Langkah Yura perlahan mundur, kembali ia berlari. Meski sekencang apapun, tapi Keinara seperti mengikutinya. Gadis itu ada dimana-mana, tapi ia yakin bahwa mereka bukanlah yang ia cari. Sampai larinya harus terhenti tatkala melihat Keinara terbaring dalam balutan akar yang memeluknya dan di sampingnya sosok Kiyo begitu dekat dengan tubuh gadis itu.
Sosok itu memeluk Keinara seakan tak mau melepaskan dekapannya. Sentuhan jari dengan kuku yang panjang itu begitu lembut.
"Lepaskan anak angkat saya!" seru Yura pada Kiyo.
Mendengar itu, hantu pemuda dengan rupa menyeramkan dan rambut gondrong panjang itu membalasnya dengan tawa yang menggema sampai tanah yang dipijak bergetar.
"Kamu ingin mengambilnya? Tidak akan! Dia hanya milik saya!"
"Saya mohon, lepaskan dia." Yura mulai frustasi, terus memohon pada sosok itu.
Tangisannya begitu sendu, melihat kembali ke batang pohon tempat dimana tubuh Keinara terlilit oleh pohon dan dia sudah menghilang.
***
Vanya terbangun di malam gelap, ia turun dari ranjang kayu lalu mengambil sebuah lampu minyak dan berjalan menuju ke belakang rumah. Langkahnya begitu hati-hati, ia terus berjalan menembus kesunyian hingga samar mendengar suara dari kejauhan.
Bocah kecil itu semakin mendekat ke asal suara. Terlihat dari jendela, sebuah cahaya obor yang ramai menyala terang melawan kegelapan hutan. Vanya mencoba mengabaikan dan tetap berjalan menuju ke kamar kecil.
Meski begitu, suara erangan seorang wanita tampak terdengar dari sana dan membuat Vanya penasaran. Maka setelah ia menyelesaikan urusannya, ia berjalan menyempatkan diri menuju ke cahaya terang di sebalik pohon besar itu.
Suara erangan itu semakin keras ditambah suara desahan. Anak kecil itu bersembunyi di sebalik akar pohon yang besar. Tampak sepasang kekasih tengah memadu kasih di tengah hutan yang gelap.
Wajah perempuan dan laki-laki yang sedang bersetubuh itu tampak tak asing di wajah Vanya.
"Aaah ... aaah." Desahan lembut dari gadis itu semakin menggoda, membuat si laki-laki semakin bergairah.
Vanya merasa ketakutan melihat pemandangan ini, dia masih sangat muda mengetahui hal seperti itu. Namun gadis kecil itu sekali lagi ingin memastikan wajah perempuan dengan tubuhnya yang menggoda, telanjang bulat dalam pelukan sang kekasih.
"Aaaah ... V-Vanya." Gadis cantik itu memanggil namanya, ia menoleh memperlihatkan wajahnya.
"Kak Kei? Kak Keinara?"
Vanya terkejut melihat Keinara sedang digerayangi oleh seorang pemuda. Tepat saat gadis kecil itu mengetahuinya, si pemuda itu perlahan menoleh padanya memperlihatkan wajah yang dikenalnya.
"Vanya, kenapa kamu ganggu?" Nada marah dari mulut pemuda itu, tatapannya sangat garang.
"Kak Kiyo?"
Kaki kecil yang segera melangkah mundur, tapi ia terjerembab. Mulutnya terbata melihat semua kejadian itu, bahkan saat Vanya memergokinya sosok Kiyo masih saja melakukan adegan itu di depan matanya.
Tiba-tiba seberkas cahaya yang amat silau datang bak ledakan menyilaukan mata Vanya dan setelahnya semua cahaya lentera bersama Kiyo dan Kei menghilang menyisakan kegelapan hutan. Segera gadis itu berlari kembali memasuki gubuk.
Rupanya, Ki Jatmika melihat semuanya peristiwa yang menimpa Vanya. Langkahnya beranjak dari tempat ia berdiri.
*
Yura masih mengembara, larinya begitu kencang. Sering kali ia terjatuh lalu bangkit lagi sampai akhirnya wanita itu menyerah, terbaring di atas tanah. Ia merasa hidupnya akan berakhir, tubuhnya sangat lemas dan ia tak tahu akan seperti apa dia menyelesaikan hidupnya.
Samar dari pengelihatannya sebuah gubuk dengan lentera yang terang berada di depan matanya, membuatnya bangkit. Ia berdiri tegak lalu melangkah ke arahnya.
Sementara itu, Vanya berlari kencang menghampiri ayahnya yang terlelap. Tangannya gemetar membangunkan Lian, masih terekam jelas dalam ingatannya Keinara di depan mata sedang bersetubuh dengan Kiyo, dan pemuda hantu itu tak sama sekali menyadari Vanya.
"Ayah, Ayah! Bangun!"
"Ada apa, Nak?" Lian mengusap matanya seraya terbangun.
"Aku tadi lihat ada Kak Kei di belakang lagi sama Kak Kiyo." Tangan Vanya terus menunjuk ke arah pintu belakang.
"Vanya, ini sudah malam. Kamu mungkin salah lihat."
"Ngga, Yah. Vanya gak bohong, ada Kak Kei."
Seakan tak peduli dengan perkataan anaknya, Lian meminta Vanya untuk segera bergegas tidur. Namun suara ketukan pintu membuat mereka kembali terbuka.
~***~
KAMU SEDANG MEMBACA
DISUKAI JIN PELINDUNG ANAK ASUH
HorrorKisah tentang keluarga dan seorang pengasuh yang diteror oleh hantu penjaga anak kecil.