2. kena marah lagi

1.5K 134 5
                                    

Hari ini Gempa pulang sendirian, harusnya hari ini dia pulang bersama Taufan. Tapi karena Taufan harus piket saat pulang sekolah, jadinya Gempa meninggalkan Taufan di sekolah.

“Duh ... Sepi banget,” gumam Gempa, dia berjalan cepat.

“Siapa itu?” Gempa menoleh ke belakang sambil berteriak.

“Eh? Nggak ada siapa-siapa?” Gempa menggaruk pipinya, dia yakin tadi ada yang mengikutinya.

Suasana sunyi di sana membuat Gempa bisa mendengar dengan jelas. Dia mendengar suara langkah kaki yang mengikutinya.

‘Tenang Gempa, kamu nggak boleh panik.’

Seseorang dari belakang menarik pundak Gempa.

“Akhirnya ketemu-”

Perkataan orang itu tak sempat selesai karena Gempa menarik bajunya, lalu membanting orang itu ke tanah.

Gempa langsung melepas orang itu, dia terlihat terkejut saat melihat wajahnya.

“Kak Taufan! M-maaf.”

“Menyesal aku ngerjain kamu,” gumam Taufan setelah berdiri sambil memegangi pundaknya.

“Makanya jangan iseng!” seru Gempa kemudian dengan sengaja dia menepuk pundak kembarannya dengan keras.

“Aduh! Sakit woi!” Taufan menepis tangan adiknya sambil meringis kesakitan.

Taufan sudah sering dibanting Gempa karena keisengannya selama ini. Namun, Taufan tidak pernah kapok mengerjai adiknya. Gempa sendiri sudah lelah dengan kelakuan kakak keduanya itu. Mereka berdua sering bertengkar karena hal-hal sepele.

“Bosen banget ... Pengen main game lagi,” ucapan Taufan membuat Gempa yang memasang tampang sinis padanya merubah ekspresinya.

Gempa terlihat tertarik, “Main game apa?”

Taufan terkekeh, “Kamu nggak tahu kalau ada game baru ya?”

Gempa menggeleng, “Game apa?”

Melihat raut wajah Gempa yang penasaran semakin membuat Taufan ingin mengerjainya.

“Mainkanlah game terbaru dari- Argh!”

Taufan terlempar ke belakang, punggungnya menabrak tembok. Gempa terkejut lalu menatap orang yang menendang kakak kembarnya dengan sorot mata yang tajam.

Gempa menjaga jarak dengan waspada, “Siapa kamu?”

Orang itu hanya diam dan melirik pada Taufan yang berdiri sambil memegangi perutnya.

“Sakit,” gumam Taufan.

Taufan merasa terkejut karena diserang tiba-tiba. Kejadiannya juga hanya beberapa detik, orang yang menyerangnya lompat dan menendangnya begitu saja.

“Di mana Halilintar?” orang itu bertanya tanpa membalas pertanyaan Gempa.

Gempa semakin waspada, “Kenapa kamu nyari kakak kami?”

“Kami ada urusan yang belum selesai,” jawab orang itu.

Gempa berlari menuju ke depan orang itu, “Aku nggak akan biarin kamu ketemu sama Kak Hali!”

“Jangan Gempa!” teriakan Taufan tak dipedulikan oleh Gempa.

Bruk

“Jangkauan tendangannya seluas itu?” gumam Taufan saat melihat Gempa menghindari tendangan orang itu.

“Ketangkap,” gumam Gempa yang memegang kerah seragam orang itu.

“Kamu yakin bisa nangkap aku?” tanya orang itu sambil menjegal kaki Gempa.

eccedentesiast (Halilintar Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang