Lembar 105 - Lepas Kendali

177 26 3
                                    

Karya-karya saya tidaklah suci, karena memang bukan kitab suci.
Karya-karya saya terkadang diluar nalar, karena memang lewat tulisanlah saya bisa menjadi liar.
Buat pembaca, semoga bisa bijaksana menyikapi tulisan-tulisan saya. Anggap saja cerita hiburan, bukan sebagai cerita panutan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri,
Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua selalu baik dan tetap menjadi baik.
***

Typo bertabur, harap maklum ya, kalau dianggap mengganggu alur cerita silahkan ditandai biar diedit.
Terima kasih 🙏.
***

Empu Mayat Suci dan Iblis Pantun berhasil membawa kabur seluruh pendekar menggunakan peti kubur langsung menuju tepi jurang di seberang Hutan Kayu Wangi.

Kumbaraka dan Gilang coba menyadarkan Prana dan Ingga dari pingsannya.

"Maaf, kami terlambat membantu kanda. Itu semua karena saya harus menyembuhkan para sahabat yang diserang Bayi Setan sekaligus menghalau hadangan sejumlah ular siluman milik Dewi Ular" ucap Danum yang memang terlambat buat membantu pertempuran saat menghadapi sosok jahat Pradipto.

"Tidak apa Dinda, setidaknya untuk saat ini kita selamat, hanya saja..." Dygta tak meneruskan ucapan karena hidungnya tak tahan lagi mencium bau busuk.

Arya Dygta dan Danum Suarga segera menutup hidung karena mencium bau bangkai yang luar biasa yang bersumber dari tubuh Pradipto, lelaki tampan itu kini ke wujud semulanya, yakni sosok Pangeran Bangkai.

Nenek Lembah Air Mata cepat memberikan ramuan penghilang bau kepada seluruh pendekar, untung saja nenek sakti ini masih menyimpannya.

"Dia kembali menjadi Pangeran Bangkai" ucap Empu Mayat Suci sambil melihat ke arah Pradipto yang masih tak sadarkan diri.

"Biarlah, anggap saja itu hukuman untuknya karena sudah menyia-nyiakan orang yang menyembuhkannya dari penyakit bangkai itu" Satra menimpali juga.

"Bagaimana dengan Wisnu?" Tanya Embun Salju.

"Wisnu berhasil dirasuki Bayi Setan" jawab Kumbaraka yang berhasil menyadarkan Prana.

"Apa? Guruku dimasuki Bayi Setan?" Raung Prana yang baru sadar itu. Suasana pun mendadak hening, ini benar-benar mengejutkan semua orang.

"Rencana kita gagal. Kita kalah beberapa langkah dari musuh!" Ujar Cermin Dewa dengan kecewa.

"Habislah kita! Tak ada harapan buat merebut Wisnu kembali, yang ada kita akan hancur, dunia juga akan kacau balau" selesai berucap Pengemis Cinta hempasan bokongnya ke atas sebuah batu di bawah pohon.

"Uhuk" terdengar suara batuk dari mulut Pradipto. Dia mulai sadar rupanya. Setelah tahu dia berada di mana dan bersama siapa dia siap melancarkan pukulan Sepuluh Kutuk Alam Kubur. Namun Danum cepat melompat ke hadapannya sambil tudingkan Pedang Intan Gerbang Semesta.

Pedang itu pancarkan sinar putih menyilaukan hingga Pradipto berteriak dan pejamkan mata.

"Clepp" pedang Intan menusuk kecil kening Pradipto, pedang itu berusaha memunahkan pengaruh ajian pemikat milik Dewi Ular yang bersumber dari Racun Air Iblis Sorga Neraka, berhasil!

"Dimana aku?" Tanya Pradipto sambil menahan pusing.

"Di kuburan!" Ketus Rangga, Raja Merak sangat kepads Pradipto.

Pradipto mengedarkan pandangan melihat berkeliling. Memperhatikan orang-orang yang berkumpul dalam keadaan babak belur itu.

"Apa yang telah terjadi?" Tanya Pradipto pula, ingatannya masih kacau karena pengaruh Air Iblis Sorga Neraka yang terlalu lama mendekam di dalam dirinya.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang