27. About the heart

2.5K 366 270
                                    


Just information, siapkan hati 💗

Vote, spam komen dungs biar makin semangat up😗

Tembus 400 komen + 300 vote, kita lanjut cepat, kalo belum sampai kayaknya aku agak lambat ya. Ini karena aku bingung mau ngapain, jadi up dech...

Maaciw ye, and happy Reading Kiko qooooohhhhhhhh ❄️ 🤸🏻‍♀️

Matahari masih malu-malu menampakkan cahayanya, area sekolah juga masih terlihat sepi hanya ada beberapa murid saja disana.

Sisi berjalan di lorong koridor dengan earphone yang menyumpal telinganya. Kedua tangannya ia masukkan kedalam jacket yang ia pakai, udara pagi ini sangat dingin. Tatapannya begitu dingin, dengan wajah tanpa menoleh pada siapapun.

Saat ia melewati ruang kelas Jidar, ia menghentikan langkahnya, melihat pemuda yang akhir-akhir ini ia hindari. Pakaian pemuda itu masih memakai jaket, dan kaus putih sebagai dalamannya. Celana jens yang biasa pemuda itu pakai, tertidur disalah satu meja belakang.

Ingin mengabaikan, tapi ia tidak bisa kalau membiarkan Jidar terus tidur dikelas dalam keadaan tanpa memakai seragam sekolah.

Tungkainya melangkah pelan, menghampiri meja paling belakang. Melihat lebih dulu wajah Jidar yang terlihat lelap dalam tidurnya.

Diketuknya meja itu, dua kali ketukan tak membuat Jidar bangun, sampai beberapa kali baru pemuda itu terbangun.

Matanya mengerjap, membiaskan sinar matahari yang masuk dalam celah jendela kelas. Sayup-sayup ia melihat gadis yang biasanya selalu mengganggunya, tetapi akhir-akhir ini menghindarinya.

"Sisi," gumam Jidar.

Seakan panggilan Jidar tak membuat Sisi merasa senang, gadis itu melangkah kembali keluar kelas dengan cepat.

"Sisi," Jidar beranjak berdiri hendak mengejar Sisi.

Gadis itu semakin mempercepat langkahnya saat Jidar terlihat mengejarnya. Ia membuka kedua earphonenya, menaruhnya didalam kotak earphone. Dan berlari guna menghindari kejaran Jidar.

"Sisi, berhenti!" Jidar berhasil menggapai tangan Sisi, membuat gadis itu memberontak.

"Lepasin, aku." Sisi mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Jidar.

"Enggak!" Seakan abai, Jidar semakin erat menggenggam tangan gadis itu.

"Kak, aku mau kekelas, lepasin aku." Dada kirinya terasa sakit, ia sudah mencoba menjauh dari pemuda yang sangat ia cintai, tetapi pemuda itu malah mengganggunya.

"Mau kakak apa sih?" Sisi menyerah, membiarkan tangannya digenggam Jidar.

Netranya menatap manik mata teduh Jidar, tatapan yang tidak pernah ia dapatkan selama ia menyukai pemuda itu.

"Sampai sini aja?" Tanya Jidar membuat Sisi tidak mengerti.

"Aku enggak ngerti maksud kakak, lepasin aku!"

Liquid bening itu mengalir dari dua mata cantik sisi, membuat Jidar khawatir.

Saat tangan Jidar ingin menyentuh pipi sisi, sang empunya lebih dulu menghindar.

"Kenapa berhenti sampai sini? Kenapa jauhin gue? Kenapa enggak ganggu gue? Kenapa lo berubah, Si?" Cerca Jidar dengan banyak pertanyaan.

Sisi tidak percaya Jidar akan memberikannya banyak pertanyaan, dan itu semua hal yang diinginkan pemuda itu.

BUILDING [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang