11. Rayyan is with us

5K 497 335
                                    

Part kali ini buat hati kalian berbunga-bunga 🌻💅🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part kali ini buat hati kalian berbunga-bunga 🌻💅🏻

Sebut nama cowok kalian di Dh pake emoji

1. Mahen 🍯
2. Rayyan 🥊
3. Jeano 👶🏻
4. Haidar 🌻
5. Naren 🐊
6. Carel 🎙️
7. Jidar ❄️

Spam komen yawwwww biar makin semangat nich up nya 💋

Maaciw ya Kiko cayang udh vote juga 🤸🏻‍♀️

Happy Reading Kiko qooooohhhhhhhh 💅🏻🧖🏻‍♀️

••••


"Sebagian ada yang naik mobil Carel," ucap Mahen seraya mengambil kunci mobil di meja ruang televisi.

"Gue sama Haidar naik mobil Carel," sahut Naren yang baru saja keluar dari kamar.

Keenam remaja itu memang sengaja datang ke rumah Rayyan sehari setelah Rayyan pulang bersama Bunda nya, memberi waktu luang ibu dan anak itu untuk saling bicara.

Dan kini dua mobil dengan merek berbeda itu melaju, membelah macet nya ibu kota.

🏡🏡

"Ayah, maafin Rayyan." Tangisan yang sedari kemarin terus terdengar dari kamar dengan nuansa biru laut itu.

Remaja berkaus putih dengan celana training menutupi kaki pendek nya itu terduduk di ujung ruangan seraya memeluk frame Poto yang menampilkan pria gagah- tersenyum manis kearah kamera.

Rasa sesak itu kian dalam setiap kali mengingat lebih banyak lagi tentang sang Ayah. Mengapa Ayahnya bisa membencinya, karena kala itu sang Ayah di hina oleh keluarganya sendiri, berkata kalau perusahaan nya sangat kecil dan keturunan nya tidak akan bisa memegang kendali pun kala itu ia masih terlihat kecil walau dirinya sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Kamar yang sudah berantakan dengan beberapa barang yang sudah pecah, tidak lagi kamar itu di katakan kamar karena sangking berantakannya.

"Ayah kenapa nggak bilang Rayyan, ayah ngelakuin ini semua demi Rayyan. Ayah nggak mau Rayyan di hina orang-orang terlebih itu keluarga Ayah sendiri." Tangis nya pecah, sesekali belakang kepalanya ia bentur ke dinding sampai terdengar suara.

Manik nya melihat pecahan cermin di kamarnya, tangannya terulur dengan seringaian yang tercetak jelas.

"Cakra lo bahkan lebih jahat lagi dari apa yang gue pikirkan," gumamnya pelan namun sangat tajam.

BUILDING [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang