Lembar 111- Sepuluh Lelaki Menggoda

302 27 3
                                    

Kelana dengan di bantu Prana dan Gilang berkeliling mencari-cari keberadaan Kayu Ikatan Darah yang konon menjadi satu-satunya benda yang dapat membunuh Iblis Wisnu. Ingga, Satra dan Raja Merak cuma mengikuti sekaligus berjaga-jaga.

Sambil mencari menelusuri hutan mereka pun mengobrol.

"Maaf Kelana, jujur aku masih sedikit mencurigaimu. Bagaimana mungkin kau bisa semudah dan segampang itu buat menguasai jurus-jurus dan juga senjata milik Wisnu. Aku sendiri yang dulu sempat menjadi muridnya belum tentu dapat melakukannya" ucap Gilang, dia memang masih curiga kepada Kelana, namun pertanyaan tadi dia lontarkan dengan bahasa sebaik mungkin.

"Iya, benar! Bahkan untuk menguasai ilmu-ilmu dasar dan satu jurus andalan saja aku harus menghabiskan waktu satu tahun" sahut Prana pula.

"Harap kakak jangan sakit hati, tetapi memang penjelasan kakak tadi masih belum begitu jelas dan terang" Ingga terus menimpali.

Kelana pun menjadi maklum, maka diapun bercerita kembali.
"Maharaja Wisnu, Datuk Segala Sesat dan Dewi Ular tiba-tiba datang menaklukkan padepokan. Mengacaukan tatanan perguruan, bahkan membuat keadaan menjadi semrawut penuh dengan kemesuman"

"Maksudnya?" Raja Merak meminta penjelasan yang lebih terperinci.

"Wisnu yang dikuasai kekuatan jahat memaksaku untuk bersebadan dengan Dewi Ular. Waktu itu aku benar-benar tidak berdaya. Bahkan yang lebih gila Wisnu memaksaku untuk menyetubuhi ibu tiriku"

"Apa?" Kejut Sara Dirgantara. Lelaki ini benar-benar tak menyangka jika saudara sambungnya itu bisa segila itu setelah dikuasai kekuatan jahat.

"Dengan ajian penakluk hatinya, Wisnu bebas memerintah apa saja terhadap orang-orang diperguruan. Bahkan ayahku sendiri diminta buat menyetubuhi kekasihku"

Ingga cepat-cepat menjauh dan pura-pura tak mendengar. Sebagai perempuan dia cukup malu buat mendengar kisah yang sedikit mesum itu.

"Aku tak menyangka penderitaanmu sebesar itu. Sebagai saudara dari Wisnu aku mewakili memohon maaf padamu. Wisnu berbuat seperti itu diluar kesadarannya" ucap Satra pula.

"Aku mengerti, aku juga awalnya sangat membenci dan ingin membunuh iblis itu. Tapi semua berubah tatkala suatu malam aku bermimpi bertemu dengan Wisnu yang asli. Jiwanya sedang terpenjara diruang iblis. Disanalah dia menceritakan jalan hidupnya selama ini. Sejak itu rasa benciku padanya pun mulai pupus" Kelana berhenti sejenak, pria ganteng berpakaian serba hitam ini memandang hampa sebentar ke satu jurusan yang dipenuhi semak hutan yang berbunga ungu.

"Suatu ketika setelah menjaga Iblis Wisnu yang sedang tidur, sosok asli Wisnu berhasil keluar dari dalam penjara iblis. Dia menemuiku, dia menyuruhku buat pergi ke Hutan Kayu Wangi untuk mencari Kayu Ikatan Darah, dia juga menyerahkan Pedang Semesta Batin dan payung saktinya kepadaku. Namun aku ragu karena ilmu Kanuragan ku tidaklah sehebat miliknya. Ternyata Wisnu juga memaksaku untuk menerima seluruh kesaktiannya"

"Bagaimana caranya?" Tanya Gilang penasaran.

Kelana jadi ragu buat menjawab.

"Katakan saja! Tidak usah ragu"

"Mohon maaf semuanya, itu juga permintaan Wisnu sendiri, dia memintaku untuk menidurinya. Lewat bersetubuh itulah dia menyalurkan seluruh kesaktiannya kepadaku"

Satra, Gilang, Prana dan Rangga sampai terperangah tak percaya.
"Wisnu... Wisnu memintamu buat menidurinya?" Gilang masih tak menyangka, sebagai mantan kekasih, ada sedikit kecewa juga yang hinggap dihatinya.

"Maaf, bukan maksudku untuk menodainya, tetapi semua karena permintaan Wisnu sendiri orang yang diam-diam telah membuatku jatuh hati"

Kembali mereka yang mendengar ucapan itu melongo kaget.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang