BAB 39

1.4K 43 10
                                    

***

Jauh sebelum semua hal aneh itu terjadi, kala semua terlihat masih sangat muda. Dua anak kecil bermain dengan riang gembira, bercanda tawa sambil bermain ayunan.

"Den, langit sebentar lagi mendung. Sebaiknya Den Kiyo cepat masuk." Seorang pria tua menghampiri dua anak itu.

"Sebentar, Paman. Aku masih ingin main lagi."

"Tapi benar kata Paman Jatmika. Sebaiknya aku pulang saja." Seorang gadis kecil cantik jelita itu merasa sangat cemas sembari melihat langit.

Ia berpamitan pada sang paman dan juga sahabatnya. Baju dengan rok terusan serba putihnya berkibar membuat Kiyo kecil larut dalam lamunan, senyum gadis itu begitu manis di pandangan matanya.

"Tuh, Non Keinara saja patuh pada orangtuanya. Sebaiknya cepat masuk, Den. Tuan dan Nyonya sebentar lagi akan pulang," ucap pria itu yang ternyata adalah Ki Jatmika kala raganya masih sangat kuat untuk bekerja. 

Mau tak mau, Kiyo kecil harus menuruti perintah dadi Ki Jatmika. Kaki kecilnya melangkah memasuki pintu sampai tak lama hujan datang begitu deras. Anak laki-laki itu hanya bisa memandangi dari jendela kamarnya dengan begitu sedih.

Pria tua itu hanya tersenyum melihat anak asuhnya yang tampak sangat sedih dengan cuaca hari itu.

"Sudahlah, Den. Besok kan bisa main lain dengan Non Kei."

"Entahlah, Paman. Aku sangat cemas jika Keinara sakit karena hujan. Lagipula kan dia suka hujan," ujar Kiyo kecil.

Ki Jatmika terduduk di kursi dan meminta bocah itu untuk segera duduk di pangkuannya. Itu adalah kebiasaan sang pengasuh Kiyo di kala bocah itu belum mengerti apapun. Seringnya ia menceritakan semua dongeng yang muncul dari kepalanya untuk menasihati Kiyo membuat sang anak lelaki tampan itu memahami maksud Ki Jatmika.

Berkat didikan itulah Kiyo menjadi seorang lelaki yang sangat penurut. Namun suatu waktu, Ki Jatmika harus menyudahi pekerjaannya sebagai pengasuh Kiyo dan memilih untuk bekerja sebagai pemotong kayu.

Di sinilah sebuah konflik perebutan tanah di rumah keluarga Kiyo terjadi, sudah sering kali Ki Jatmika mendengar bahwa orangtua Kiyo berselisih dengan seseorang yang merebut tanah milik mantan majikannya itu. Namun begitu cepat kabar itu tenggelam. Ki Jatmika pikir perselisihan itu sudah berakhir.

Namun suatu hal yang memilukan terjadi. Peristiwa ketika dirinya baru saja pulang dari kebun dan mampir sejenak ke kediaman keluarga Kiyo, akan tetapi beberapa orang pria dengan tubuh tinggi kekar dan berjas hitam tengah berdiri di depan rumah Kiyo membuat Ki Jatmika merasa curiga.

Rumah keluarga itu dalam keadaan sepi dan sosok pria yang rakus ingin merebutnya secara diam-diam. Ki Jatmika memutuskan untuk mengintip dan nanti akan ia laporkan pada mantan majikannya. Namun sayangnya, pria tua itu ketahuan.

"MAU APA KAMU?"

"E-eh ... maaf. S-saya hanya lewat saja."

"BOHONG!"

Para pria itu menyeret tubuh Ki Jatmika yang tak berdaya lalu membuangnya ke dalam hutan yang begitu jauh dari pemukiman. Tubuhnya penuh luka dan begitu lemas dan semenjak itu pulalah sosok Ki Jatmika tak lagi terlihat.

Namun pada suatu waktu, para warga sering melihat kakek tua itu berkelebat memberi peringatan akan sebuah hal yang berbahaya, ia juga sering menampakkan dirinya pada Kiyo. Pria tua itu tahu siapa yang bertanggung jawab atas kematian keluarga Kiyo, tapi ia tak bisa berbuat apapun hanya bisa memberi peringatan.

*

"Jadi itu ... anda menampakan diri pada saya," ujar Yura.

"Perlu kalian ketahui, kalian telah membeli rumah dari seorang penjajah," sahut Ki Jatmika seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Jadi apakah Keinara memiliki hubungan masa lalu dengan rumah itu adalah benar?" Kini, giliran Lian yang bertanya.

"Gadis itu sangat dekat dengan Kiyo, bahkan saat-saat terakhir pemuda itu pun dia masih sempat mengingatnya.

Namun mengingat Kiyo adalah sebuah ketakutan yang harus ia hindari, karena itu dia menghindar dari kesedihan ini dengan cara melupakan ingatannya tentang Kiyo dan semua kenangan antara mereka berdua."

Kini keheningan kembali merayap setelah mendengar kenyataan itu. Mereka di sana sangat cemas jika hadirnya arwah Kiyo akan membuat Keinara kembali mengingatkannya tentang luka batin yang telah lama dilupakan.

~***~

DISUKAI JIN PELINDUNG ANAK ASUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang