01. New person

13K 566 331
                                    

Hellow...

Karena aku suka di sapa kalian, say hai dungs 😽

Area bucin, gak suka skip!

Jan lupa pencet tanda ✯ and spam komen ya  ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ 

Happy Reading 🍓🎀

•••••




"Pagi, Reog." Sapa Rayyan merangkul bahu yang lebih kecil.

Lea yang tengah melihat Mading sekolah itu sontak menoleh, terkejut dengan kehadiran Rayyan dan Naren yang tiba-tiba.

"AAAAAAA LEPAS!" Pekik Lea, mendorong Rayyan, membuat sang empunya menjauh lantas mengusap telinganya.

"Masih pagi, Reog. Udah teriak aja, lo. Mana di kuping gue lagi," kesal Rayyan mengusap telinganya yang terasa berdengung. Ia menjentikkan jarinya, guna memeriksa telinganya masih berfungsi atau tidak.

"Galak banget sih, cantik." Monolog Naren, yang langsung mendapat hadiah injakan pada kakinya yang berbalut sepatu.

Naren berusaha tetap terlihat cool, walau nyatanya ia ingin berteriak dan merintih. Kaki nya sangat sakit, Lea menginjak tanpa rasa bersalah.

"Bener-bener lo, Reog." Rayyan memutar bola matanya malas.

"Ya habis nya, lo berdua ngagetin gue aja." Sungut Lea membalas tatapan Rayyan.

"Nyapa Reog, emang salah?"

"Salah!"

Perdebatan sudah di mulai, membuat Naren memijat pelipisnya. Apakah hidup nya hanya akan di kelilingi orang-orang yang suka berdebat?

"Udah, masih pagi." Lerai Naren.

"Dia duluan," tunjuk Lea pada Rayyan, membuat sang empunya melotot tak terima.

"Enak aja, lo duluan."

"Rayyan."

Seseorang menahan tangan Lea, tatkala tangan kecil itu siap memukul Rayyan. Mereka menoleh mendapati Vanessa dengan earphone yang melingkar dileher nya, seraya tatapan dingin ia layangkan.

"Ke kelas," ajak Vanessa ingin mengajak Lea untuk ikut bersama nya.

"Eits, mau kemana sih cantik." Cegah Naren, ingin memegang tangan Vanessa namun sang empunya lebih dulu menghindar.

"Kalo galak gini jadi makin manis deh," monolog Naren menggombal. Namun bukannya tersipu, Vanessa justru melayangkan tatapan dingin pada laki-laki yang selalu menggangu nya sejak ia pindah ke sekolah ini.

"Basi anjir," celetuk Lea.

Rayyan langsung menarik Lea untuk berdiri di samping nya, membuat pegangan tangan Vanessa pada tangan Lea terlepas.

"Apa sih, Rayy?"

"Sssttt, biarin mereka deket." Bisik Rayyan pelan.

"Kasian Vanessa, jadi korban selanjutnya."

"Nggak, kali ini nggak."

"Ah, bohong lo."

"Gue serius, Reog."

Lea menginjak kaki Rayyan, tidak suka laki-laki itu yang memanggilnya dengan sebutan Reog.

"Gue Lea, bukan Reog."

"Sakit, anjir." Rayyan mengaduh, kakinya sangat nyeri. Lea benar-benar menginjak kakinya dengan kuat.

"Ekhem," Naren berdehem membuat Rayyan dan Lea menoleh.

BUILDING [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang