BAB 32

857 33 0
                                    

Keinara terbangun dari mimpi anehnya, tampak Vanya dan Yura mengelilingi tubuhnya. Terlihat dari jendela, hari sudah mulai gelap dan teringat bahwa mereka akan kembali ke rumah itu sekarang.

"Kamu baik-baik aja kan, Kei?" Pertanyaan Yura menggambarkan betapa ragunya ia kembali ke rumah itu.

"Saya baik-baik aja, Bu."

Gadis itu turun dari ranjang, berdiri dengan sempoyongan dan hampir jatuh. Serasa ruangan kamar bergoyang padahal hanya terdiam. Vanya menggandeng tanganya dan kembali menanyakan hal yang sama seperti ibunya.

"Kak Kei yakin mau ke rumah itu?"

Mendengar pertanyaan itu, seketika Keinara terdiam, teringat akan perkataan Kiyo di alam bawah sadarnya.

"Bu, antarkan saya ke rumah Tuan Freddy."

"Ha?" pekik Yura saat mendengar permintaan Keinara yang tiba-tiba.

Ia justru bingung bagaimana gadis itu mengenal nama Freddy, tapi Yura dapat melihat sorot mata serius Keinara.

***

Seorang pria kaya itu hanya terduduk di ranjang dengan selimutnya, tampak barang-barang di kamar berceceran seperti baru saja dilempar. Serasa dunia bagai neraka di matanya, setiap langkah gangguan itu pasti datang.

"Tuan." Suara seorang wanita membuatnya terkejut dan hampir berteriak kencang.

Sang pelayan datang ke kamarnya secara tiba-tiba membuat pria itu mengira bahwa dia adalah sosok aneh yang menerornya belakangan ini.

"Dasar tak punya adab! Harusnya kau ketuk pintu!" bentak Freddy pada wanita itu.

"Maaf, Tuan. Saya melihat pintu kamar Tuan tengah terbuka."

"Lagian apa yang membuatmu kemari?"

Wanita itu mengatakan bahwa ada tamu yang ingin bertemu dengannya. Namun Freddy tak percaya begitu saja, kini ia meminta sang pelayan untuk mengantarnya menuju ke ruang tamu dengan begitu hati-hati dan waspada.

Dari balkon dalam rumah, pria itu melihat Yura bersama dengan Vanya dan seorang gadis yang membawa bayi, tak lain tak bukan adalah Keinara.

Freddy menyipitkan mata melihat gadis pengasuh itu, sedang Keinara dengan cepat menatap langsung ke arahnya. Pria itu amat terkejut sampai tubuhnya terjerembab ke lantai.

"Tuan! Tuan baik-baik saja?"

Tangan sang pelayan meraih ingin menolongnya, tapi pria itu menepisnya dan segera bangkit. Ia melangkah menuju ke ruang tamu untuk menghampiri dua perempuan itu.

"Kalau tidak salah, kau adalah Yura, kan? Istri dari pria yang selalu menuntutku." Freddy menyambut mereka dengan angkuh, kontras dengan raut wajah Yura.

Tatapan pria itu kini beralih kepada Keinara, ada secuil ingatan tentang gadis itu dan yang dia ingat hanyalah seorang gadis kecil jelita berambut pirang yang selalu bersama dengan anak laki-laki.

"Kamu?"

"Keinara Maria Rosalinda, saya adalah pengasuh anak dari Yura Handayani," ucap gadis itu memperkenalkan diri.

"Ada urusan apa kamu dengan saya? Saya tidak kenal kamu sebelumnya."

Mendengar itu, tawa Keinara perlahan terdengar dan semakin keras. Yura di sampingnya memandang aneh sang pengasuh putrinya.

"Anda berbohong, justru anda mengenal saya sebelumnya," ujarnya kemudian membuat Yura amat kebingungan.

"Kei, apa maksud kamu?" bisik Yura bertanya. 

Namun sang pengasuh hanya terdiam, matanya menatap lurus kepada Freddy. Tepat saat itu Vanya melihat Kiyo datang sambil mendekap tubuh pengasuhnya, membisikkan sesuatu di telinga gadis itu.

~***~

DISUKAI JIN PELINDUNG ANAK ASUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang