Setelah acara debat selesai, Valen pun kembali menemui Donny di tempat berkumpulnya jurnalis di venue. Terlihat Donny sedang bersiap untuk keluar dan menunggu Pak Prasetyo dan Jabran siap untuk di wawancara. Donny melihat Valen yang berjalan menghampirinya dan memasang tampang kesal.
"Kenapa lagi tadi Lo sama Teddy?" Tanya Donny, Valen tersenyum meminta maaf.
"Maaf ya, Teddy rewel tadi liat Gue sama Gilang." Jawab Valen, Donny menghela nafas pelan dan berjalan menuju pintu keluar dan diikuti oleh Valen.
"Emang Lo tadi ngapain sama si Gilang?" Tanya Donny penasaran, Valen mengedikkan bahunya dengan acuh.
"Cuma ngobrol doang, tapi emang dia sempet narik Gue buat agak deket sama dia. Tapi itu juga karena di belakang Gue ada yang mau ambil minum, nah si Teddy langsung rewel." Jawab Valen lagi, ia lalu memberikan catatan yang tadi diberikan Teddy kepada Donny. "Nih dari Teddy, lumayan kalo misal ada topik yang Lo kelewatan dan nggak tulis. Gue sama sekali nggak nulis soalnya tadi."
Donny mengambil catatan tersebut dan membacanya, "Kayaknya Teddy lebih bakat jadi jurnalis dari Lo, rapi banget catatannya." Sahut Donny sambil tertawa kecil, Valen mendengus kesal dan memukul lengan Donny dengan keras.
"Kalo nggak ada Gue juga mana mau si Teddy bikinin catatan gitu ke Lo," protes Valen dengan kesal, Donny masih tertawa kecil.
"Iya iya Ibu Teddy.. iya. Makasih loh," ucap Donny, Valen hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Donny dan berjalan mendahului Donny ke pintu keluar.
Setelah sampai di luar, Valen dan Donny pun menunggu sampai tim dari Prasetyo-Jabran keluar dari Venue. Untungnya tak lama setelah itu merekapun keluar, beberapa wartawan langsung mengerubungi mereka termasuk Valen dan Donny.
Teddy dan Aji langsung memberi jarak agar wartawan tidak terlalu dekat dengan pak Prasetyo dan Jabran, wartawan pun memberi jarak dan wawancara pun dimulai.
Valen membiarkan wartawan lain menanyakan pertanyaan mereka terlebih dahulu sedangkan ia mencari-cari catatan yang ia tadi tulis sebelum dipanggil oleh Teddy. Saat Valen masih sibuk dengan catatan nya, tangan Aji tak sengaja menyikut Valen karena ada seseorang dari belakang yang mencoba untuk maju mendekat ke arah Pak Prasetyo, persis seperti kejadian Teddy dan Valen dulu.
Siku Aji mengenai dada Valen dan Valen spontan mengaduh kesakitan, tidak terlalu keras memang tapi cukup keras untuk didengar oleh Teddy. Aji otomatis menoleh ke arah Valen dan berkata maaf tanpa suara, tapi Valen tahu apa yang berusaha dikatakan oleh Aji. Valen dan Aji lalu kembali fokus kepada Pak Prasetyo, tapi mereka malah melihat Teddy yang kali ini memelototi Aji.
Aji langsung menunduk dan menghindari tatapan Teddy sedangkan Valen hanya memandangi Teddy dengan tatapan bingung, Teddy masih memperhatikan Valen sembari masih menjaga jarak antara wartawan dan Pak Prasetyo.
Valen pun akhirnya mendapat giliran untuk mengajukan pertanyaan dan Valen menanyakan pertanyaan seputar topik debat tadi dan tanggapan Prasetyo setelah debat tadi, apakah ia percaya diri dengan topik yang ia sampaikan tadi. Melihat Valen, Pak Prasetyo agak kaget tapi langsung tersenyum ramah dan menjawab pertanyaan dari Valen. Sesekali ia melirik ke arah Teddy dan memberikan senyuman penuh arti sementara Teddy berusaha untuk tidak terpengaruh dengan itu.
Sesi wawancara pun selesai dan para wartawan memberikan jalan untuk Pak Prasetyo dan yang lainnya untuk lewat, begitupun dengan Valen dan Donny yang langsung minggir untuk segera pergi dari venue tersebut. Valen memperhatikan catatannya dan berpikir sejenak.
"Kita ngerjain di tempat lain aja nggak sih? Males banget kalo ke kantor," ucap Valen kepada Donny, Donny berpikir sejenak.
"Boleh sih, agak jauh juga kalo mau ke kantor. Mau kemana? Coffee shop aja yang 24 jam?" Tanya Donny, Valen meringis karena merasa badannya terasa lelah kalau harus menghabiskan waktu di coffee shop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safe Haven
RomanceSepeninggal orang tuanya, Valentine Soedibyo berjuang sendiri sedari kecil sampai ia besar dan memutuskan untuk menjadi jurnalis. Hidupnya berjalan biasa saja sampai ia harus meliput kegiatan politik di negaranya. Dan kejadian itu mempertemukannya d...