata satu patah kata pun.
Badannya lebam membiru karena bekas pukulan sabuk yang amat terasa kencang nan panas. Setelah puas memukulinya sampai hampir pingsan. Ibunya pun pergi dengan tatapan ala-ala pembunuh.
"Jangan harap jadi anak ibu lagi. Kalau kamu gak mau kerja malam!" seru ibunya kemudian pergi meninggalkan gadis belia itu.
Sekuat tenaga berdiri dengan sisa-sisa kekuatan yang ia punya. Badannya sampai bergetar dan oleng. Dengan gerakan lemah ia berjalan sempoyongan menuju ke dalam kamar kecilnya. Sudah tiga tahun sejak ayah meninggal, ia dan ibunya tinggal di kos kecil dekat pemukiman kumuh yang di hargai sangat murah.
Ia meringis menatap tubuhnya yang merah dan biru bekas pecutan ibunya setiap kali wanita itu kekurangan uang dan emosi. Bahkan kerja paruh waktunya setiap habis pulang sekolah tak bisa menutup hutang ibu juga pembayaran sekolah.
Perlahan ia menyembuhkan sendiri luka-luka badannya. Tidak ada satupun rasa benci yang tertambat di hatinya karena sang ibu. Mungkin juga ia akan merasakan hal yang sama jika ia memiliki anak dengan kehidupan sulit seperti itu.
"Aku harus cari kerja lagi, apapun selain muasin hasrat om-om jelek di diskotik." Ia kembali memakai baju longgar tanpa dalaman setelah berhasil mengoleskan obat luka di sekujur tubuhnya.
❖
Seperti anak sekolah pada umumnya, yang berangkat dan pulang dengan normal. Gadis bersurai panjang dengan iris mata cokelat dan wajah foto genic yang tampak ceria itu berjalan menyusuri trotoar menuju halte bus.
"Kirei, jangan lupa besok kasih aku contekan PR matematika mu ya," mohon seorang gadis berseragam SMA dengan rambut pirang pendek se leher.
Yang dipanggil Kirei terkekeh. Teman-teman nya itu benar-benar pemalas. Akhirnya ia mengangguk menyetujui permintaan temannya.