Lembar ke 84 - Ancaman Bulu

259 29 7
                                    

Lembar kali ini pendek dulu, soalnya gak sempat mau bikin panjang-panjang, mau ditunda takut idenya keburu hilang. Di part ini kita akan menemukan kekonyolan Kandito dan Prana kembali.
***

"Aku ingin kita cepat-cepat pulang! Bisa pecah kepalaku jika terus berada di negeri ini?" Ucap Ashkar begitu sadarkan diri.

Garik menggenggam tangan dan menciumnya.
"Sabarlah sayang, untuk beberapa hari kita masih harus disini. Ada beberapa pekerjaan yang masih harus kulakukan" jawab Garik dengan lembut.

"Kenapa semua orang disini memanggilku Wisnu? Sebenarnya siapa itu Wisnu? Kemarin hari ada tiga orang yang memanggilku Wisnu dan sekarang si codet dan si ratu sombong juga menganggapku Wisnu" Tanya Ashkar cukup panjang.

Garik terdiam, inilah hal yang dia takutkan. Dia tak ingin Ashkar menanyakan masa lalunya. Dia takut kehilangan lelaki kesayangannya itu.

"Sudah sayang, lupakan saja. Kau itu Ashkar, bukan Wisnu, mungkin dulu ada yang mirip denganmu namun sudah mati, jadi mereka semua hanya kaget karena melihatmu"

"Apa iya ada manusia yang mirip meski bukan saudara kembar?"

"Tentu saja ada! Sepuluh orang di muka bumi ini memiliki wajah yang hampir sama. Jadi mungkin saja salah satunya ada di negeri ini" kilah Garik.

Ashkar pun terdiam.

"Kau lapar? Aku buatkan makanan ya?" Tawar Garik buat menghibur Ashkar.

Ashkar cepat mengangguk senang, masakan Garik meski rasanya biasa saja, namun Ashkar selalu suka. Ya iyalah, masakan kekasih sendiri masa tidak suka, ada bumbu cinta di sana.
***

Di pihak Gandari, terjadi pertengkaran hebat antara perempuan itu dengan sang suami.

"Hebat ya? Katanya mau tugas kenegaraan tapi ternyata menemui bekas istri!" Marah Gandari begitu dia dan Pradipto ada di dalam kamar.

"Dinda, dia itu Ashkar bukan Wisnu. Dia itu istri dari Garik. Berhentilah memandang buruk padaku, kendalikan cemburumu itu!" Ucap Pradipto dengan lembut, dia tak ingin terpancing ikutan emosi.

Mendengar nama Garik disebut seketika Gandari menjadi melunak.
"Garik, gagah sekali nama itu, tampan juga. Aku yakin pasti anunya besar. Ah nikmatnya jika dia jadi pemuasku" batin Gandari di dalam hati.

"Sudah jangan marah lagi, kanda ingin mandi dulu" ucap Pradipto, Gandari cuma mengangguk. Begitu sang suami meninggalkan kamar, Gandari pun belingsatan membayangkan sedang digagahi Garik, dia mengusap-usap kemaluannya dengan binal.
***

Malam mulai merayap naik, Pradipto dan Kandito tengah asyik berbincang-bincang di taman membahas kejadian hari ini.

"Kenapa Dinda tidak mengatakan kalau pendamping kepala kampung itu adalah Wisnu?" Tanya Pradipto yang merasa kesal karena adiknya itu main rahasia, padahal sang adiklah yang diutus buat menghadiri pernikahan Garik dan Ashkar.

"Maafkan Dinda kanda, itu karena dinda tak mau membuat kanda kecewa dan sakit hati. Awalnya juga dinda menduga lelaki itu adalah Wisnu, tetapi ternyata adalah Ashkar" jawab Kumbaraka.

"Tidak! Dia benar-benar Wisnu!" Tegas Pradipto.

"Darimana kanda tahu?" Selidik Kumbaraka.

"Dari Nenek Lembah Air Mata, Candrika Dewi dan Kandito, ketiga ya sudah menyelidiki asal-usul orang itu. Dia benar-benar Wisnu yang lupa ingatan akibat meminum obat penangkal kutukan Dewi Ular. Garik benar-benar licik, bisa-bisanya dia menikahi Wisnu disaat lupa ingatan. Dia benar-benar ingin menghapus jati diri Wisnu dengan mengganti namanya menjadi Ashkar. Bahkan bukan mustahil masih banyak cerita bohong yang ditanamkan laki-laki itu kepada Wisnu agar tak mengingat masa lalunya lagi" jawab Pradipto cukup panjang.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang