20. Who?

3.8K 479 454
                                    

Cap cip cup, pacar kalian yang mana? Anak Dream House ya 😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cap cip cup, pacar kalian yang mana? Anak Dream House ya 😌

Spam komen dungssdsss 😗

Thanks for 100K viewers Kiko qooooohhhhhhhh ❄️ 🤸🏻‍♀️

Happy Reading

•••••

Ruangan televisi itu terdengar berisik, suara ketujuh pemuda yang saat ini tengah menonton film yang direkomendasikan Rayyan.

Film bergenre romance yang menceritakan si cewek suka dengan sahabatnya sendiri. Umpatan demi umpatan mereka lontaran kala di cowok tidak peka dengan perasaan si cewek, dan lebih memilih pacarnya yang jelas-jelas hanya mempermainkannya.

"Kisahnya kayak Haidar dan Zizi," celetuk Naren yang bersandar pada kepala sofa.

Haidar yang asik menonton seraya memakan snack ditangannya itu menoleh, melirik sinis Naren yang berbicara dengan enteng.

"Enak aja, lo. Zizi sama gue pure sahabat," sahut Haidar memutar bola matanya malas.

"Iyain," Mahen melirik sebentar Haidar dengan berdecih.

"WAH, WAH, WAH, CUP CUP!" Seru Carel heboh saat di cowok ingin mencium sahabat ceweknya.

Mahen langsung menutupi mata Jeano yang tadi sangat fokus pada televisi, membuat sang empunya memberontak ingin melepaskan tangan sang kakak yang menutupi matanya.

"Abang, mau liat." Jeano ingin melepaskan tangan Mahen, namun sang kakak malah semakin erat menutupinya.

"Adek, enggak boleh." Bisik Mahen pelan, sang empunya hanya berdecak, padahal ia ingin melihatnya juga.

Sedang enam pemuda lainnya menatap layar televisi dengan tatapan berbeda-beda. Naren dan Haidar yang biasa saja, Mahen yang berusaha menutupi mata Jeano sedang tatapannya fokus ke televisi, Rayyan yang sudah senyum-senyum seraya tangannya memainkan karpet yang ia duduki. Sedang Jidar menatap televisi dengan tatapan dingin, helaan napas terus keluar dari dua belah bibirnya, merasa lelah dengan Carel yang duduk tidak bisa diam. Pemuda itu terus memukul lengannya, perutnya, terkadang mendorongnya, seperti seseorang yang menahan salah tingkah.

Jidar menoleh, melihat Carel yang masih senyum-senyum dengan gerakan gemas. Seharunya mereka tidak menonton film yang membuat seseorang seperti kehilangan kendali karena salah tingkah, ia akan menjadi korban sahabatnya.

"Jidar, romantis banget." Carel merangkul lengan Jidar, tersenyum malu membunyikan wajahnya pada lengan atas sang sahabat.

Haidar melempar kulit kacang, tertawa melihat tingkah sang adik yang terlihat salah tingkah.

BUILDING [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang