Lembar 101 - Tewasnya Perempuan Penghasut

191 28 15
                                    

Gilang terbaring lunglai dengan tubuh penuh keringat tanpa sehelai benangpun, di bawah tubuhnya ada sosok Prana yang tengah menatap kosong. Gilang gigit bibirnya, ada sesal yang tiba-tiba terbit disana, tapi mau bagaimana lagi? Jika tidak teratasi maka nyawa remaja ini akan terancam. Setelah yakinkan diri Gilang angkat tubuhnya dari atas Prana, dia baringkan diri di sebelah lelaki muda itu.

"Gila! Aku benar-benar melakukannya dengan bocah ini. Tapi jujur harus ku akui, tubuhnya nikmat sekali" Gilang membatin di dalam hati sambil melirik Prana yang saat itu telah pejamkan mata. Gilang gigit bibir bawahnya tatkala melihat dari mata Prana yang terpejam itu meluncur tetesan bening air mata.

"Maaf" Ucap Gilang pendek, ada sesal yang menggumpal di relung jiwanya.

Sepasang mata Prana membuka, dia menatap hampa ke atas langit, remaja ini seakan pasrah hingga tak berusaha menutupi tubuhnya.
"Aku bingung harus berterima kasih atau justru marah kepadamu, kak! Kau menyelamatkanku dari racun birahi mematikan, namun disisi lain kau juga merenggut keperjakaanku, aku ingin melakukannya dengan perempuan, bukan lelaki" ucapnya lunglai.

Gilang bangkit duduk lalu menoleh.
"Sekali lagi aku minta maaf, sungguh tak ada niatku buat memperkosamu. Tapi keadaan yang memaksa, aku tak ingin tubuhmu terbakar hangus oleh racun wanita ular itu. Kalau kau malu aku akan merahasiakan hal ini, anggap saja persetubuhan tadi tak pernah terjadi, tapi jika kau meminta pertanggung jawaban dariku, maka aku siap"

Mendengar ucapan itu karuan saja Prana menoleh. Akhirnya dia bisa melihat tubuh telanjang Gilang dengan pikiran jernih tanpa pengaruh racun birahi. Prana harus akui bagusnya tubuh bugil pria berambut seputih salju ini saat sedang duduk seperti itu. Belum lagi kelaminnya yang besar dan masih basah oleh cairan cinta mereka.

Tahu tubuhnya sedang dipandangi orang, dengan sedikit malu Gilang bangkit lalu membersihkan keringat di tubuhnya dengan satu kain terbengkalai milik korban pembantaian. Sepasang mata Prana terus mengikuti gerak-gerik Gilang, apalagi tatkala lelaki gagah itu sedang membersihkan bokongnya dengan kain. Prana bingung, kenapa tiba-tiba hatinya menjadi berdebar-debar.

"Aku akan bertanggung jawab jika kau mau" tegas Gilang lagi setelah memakai celana dalamnya.
"Tapi terus terang aku bukan laki-laki sempurna. Masa laluku kelam, aku pernah menjadi kekasih gurumu kemudian berkhianat, aku menikah dengan seorang perempuan, tapi jujur sampai sekarang masih ada sisa cintaku buat gurumu. Tapi kau tenang saja, aku tak keberatan buat membuka hati kepadamu" ucap Gilang diikuti dengan senyum manisnya.

Prana jadi terpana-pana, tanpa sadar dia anggukan kepala.

"Ayo manis! Pakai bajumu, kita harus menolong gurumu!" Ajak Gilang.

Prana akhirnya bangkit, Gilang membantu remaja itu buat membersihkan tubuh, terutama bokongnya yang tadi habis dihajar Gilang. Selesai berpakaian keduanya lekas menyusul ke Desa Bayangan Hijau lewat lorong rahasia.
***

Pertarungan antara Ashkar dan Pradipto benar-benar menakjubkan. Berlangsung dengan sengit penuh jurus-jurus mematikan. Sementara satu persatu penduduk kampung yang mengangkat senjata mulai jatuh roboh ditaklukkan lawan, apalagi setelah rombongan pasukan bantuan dari Nusa Mutiara berdatangan. Desa Bayangan Hijau benar-benar diambang kehancuran, bahkan benar-benar telah musnah.

Garik gigit bibirnya, tak pernah menyangka desa yang dipimpinnya kini telah luluh lantak tak berbentuk. Lelaki ini semakin kesetanan, dia tengah menggempur Panglima Garung Sesa, Pangeran Wilantara, juga Prabu Gumintang. Sementara para prajurit yang masih banyak membentuk pagar lingkaran hidup buat menyemangati pemimpinnya bertarung keroyokan.

Dari jarak cukup jauh Dewi Ular dan Datuk Segala Sesat menyaksikan jalannya pertarungan itu dengan santai di atas kereta kencana.
"Garik dan Wisnu diambang kekalahan Datuk. Baru menghadapi Pradipto, Panglima, dan juga raja pangeran bodoh itu saja sudah kewalahan"

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang