Lisa terus berusaha, walaupun ia rasanya seperti sudah tak bisa berjalan lagi karena kakinya yang sangat kram itu.
"Ayo Lisa! Lo bisa!" Ucapnya yang sekarang menyemangati dirinya.
Tak lama, Lisa berhasil ke tepi pantai, ia memijit kakinya yang kram itu.
"Untung aja..."
Lisa sudah merasa kedinginan sekarang, tapi ia rasanya belum puas memandang dan mendengarkan ombak.
"Anak pungut, ya?..."
Ia membuka tasnya yang kini berada tepat disampingnya, ia mengambil sebuah kertas yang diberikan Rose di cafe tadi.
"Eomma sayang Lisa? Tapi aku ga pernah merasakan kasih sayang itu..."
Lisa mengepal kertas itu dengan erat, mengubah kertas itu menjadi bentuk bulat, lalu Lisa berdiri dan melemparkan kertas tersebut.
"Ombak yang menenangkan, tolong bawa kertas itu jauh-jauh dari hidupku."
Lisa kembali duduk dan kembali melamun disana.
Saat melamun, handphone nya berbunyi, menandakan bahwa ia mendapatkan notifikasi.
Lisa mengambil handphone nya lalu mengecek notifikasi tersebut.
Lisa mendapatkan pesan dari Kim Daejung, Appanya.
"Lagi? Menerima luka lagi? Apa Lisa bakal kuat kali ini?"
Lisa langsung menaruh handphone nya itu ke tas dan menutup tas tersebut, lalu menggemblokkan tas nya dan pergi dari pantai.
.
.Sesampai dirumahnya, ia melihat pintu rumahnya terbuka sangat lebar.
Lisa masuk kedalam dan sangat terkejut melihat Appanya sedang memegang sebuah gunting disebelah tangan kirinya.
Sekujur tubuh Lisa bergetar, jelas ia takut kalau Appanya itu berbuat yang tidak-tidak.
"A--appa?"
"BUKANKAH ANAK SEPERTIMU SEHARUSNYA TIDAK ADA DISINI?!" Teriak Kim Daejung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I MUST BE PERFECT?
Random"Aku hanya seorang manusia, tidak bisa sempurna seperti apa yang orang lain harapkan, aku hanya bisa berusaha semampuku saja..." "Aku akan berusaha untuk selalu kuat dan menjadi anak yang ceria seperti yang eomma inginkan." "Aku juga ingin diperhati...