Lembar ke 69 - Tercemar

244 29 5
                                    

Berkat peti-peti sakti milik Empu Mayat Suci, Satra Dirgantara dan kawan-kawan berhasil selamat, kini semua orang sedang duduk terkapar meredam gejolak luka dalam. Bahkan Candrika Dewi berbaring karena luka dalamnya cukup parah, diantara mereka semua, memang gadis ini paling rendah tenaga dalamnya.

"Empu, siapa itu Datuk Segala Sesat?" Tanya Nenek Lembah Air Mata setelah selesai memberi obat kepada Candrika Dewi.

Empu Mayat Suci menghela nafas berat. "Dia adalah Datuk sesat, kok on katanya dia terlahir dari perkawinan terlarang antara manusia dengan iblis. Ayahnya manusia sedangkan ibunya iblis. Dia banyak mewarisi ilmu-ilmu silat hitam dari sang ibu. Dari apa yang aku dengar, Datuk Segala Sesat lah yang menghasut dan menjadi guru dari Dewa Iblis"

"Jadi manusia keparat itu yang telah mempengaruhi ayahku?" Geram Satra Dirgantara.

Empu Mayat Suci mengangguk.
"Celaka! Jika Datuk setan itu bekerja sama dengan Dewi Ular, astaga dunia ini tetap terancam. Bahkan mungkin bisa lebih parah dibanding sewaktu di dalam cengkeraman Dewa Iblis. Sayang sahabatku si Cermin Dewa sudah kembali ke kediamannya. Kalau tidak tentu akan mudah bagi kita menyelidik lewat Cermin Terus Mata miliknya"

"Dewi Ular masih hidup, perempuan licik itu pasti punya rencana jahat yang tak terduga guna membalas kekalahannya waktu kepada kita" sahut Raja Merak menanggapi.

"Ada baiknya kita kembali ke Talawi guna memperingati kakang Dipto dan Wisnu. Dewi Ular pasti berkeliaran di sana guna mencari celah buat membalas dendam" Tanggap Kandito.

Nenek Lembah Air Mata mengangguk, lalu Nenek sakti ini lakukan gerakan semedi sebentar, samar-samar tubuhnya pancarkan cahaya ungu, ketika tangan di hentakkan ke depan cahaya ungu itu lepas dari raganya, menggumpal dan membentuk menjadi wujud tiruan  dirinya. Salah satu ilmu kesaktian dari Nenek Lembah Air Mata, ilmu Delapan Raga Delapan Sukma. Dia mampu memecah bayang, dan bayangannya itu memiliki separuh dari kesaktiannya.

"Pergi ke Talawi, katakan kepada muridku Pradipto bahwa Dewi Ular masih hidup, bersama Datuk Segala Sesat dia tengah mengatur rencana jahat. Minta mereka berhati-hati" perintah Nenek Lembah Air Mata kepada bayangannya itu.

Sosok bayangannya mengangguk tanpa tunggu lebih lama sosok itu pun melesat pergi.

"Lantas apa rencana kita?" Celetuk Candrika Dewi pelan. Dadanya masih sesak.

"Sayang, aku harus segera kembali ke Pulau Bambu Hijau, aku masih ingin menyelidiki keberadaan ayah kandungku di penjara sumur seribu ular. Syukur kalau masih hidup, namun jika sudah tiada maka aku harus mencari tulang belulangnya untuk dikubur" ucap Satra lalu dia berpaling kepada Raja Merak. Meminta persetujuan dari sang kekasih. Raja Merak mengangguk.

"Baiklah, kita tetap rencana semula. Pulang ke kediaman masing-masing. Lalu aku juga akan menemui Cermin Dewa kembali. Tunggu saja kabar dariku, kelak aku akan meminta kalian untuk berkumpul di Bukit Hening kediamanku" yang tutur Empu Mayat Suci. Semua orang mengangguk paham.
***

Hari beranjak malam, Pradipto dan Wisnu telah menerima sosok bayangan Nenek Lembah Air Mata yang mengabarkan berita penting itu. Kendati mereka was-was, namun mereka tak mau menyebarkan berita itu karena ingin menjaga suasana negeri yang baru saja mulai merintis membangun kembali. Yang jelas jika Dewi Ular datang mengacau mereka tak akan segan-segan membunuh perempuan ular itu. Mereka tak tahu bahwa di istana mereka telah mendekam seorang musuh di dalam selimut, Putri Gandari.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang