Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Teddy, Valen dan Teddy pun segera kembali melanjutkan perjalanan mereka ke pesta pernikahan teman dari Teddy. Di sepanjang perjalanan mereka mengobrol tentang bagaimana kedua orang tua Teddy sangat ramah kepada Valen dan untuk pertama kalinya Valen bisa merasakan kembali bagaimana rasanya mempunyai orang tua kembali.
Mereka terus berbincang-bincang sampai akhirnya mereka sampai di tempat acara resepsi pernikahan teman dari Teddy, tepatnya di Hotel Langham Jakarta.
Setelah turun dari mobil, Teddy langsung menggandeng tangan Valen dan menuntunnya untuk masuk ke dalam hotel tersebut. Valen mengagumi interior hotel tersebut yang di dominasi dengan warna putih tersebut, Valen mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat lampu gantung yang menambah kesan mewah dari hotel tersebut.
"Bagus banget ya," puji Valen sambil berdecak kagum, Teddy menoleh ke arah Valen sebentar sambil tersenyum.
"Ini salah satu hotel favoritku kalo di Jakarta, apalagi Sunday Brunch nya." Sahut Teddy, Valen memandanginya sambil tersenyum menggoda.
"Sama siapa kesini??" Tanya Valen sambil menyenggol lengan Teddy.
"Sendiri lah, kadang sama temen." Jawab Teddy dengan nada seperti membela diri, Valen hanya diam sambil masih memandangi Teddy dengan senyum menyebalkan di wajahnya. "Cowok,"
"Cewek juga nggak apa-apa," sahut Valen sambil membuang muka dan kembali memperhatikan interior sekitaran lobby tersebut.
"Iya, ini kan sama kamu." Ucap Teddy sambil merangkul pinggang Valen agar semakin dekat dengannya, Valen hanya tersenyum simpul dan membiarkan Teddy merangkulnya.
Merekapun berjalan sampai ke ballroom hotel tersebut, terlihat beberapa tamu sudah mulai memadati tempat acara. Beberapa dari mereka bahkan menyapa Teddy dan menanyakan tentang Valen, dan tentu saja Teddy mengenalkan Valen sebagai kekasihnya.
Seorang pria yang agak tua berjalan menghampiri Teddy dan Valen sambil tersenyum sumringah, terlihat seorang wanita di sampingnya yang kelihatannya adalah istri dari pria tersebut.
"Teddy.. apa kabar?" Sapanya sambil menepuk pundak Teddy, Valen menoleh ke arah Teddy yang kali ini sedang memberi hormat kepada pria tersebut sambil tersenyum.
"Siap, baik komandan." Sahut Teddy, pria tersebut tertawa kecil. "Udah lama banget nggak ketemu ya,"
"Iya nih, ada tiga tahun kita nggak ketemu ya?? Semenjak jadi ajudan MenHan." Ujar pria tersebut, ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Valen. "Wah, siapa ini?"
Teddy lalu menoleh ke arah Valen dan merangkul pinggangnya, "Ini Valen, pacar saya. Valen, ini Pak Gunawan, dulu dia komandan batalyon saya beberapa tahun yang lalu." Ucap Teddy, Valen tersenyum dan mengulurkan tangannya, Pak Gunawan menyambutnya dengan senyum ramah.
"Akhirnya ya, saya ikut seneng liatnya. Udah lama ya kalian?" Tanya Pak Gunawan kepada Valen.
"Oh nggak begitu lama, kita kenal baru beberapa bulan yang lalu." Jawab Valen, Pak Gunawan sedikit memasang ekspresi terkejut.
"Oh ya? Jarang-jarang loh Teddy mau ajak kenalan nya ke acara-acara kayak gini kalo belum serius," sahut Pak Gunawan sambil memandang Teddy, "Kamu udah serius berarti ini?" Tanya Pak Gunawan kepada Teddy.
Teddy tertawa pelan sambil menunduk sebentar, "Ya kelihatannya gimana, Pak?" Sahutnya, Pak Gunawan mengangguk pelan sambil tertawa kecil.
"Saya tahu maksud kamu," sahut Pak Gunawan disertai dengan tawa Teddy, Valen hanya tersenyum heran dengan kelakukan mereka. Pak Gunawan lalu tersadar bahwa ia belum mengenalkan istrinya kepada Valen, "Oh Valen, ini kenalkan istri saya, Ibu Fitri. Kalo mau ngobrol-ngobrol atau gimana sama ibu boleh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Safe Haven
RomansaSepeninggal orang tuanya, Valentine Soedibyo berjuang sendiri sedari kecil sampai ia besar dan memutuskan untuk menjadi jurnalis. Hidupnya berjalan biasa saja sampai ia harus meliput kegiatan politik di negaranya. Dan kejadian itu mempertemukannya d...