11. Dihukum

734 100 6
                                    

Pagi ini Halilintar sudah pesan makanan dari luar untuk sarapan keluarganya. Dia langsung membersihkan rumah orangtuanya tanpa ikut sarapan.

“Aku bisa terlambat ke sekolah hari ini,” gumam Halilintar saat mencuci piring.

“Habis ini cuciin baju kami,” ujar Gempa sambil menunjuk tumpukan baju di sampingnya.

Halilintar merengut kesal lalu menjawab, “Nanti pulang sekolah saja, aku lagi sibuk.”

Gempa menarik tangan kakaknya, “Cuci sekarang! Bajunya nggak cepat kering kalau nanti sore baru dicuci.”

Halilintar mendengkus kesal, dia menepis pelan tangan adiknya.

“Salahmu sendiri nggak nyuruh aku tadi malam buat cuci baju kalian,” ujar Halilintar dengan geram.

Gempa rasanya kesal saat kakak sulungnya melawan perintah. Padahal selama ini kakaknya itu sangat penurut jika diperintah keluarganya.

“Oh, kamu sekarang berani nolak permintaan dari keluarga ya?” tanya mama mereka yang tiba-tiba mendekat ke arah Halilintar.

Halilintar menggeleng cepat lalu tersenyum, “Nggak Ma, habis ini Hali cuci semuanya.”

Jujur saja Halilintar menurut karena hanya takut semakin dibenci oleh orangtuanya.

“Cepat!”

Mendengar bentakan dari mamanya membuat Halilintar panik, lalu meninggalkan piring yang dia cuci.

Setelah itu Gempa dan Taufan pergi ke sekolah duluan. Sedangkan orangtua mereka sudah pergi bekerja.

***

Beberapa menit kemudian, Halilintar sudah menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh keluarganya. Waktunya dia pergi ke sekolah meskipun dia sudah terlambat.

“Kenapa kamu terlambat?”

Pertanyaan dari seorang guru membuat langkah Halilintar terhenti di depan gerbang. Halilintar menyalami tangan gurunya sambil mengucap salam.

Halilintar tersenyum, “Maaf Bu, saya ada keperluan mendadak di rumah tadi.”

Guru itu menghela napas pelan, “Ya sudah, cepat letakkan tas kamu di kelas. Nanti bersihkan halaman belakang sekolah saat istirahat dan pulang sekolah.”

Halilintar mengangguk dan mengucap terima kasih pada gurunya. Ini bukan pertama kalinya Halilintar terlambat masuk sekolah gara-gara keluarganya.

Guru yang sering menegur Halilintar saja sampai hafal dengannya.

Di sisi lainnya, terlihat sosok siswa berjaket biru sedang kebingungan karena motornya mogok di tengah jalan.

“Mampus aku pasti dihukum kalau telat masuk kelas,” gumam siswa itu sembari mendorong motornya sampai depan bengkel.

“Motor ini saya tinggal di sini dulu ya Bang? Ini uangnya, kalau kurang bilang aja.”

Siswa itu lari menuju sekolah setelah memberikan uang ke pemilik bengkel.

“Loh Ice, ini kebanyakan!” seru si pemilik bengkel.

***

Di kelas Halilintar mencari-cari keberadaan teman sebangkunya. Ini keadaan gawat darurat kalau Ice tidak segera datang. Bisa-bisa Halilintar dapat hukuman lagi kalau tugasnya tidak dibawa Ice saat ini.

“Bu Zila nakutin banget sumpah, kalau ketahuan tugas kita nggak kita kerjain pasti langsung diomelin,” gumam Gopal.

“Hali, tugasmu udah selesai belum?” tanya Gopal saat melihat Halilintar kelihatan panik juga.

eccedentesiast (Halilintar Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang