Lembar 93 - Teror Bayi Iblis

229 32 4
                                    

"Apa? Nenek dan istriku tertangkap?" Kejut Kandito bukan seolah-olah saat mendapatkan kabar yang diterimanya dari Gilang Kusuma.
Bahkan lelaki itu ingin pergi menuju istana dengan sepasang tinju yang terkepal ingin meluapkan amarah mengobrak-abrik istana Talawi. Untung saja Pengemis Cinta berhasil menahan langkahnya. Kaki Kandito menjadi tegang dan seolah lengket ke bumi, semua itu terjadi karena ilmu kesaktian yang dikerahkan Pengemis Cinta.

"Dito, tahan langkahmu! Jangan biarkan amarah menguasai hati!" Nasehat Empu Mayat Suci.

"Bagaimana saya bisa bersabar empu? Nenek dan istriku terancam keselamatannya" Kandito berseru seraya coba punahkan ilmu yang membuat kakinya seolah terpaku ke bumi.

Gilang saling pandang dengan Satra dan Rangga terlebih dahulu, kemudian lelaki yang sempat menjadi murid Wisnu inipun kembali menyampaikan laporan.
"Dari kabar yang aku serap, Candrika Dewi, Nenek Lembah Air Mata dan juga Pangeran Kumbaraka akan digantung di alun-alun kota raja"

"Buah lengkeng dicolong setan,
Ini benar-benar edan!" Bunyi pantun yang keluar dari mulut Iblis Pantun.

Mendengar itu karuan saja hati Kandito semakin kacau.

"Kita telah gagal membunuh Bayi Setan, bayi itu telah lahir, kehancuran dunia persilatan benar-benar akan terjadi. Kejahatan akan merajalela di setiap penjuru" Embun Salju turut pula menimpali.

"Kabar yang berhembus, Pradipto akan merayakan pesta tujuh hari tujuh malam buat menyambut kelahiran anaknya" kali ini Satra yang bersuara.

"Gila! Bisa-bisanya dia berpikir pesta sedangkan guru dan adiknya disuruh gantung!" Rangga keluarkan tanggapannya, karuan saja Kandito semakin tak karuan rasa hatinya.

"Tenanglah! Lebih baik kita memikirkan cara untuk menyelamatkan sahabat-sahabat kita yang telah tertangkap" usul Eyang Merak Jingga.

"Kita serbu istana Talawi, kita hancurkan saja!" Bunyi Kandito yang paling bernafsu buat menghajar Pradipto, kakak angkatnya yang sudah lupa diri itu.

"Jangan tolol! Apa kau anggup menghadapi Datuk Segala Sesat dan Dewi Ular? Belum lagi Pradipto yang semakin sakti berkat Pedang Semesta Batin yang dipegangnya. Ditambah lagi keberadaan bayi setan yang belum kita ketahui kesaktiannya seperti apa" sergah Gilang.

"Apa yang diucapkan oleh Gilang benar, kita harus berpikir dengan jernih. Jangan khawatir! Kita pasti bisa membebaskan nenek dan istrimu itu" Tutur Embun Salju.

"Sekalian juga dengan Pangeran Kumbaraka" Rangga si Raja Merak menimpali.

Kini semuanya pun sibuk membahas cara menyelematkan tiga sahabat mereka. Menimbang-nimbang jalannya upacara hukuman gantung sekaligus cara buat mengacaukannya.
***

Kereta yang ditarik dua ekor kuda itu melaju santai diiringi dua buah gerobak dan juga beberapa ekor kuda pengawal, itulah rombongan Garik dan Ashkar yang tengah dalam perjalanan pulang dari Talawi menuju Desa Bayangan Hijau. Di dalam kereta Ashkar dapat merasakan perubahan sikap Garik. Lelaki bermata tajam itu kini menjadi pendiam hingga mau tak mau Ashkar jadi merasa bersalah.
"Garik pasti masih cemburu dan kecewa padaku. Apa yang harus kulakukan?" Ashkar membatin seraya melirik pada Garik yang melihat keluar jendela kereta dengan bertopang dagu.

Lelaki bermata hijau itupun menjadi bingung harus bersikap bagaimana, dia ingin mengajak bicara tapi takut mengganggu perasaan hati sang suami. Kembali kereta itu menjadi hening, hanya ada suara roda kereta yang beradu dengan jalanan dan batu, sesekali suara cambuka dan juga teriakan sang kusir. Lama-lama mendengar suara derit roda berputar itu membuat Ashkar mengantuk, biasanya jika sudah mengantuk maka Garik akan menarik kepalanya dan merebahkannya di pangkuan. Namun kali ini Ashkar ragu buat rebahan di paha itu. Akhirnya Ashkar mencoba tiduran dengan sandarkan kepala ke bingkai bawah jendela. Tingkahnya itu mampu membuat Garik terusik.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang