Lembar ke 36 - Empu Mayat Suci

253 35 7
                                    

Tokoh-tokoh:
Pradipto / Pangeran Bangkai
Candrika Dewi
Empu Mayat Suci
Iblis Pantun
Raja Merak / Rangga
Wisnu Dhanapala
Kiani
Sariti
Laruni
***

Pangeran Bangkai tertegun, dia tau dia berada di dalam peti mati berwarna putih. Peti yang tadi menyelamatkannya dari serangan Kobra Kepala Lima peliharaan Dewi Ular. Peti itu merangsak di dalam tanah, di luar peti terdengar suara bergemuruh. Susana gelap gulita hingga Pradipto tak dapat melihat apa-apa, bahkan telapak tangan di depan mata pun dia tak dapat lihat.

Udara pengap, karena udara yang terjebak. Namun masih bisa membuat Pradipto bertahan dan bernafas walau cukup menyesakkan.
"Sampai berapa lama aku terjebak di dalam peti ini? Aku yakin peti ini tengah meluncur di dalam tanah. Lagipula peti siapa ini? Bukankah hanya aku saja yang memiliki kesaktian seperti ini, atau jangan-jangan sosok guru di dalam mimpiku yang melakukannya? Eyang Mayat Suci?" Hati Pradipto dipenuhi tanda tanya.

Tatkala dia teringat pada Wisnu Dhanapala seketika darahnya berdesir diguncang rasa takut dan cemas.
"Oh Dewata, apa yang terjadi terhadap Wisnu? Dia masuk ke dalam jurang. Selamatkan dia, dewa. Selamatkan orang yang paling aku cintai itu" Doa Pradipto dengan tulus, matanya berkaca-kaca bahkan air mata telah menetes pula, dia takut kalau Wisnu telah tiada...

"Iblis Bunga, kalau saja terjadi apa-apa terhadap Wisnu ku aku akan mencarimu sekalipun ke dalam neraka, kau harus mati di tanganku" batin Pradipto lagi.

Orang berjuluk Pangeran Bangkai itu putuskan untuk bersemedi menghening cipta di dalam peti, setidaknya itu akan membuatnya sedikit lebih tenang dan tidak terlalu memikirkan udara yang pengap.

Tiba-tiba saja terdengar suara bergemuruh.
"Brakkk" peti putih itu keluar dari dalam tanah, kreek pintu penutup peti langsung terbuka.

Sepasang mata Pradipt kesilauan diterpa sinar matahari akibat terlalu lama berada di ruang gelap.

"Kakang!" Satu suara perempuan memekik, perempuan ini cepat menghampiri dan memeluk Pradipto, Candrika Dewi.

"Candrika" ucap Pradipto lemah, dia coba atur jalan nafasnya yang kembali menghirup udara segar sambil melihat keadaan sekeliling. Dia berada di satu tempat asing di kelilingi bukit hijau nan permai, di hadapannya ada satu rumah besar dari kayu dengan pendopo yang luas, indah sekali.

"Kakang...." Isak Candrika di dalam tangisnya di pelukan Pradipto.

"Candrika, apa yang terjadi, dimana Nenek dan Kandito?" Tanya Pradipto setelah melihat kedua orang itu tidak ada.

"Kakang, nenek dan Kandito...mereka...mereka berhasil diringkus dan ditangkap oleh Dewi Ular" jawab Candrika terbata-bata.

"Apa?" Kejut Pradipto. Darahnya langsung mendidih mendengar kabar itu.

"Ini semua salahku kakang, harusnya aku menolong nenek, menolong kang Dito" tangis Candrika.

Pradipto kepalkan kedua tangannya menahan marah yang bukan olah-olah. Dia langsung bergerak pergi ingin menyelamatkan guru dan adik seperguruannya itu.

Namun satu suara terdengar menegurnya.
"Tahan langkahmu, Pradipto!"

Pradipto seketika hentikan langkahnya, dia menoleh. Dari dalam rumah melangkah keluar dua sosok manusia, satu telah dikenalnya yaitu Rangga si Raja Merak dan satu lagi... Bergetar lah hati Pradipto. Dia cepat menghampiri orang itu, begitu sampai dihadapan orang itu Pradipto langsung jatuhkan diri berlutut.

"Benarkah ini? Benarkah eyang yang selama ini hadir di dalam mimpiku dan mengajariku ilmu silat dan kesaktian?" Tanya Pradipto dengan hormat.

Orang yang tengah dihormati oleh Pradipto berumur kurang lebih hampir 80 tahun, namun tubuhnya meski kurus tapi masih terlihat sehat dan kuat, kalau diperhatikan dengan seksama sedikit mengerikan orang ini, kulit di sekujur tubuhnya putih pucat laksana mayat, belum lagi pakaiannya juga berwarna serba putih, termasuk rambut, kumis dan jenggotnya. Satu-satunya yang tidak putih hanyalah bola matanya saja. Dialah Empu Mayat Suci, yang selama ini menjadi guru ghaib Pradipto yang hadir di dalam mimpinya.

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang