09. Can hold back

5.4K 470 397
                                    

Disclaimer‼️

Tolong kerja sama nya, kurang-kurangin komen lanjut, next, di tunggu kelanjutannya, up lagi, up kak, dan seantek-antek nya...

Kalian bisa komen apapun, gak komen minimal kasih vote ^•^

Happy Reading Kiko 🐾✨

••••••






"Rayy, uang kas kemarin belum sempet lo bayar."

Rayyan yang tengah memainkan ponselnya mengangkat kepalanya, mengernyit bingung dengan Indah yang menagihnya uang kas.

"Kok lo yang nagih?" Tanya Rayyan, atensinya melihat Lea yang juga fokus pada ponselnya.

"Iya, kata Lea gue aja."

Rayyan beranjak berdiri, Faril yang berada di samping laki-laki itu menatap bingung sang teman yang melangkah kearah Lea.

"Mau ngapain si Rayyan?" Gumamnya bertanya.

"Lea," panggil Rayyan.

Lea mengangkat kepalanya sebentar, lantas menunduk menumpu kepala nya diatas meja seraya fokus kembali pada ponsel nya.

"Kok Indah yang nagih uang kas?" Tanya Rayyan yang tak di gubris.

"Lea__"

Bruk!

Rayyan sedikit tersentak, tatkala Lea beranjak seraya menggebrak meja. Mereka yang sudah berada di kelas sama terkejut nya, merasa heran dengan Lea yang tidak biasanya terlihat sangat marah.

"Lo ribet, Rayy." Celetuk Lea semakin membuat Rayyan merasa bingung.

"Maksud lo apa sih?"

Lea menatap dingin Rayyan. "Nggak apa-apa."

Baru ingin Lea melangkah, Rayyan lebih dulu menahannya.

"Lo kenapa sih?"

Lea menyentak tangan Rayyan membuat pegangan sang empunya terlepas.

"Nggak usah ribet, mau siapa aja yang nagih uang kas sama aja kan, lo harus bayar uang kas. Nggak usah banyak tanya gue kenapa, gue kenapa-napa pun itu bukan urusan lo." Ucap Lea, lantas tungkainya melangkah pergi.

Faril yang melihat kejadian tadi, langsung menghampiri sang taman. Menepuk bahu Rayyan, seraya atensi nya melihat Lea yang keluar dari kelas.

"Mungkin Lea ada masalah," ucap Faril namun tak membuat Rayyan puas dengan jawaban itu.

"Lo kenapa sih, Le." Batin Rayyan bertanya.

"Rayy, apa mau besok aja?" Tanya Indah membuyarkan lamunan Rayyan.

"Gue bayar sekarang."

🏡🏡

Carel tertawa melihat Arutala marah-marah, namun masih terlihat lucu.

"Usil banget sih, bentar lagi masuk Rel, gue nggak bisa ini gimana?!" Arutala menatap Carel kesal.

Gadis itu meminta tolong dengan Carel untuk mengajari nya matematika, karena tugas yang seharusnya di kerjakan di rumah malah ia kerjakan di sekolah. Banyak pelajaran yang tertinggal, membuatnya masih belum mengerti.

"Mangkanya, kalo ada tugas telpon gue, biar kerjain di rumah aja. Kalo gini ya gue nggak yakin bakalan selesai," ujar Carel.

Awalnya Arutala meminta tolong dengan Jidar, tapi sepertinya laki-laki itu masih belum sepenuhnya bisa menerima nya, membuatnya merasa takut. Carel yang tidak tega menawarkan diri untuk membantu gadis itu.

BUILDING [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang