Hallo, kembali lagi di lapak bulgos zdr_1000le dimana banyak cerita cast NCT dengan banyak tema cerita namun mengandung rate 21+
Terimakasih bagi para pembaca yang sudah mau mampir di lapakku :3 jangan lupa follow, vote and komen. Aku punya banyak work yang bisa kalian nikmati di berbagai cuaca
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
Sejak kecil Freya memang lebih suka menyimpan sendiri perasaannya. Memilih untuk diam tanpa bercerita ke siapapun. Karena baginya, tidak ada orang yang tepat untuk dijadikan teman cerita. Yang ada malah hanya akan berakhir menjadi sebuah kekecewaan. Apalagi seringnya malah langsung di bocorkan ke pihak yang harusnya tidak pernah mengetahui cerita itu.
Sudah dua jam Freya dan kawan-kawan nya mengerjakan tugas kuliah di sebuah cafe. Hanya saja ia tidak fokus karena teman-temannya itu menyuruh salah satu katingnya juga ikut serta untuk membantu mereka mengerjakan tugas yang sama sekali tidak dipahami meski dosen sudah berbicara dari Sabang sampai Merauke.
Hatinya berdetak kencang setiap kali mendengar suara orang yang benar-benar mencuri hatinya. Jung Jaehyun, kating semester lima. Jujur, sudah sejak jaman MABA Freya menyukai katingnya itu diam-diam. Selain keren, Jaehyun juga seseorang yang pandai meski sering cuek dan nge bug. Dan ternyata tidak seburuk pemikirannya. Jaehyun sangat baik dengan semua orang. Ia juga tak segan mengajari adik tingkatnya yang kesusahan saat mengerjakan tugas tidak ngotak dari Professor kampus yang memang terkenal sebagai killing of assignment.
"Makasih ya Kak Jaehyun udah bantuin kita nugas," celetuk Mark. Yang lainnya pun mengangguk kecuali Freya.
Teman di sebelahnya menyenggol. "Fre, lo kenapa gak ngangguk dah? Udah dibantuin loh tugas kita ama Kak Jaehyun." Mendengar celotehan kecil Tzuyu akhirnya Freya mengangguk.
"Telat lo!" Tzuyu menonyor dahi Freya. Sedang sang empu hanya meringis kala teman-temannya menatap heran.
Setelah selesai dengan penugasan, satu persatu teman Freya pamit pulang. Sedangkan ia sendiri sedang bingung mengotak-atik ponselnya, sebab tidak ada satu pun taksi online yang mengonfirmasi jemputan.
Freya menghela napas pelan, waktu sudah semakin malam. Tapi tak ada satupun taksi online yang dapat mengantarnya. Terlebih sudah semakin malam. Cafe juga kian sepi. Gadis itu panik. Ingin nekat menuju halte tapi itu bukan cara yang bagus.
