24. Happy Val's Day !!

1.1K 121 58
                                    

Valen terbangun dari tidurnya saat alarm dari ponselnya mulai berbunyi, ia mengerang dan mengambil ponselnya untuk mematikan alarm dan memeriksa jam. Waktu menunjukkan pukul lima pagi dan Valen meletakkan kembali ponselnya di meja samping tempat tidurnya, ia berbaring telentang dan menatap langit-langit kamar.

Damn.. I'm 30 now....

Valen merenung tentang dirinya yang hari ini bertambah usia, 14 Februari boleh dibilang bukanlah hari favorit Valen. Banyak orang berkata hari ulang tahun membawa kebahagiaan bagi mereka, tapi sepertinya tidak dengan Valen. Hari ulang tahun nya selama ini sama saja seperti hari biasanya, bedanya mungkin di hari itu ia akan makan bersama teman-temannya dan terkadang mereka juga membelikan Valen kue ulang tahun. Setelah itu mereka akan meminta Valen untuk berdoa dan meminta sesuatu yang ia inginkan, yang menurut Valen sampai sekarang keinginannya belum terwujud. Well.. entah belum terwujud atau memang Valen yang tidak ingin mewujudkannya.

Jadi apa keinginan Valen selama ini?? Untuk mendapatkan seseorang yang bisa menemaninya selamanya dan tidak akan meninggalkannya, tentu saja. Valen sudah cukup kehilangan banyak orang yang ia sayangi di hidupnya. Ibunya, Ayahnya, Nenek dan Kakeknya, semua pergi meninggalkan Valen sendiri. Valen hanya ingin ada seseorang yang untuk sekali saja, bertahan menemaninya.

Lamunan Valen terganggu saat ponselnya berdering menandakan ada telepon masuk, Valen menoleh ke arah ponselnya yang terletak di meja dan memandangnya dengan heran. Sepertinya ini masih terlalu pagi untuk seseorang menelponnya, Valen lalu dengan enggan memutar tubuhnya agar mendekat ke meja tempat ponselnya berada. Valen pun mengangkat telepon tersebut dan suara yang familiar terdengar dari seberang telepon.

"Kamu udah bangun?" tanya Teddy dari seberang sana, suaranya terdengar seperti baru bangun tidur juga.

"Iya, aku harus ke rumah Pak Prasetyo nanti pagi-pagi buat ngeliput pemungutan suara hari ini kan." jawab Valen sambil kembali merentangkan tubuhnya di kasur, "Gimana perasaan kamu?"

"Tentang apa?" tanya Teddy dengan heran, Valen menghela nafas pendek.

"Nggak gelisah nunggu pengumuman hasil pemungutan suara nanti?" Valen balik bertanya, Teddy tertawa kecil.

"Bapak kayaknya yang gelisah, aku sih biasa aja." jawab Teddy, Valen tersenyum kecil tapi hanya diam. "Ya.. sedikit deg-deg an sih."

Valen tertawa mendengarnya, "Hahaha, It's gonna be okay. Siapapun yang menang aku yakin semua punya tujuan baik buat negara Indonesia," ujar Valen, Teddy hanya bergumam mengiyakan. "Lagipula dari yang aku lihat di kampanye kemarin kayaknya paling rame di tempat Bapak, deh."

"Semua hal bisa terjadi di pemilu, Len." gumam Teddy, Valen mendengus kesal.

"Positif sedikit lah kamu nih," protes Valen, Teddy hanya tertawa kecil. "Yaudah Mas, aku mau siap-siap dulu. Kamu juga buruan mandi.."

"Hmm.. bentar-bentar. Kamu bisa jalan ke resepsionis bawah nggak ya??" tanya Teddy tiba-tiba, Valen terdiam dengan bingung.

"Buat apa?" Valen balik bertanya dengan bingung, Teddy menghela nafas panjang.

"Turun aja.. kasian abang nya dibawah ditanya-tanya satpam." ucap Teddy dengan nada tidak sabar, Valen lalu dengan enggan bangun dari tempat tidur dan memakai cardigan dengan perasaan yang masih bingung.

"Emang ada apa sih? Jangan aneh-aneh deh," ancam Valen sambil membuka pintu apartemennya dan berjalan menuju lift untuk turun ke lobi apartemennya. Pintu lift pun terbuka dan Valen segera memasukinya dan menunggu lift untuk turun ke bawah.

"Kamu liat aja sendiri ya," sahut Teddy sambil tertawa kecil, Valen makin penasaran tapi memilih untuk diam.

Pintu lift pun terbuka dan Valen berjalan menuju resepsionis dan mendapati seorang laki-laki yang membawa buket bunga mawar merah yang lumayan besar, Valen memandangi lelaki itu dengan heran. Lelaki itu memperhatikan Valen dan melihat ke arah ponselnya sebentar, ia lalu tersenyum lebar ke arah Valen.

Safe HavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang